Minggu, 09 Agustus 2009

Menghindari Tipuan Setan


Syetan tidak pernah Pensiun

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar

Saudaraku, satu hal yang sering kita lupakan dalam hidup ini, yaitu menyadari akan keberadaan syetan. Syetan, walaupun wujudnya tidak terlihat oleh mata, namun hasilnya sangat nyata. Terbukti dengan banyak manusia yang terjerat akan tipuannya, gelap mata akibat kekhilafannya.

Salah satu tipuan syetan yang kerap mengelabui yaitu melalui hawa nafsu. Karena itu yang menjadi kendaraan syetan dalam menjalankan tugasnya mencelakakan manusia. Beberapa tabiat hawa nafsu jahat yang perlu kita waspadai diantarnaya nafsu senang pada penghargaan diri. Selain itu, syetan sangat senang menyuruh kita agar mengumbar nikmat secara berlebihan.

Dalam Al Quran digambarkan secara jelas bahwa Allah swt menciptakan syetan sebagai musuh bagi orang-orang beriman. Dengan keperkasaannya ia mampu menguasai diri kita. Kalau kita tidak peduli pada syetan, dia sangat peduli pada kita.

Kita tidak bisa melihat wujudnya, tapi dia sangat memperhatikan kita. Dan, syetan benar-benar terintegrasi kekuatannya untuk tolong-menolong. Jika kita kurang waspada bersiap-siaplah diri kita dikuasainya.

Kendaraan syetan adalah nafsu, syahwat, dan keinginan. Orang yang tidak mampu mengendalikan keinginannya akan habis dia gunakan untuk memperturutkan nafsunya. Dan orang yang dikuasai nafsu syetan selalu merasa diri paling benar. Ia merasa apa yang dilakukan merupakan kebenaran yang tidak mungkin salah. Sedangkan apa yang dilakukan orang lain adalah kesalahan yang tidak mungkin benar. Selain itu, ia senantiasa menyepelekan orang lain dan segala yang dilakukan diniatkan karena ingin dipuja dan dipuji orang lain. Amat rugilah orang yang selalu mengandalkan nafsunya untuk memenuhi keinginan. “Padahal syetan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka.” (QS. An-Nisa:120).

Dua strategi penting yang membuat kita lebih aman dari tipuan syetan. Pertama, banyak berlindung kepada Allah swt. Karena Dia-lah yang menguasai makhluk-makhluk (termasuk syetan). Kalau bukan berlindung kepada Allah lalu kepada siapa lagi. Hanya Allah-lah sebaik-baik pelindung.

“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku. Agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah:186)

Kedua, kuasai nafsu yaitu dengan mengendalikan diri. Setiap saat, setiap waktu, syetan selalu mencari peluang. Kalau kita kurang pintar mengendalikan diri bersiap-siaplah menjadi pelayan syetan. Tabiat hawa nafsu salah satunya sangat enggan pada ketaatan. Beribadah malas, begitu juga dalam beramal, kalau tidak menguntungkan dirinya, lebih baik tidak dilakukannya.

Kalau orang makin disukai Allah yang dibukakan ke orang tersebut adalah kekurangan, sedangkan ke orang lain yang dibukakan kelebihannya. Sebaliknya, orang yang tidak disukai Allah, dia membukakan kepada dirinya kelebihan kepada Allah, memperlihatkan kepada orang lain kejelekannya. Dia melihat dirinya paling baik. Naudzubillah . Saudaraku, sesungguhnya syaitan tidak akan pernah pensiun selama manusia ada dalam ketaatan kepada Allah. Oleh sebab itu, marilah kita tingkatkan keimanan kita. Wallahu a’lam bish showab.

Sukma Ama Wijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar