Kamis, 04 Juni 2009

HUKUM FACEBOOK dalam ISLAM



Hukum Facebook Tergantung Pemanfaatannya

Jadi intinya, hukum facebook adalah tergantung pemanfaatannya. Kalau pemanfaatannya adalah untuk perkara yang sia-sia dan tidak bermanfaat, maka facebook pun bernilai sia-sia dan hanya membuang-buang waktu. Begitu pula jika facebook digunakan untuk perkara yang haram, maka hukumnya pun menjadi haram. Hal ini semua termasuk dalam kaedah “al wasa-il laha hukmul maqhosid (hukum sarana sama dengan hukum tujuan).” Di bawah kaedah ini terdapat kaedah derivat atau turunan yaitu:

1. Maa laa yatimmul waajibu illa bihi fahuwal waajib (Suatu yang wajib yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi wajib)

2. Maa laa yatimmul masnun illa bihi fahuwal masnun (Suatu yang sunnah yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi wajib)

3. Maa yatawaqqoful haromu ‘alaihi fa huwa haromun (Suatu yang bisa menyebabkan terjerumus pada yang haram, maka sarana menuju yang haram tersebut menjadi haram)

4. Wasaail makruh makruhatun (Perantara kepada perkara yang makruh juga dinilah makruh)
Maka lihatlah kaedah derivat yang ketiga di atas. Intinya, jika facebook digunakan untuk yang haram dan sia-sia, maka facebook menjadi haram dan terlarang.

Kita dapat melihat bahwa tidak sedikit di antara pengguna facebook yang melakukan hubungan gelap di luar nikah di dunia maya. Padahal lawan jenis yang diajak berhubungan bukanlah mahram dan bukan istri. Sungguh, banyak terjadi perselingkuhan karena kasus semacam ini. Jika memang facebook banyak digunakan untuk tujuan-tujuan seperti ini, maka sungguh kami katakan, “Hukum facebook sebagaimana hukum pemanfaatannya. Kalau dimanfaatkan untuk yang haram, maka facebook pun menjadi haram.”

Waktu yang Sia-sia Di Depan Facebook

Saudaraku, inilah yang kami ingatkan untuk para pengguna facebook. Ingatlah waktumu! Kebanyakan orang betah berjam-jam di depan facebook, bisa sampai 5 jam bahkan seharian, namun mereka begitu tidak betah di depan Al Qur’an dan majelis ilmu. Sungguh, ini yang kami sayangkan bagi saudara-saudaraku yang begitu gandrung dengan facebook. Oleh karena itu, sadarlah!!
Semoga beberapa nasehat ulama kembali menyadarkanmu tentang waktu dan hidupmu.

Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,

“Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”

Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas,

“Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

“Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”

Ingatlah … kematian lebih layak bagi orang yang menyia-nyiakan waktu.

Ibnul Qayyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu,

“Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)

Marilah Memanfaatkan Facebook untuk Dakwah

Inilah pemanfaatan yang paling baik yaitu facebook dimanfaatkan untuk dakwah. Betapa banyak orang yang senang dikirimi pesan nasehat agama yang dibaca di inbox, note atau melalui link mereka. Banyak yang sadar dan kembali kepada jalan kebenaran karena membaca nasehat-nasehat tersebut.

Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain apalagi dalam masalah agama yang dapat mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” (Al Jaami’ Ash Shogir, no. 11608)

Dari Abu Mas’ud Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa memberi petunjuk pada orang lain, maka dia mendapat ganjaran sebagaimana ganjaran orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu maka itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah (harta yang paling berharga orang Arab saat itu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihatlah saudaraku, bagaimana jika tulisan kita dalam note, status, atau link di facebook dibaca oleh 5, 1o bahkan ratusan orang, lalu mereka amalkan, betapa banyak pahala yang kita peroleh. Jadi, facebook jika dimanfaatkan untuk dakwah semacam ini, sungguh sangat bermanfaat.

Faedah dari perkataan Imam Asy Syafi’i:

“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil)”.(Al Jawabul Kafi, 109)

Kami hanya bisa berdoa kepada Allah, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah bagi orang yang membaca tulisan ini. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk memanfaatkan waktu dengan baik, dalam hal-hal yang bermanfaat.


Muhammad Abduh T.

PENGHORMATAN ISLAM TERHADAP WANITA


Bagaimana Islam Memandang Kaum Hawa?

Wanita dalam Islam sangat dihargai dan dihormati, sangat berbeda dari anggapan yang tidak benar dan menyimpang yang tersebar luas diantara para non muslim.

Kitab suci Al-Qur'an telah menggarisbawahi fakta, pria dan wanita memiliki posisi yang sama dimata Allah. Hal yang membedakan adalah keimanan dan amal ibadahnya. Hukum islam telah menjamin hak wanita lebih dari 1.400 tahun yang lalu, terutama ketika wanita dalam masyarakat barat tengah berjuang untuk memperoleh haknya.

Contohnya, Islam memandang wanita sebagai seseorang secara utuh yang secara spiritual sama dengan laki-laki. Selain itu, berdasarkan Hukum Islam, wanita juga memiliki hak untuk memiliki lahan, menjalankan bisnis dan memperoleh upah yang sesuai dengan pekerjaannya.

Dalam islam, wanita memiliki kontrol terhadap kekayaannya. Wanita juga tidak boleh menikah, tanpa keinginannya.
Kemudian, wanita dalam islam juga memiliki hak waris terhadap properti dan hak untuk memohon cerai dari suaminya jika diperlakukan tidak sesuai dan tidak dapat lagi hidup bersama dalam pernikahan.

Islam juga tidak melihat wanita dengan pandangan merendahkan atau sebagai godaan yang menyesatkan. Juga tidak menyalahkan wanita sebagai penyebab dosa.

Wanita dalam islam bisa melakukan semua ibadah yang sama dengan laki-laki. Bahkan, hak yang diberikan islam terhadap wanita sekitar 1.400 tahun yang lalu, jauh lebih dulu dibandingkan di dunia barat pada tahun 1900-an.

Lima puluh tahun yang lalu, wanita dalam masyarakat barat tidak dapat membeli rumah atau mobil tanpa tandatangan dari ayah atau suaminya.

Islam memberikan rasa hormat terhadap wanita dan peran penting dalam masyarakat.

Sebagai catatan, Nabi Muhammad SAW berhasil menghentikan perbuatan keji pada wanita pada masyarakat masa itu. Contohnya, Al Qur'an menghentikan para penyembah berhala yang membunuh bayi perempuan yang lahir.
Jika wanita dalam negara muslim saat ini tidak bisa memperoleh haknya, bukan karena islam tidak memberikan namun karena banyaknya tradisi asing yang biasa dilakukan di berbagai tempat yang seakan-akan merupakan ajaran islam. Disebabkan kebodohan atau dampak dari penjajahan.

Penghormatan islam terhadap wanita dapat terlihat dari "mahkota" yang diberikan berupa jilbab dan kerudung, justru sering dianggap oleh orang anti muslim sebagai simbol penindasan dan perbudakan. Allah memerintahkan wanita muslim untuk mengenakan penutup di seluruh tubuh kecuali wajah dan tangan sebagai pelindung.

Al-Qur'an menyebutkan dengan jelas, menggunakan kerudung sebagai penutup tubuh sebagai kewajiban, bukan sebagai pilihan.

"Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab:59)

Al-Qur'an juga menunjukkan pentingnya kerudung untuk kesopanan yang dapat melindungi wanita dari gangguan.

Salah satu tujuan dari penggunaan kerudung dalam islam adalah perlindungan. Kerudung dalam islam tidak bisa diartikan debagai kekuasaan pria terhadap wanita, atau kepemilikan seorang wanita oleh pria. Sebaliknya, hal itu menunjukkan penghormatan dan perhatian terhadap wanita.

group muslimah, disarikan dari: islamonline

FASTAKIM KAMA UMIRTA


Tetap Teguhkan Pendirianmu.........
(Pesan bagi Para Mujahid)
Saat kekuatan sudah memuncak, saat tak terpikir bahwa kemenangan yang diraih hanyalah berlalu sejenak saja, dan tantangan baru telah menanti, maka bisa jadi semangat yang semula membara telah kehabisan bara arangnya. Keletihan menggapai kemenangan dan euphoria, telah menutup pintu kesungguhan dan memadamkan cahaya semangat untuk tetap bertahan di puncak. Memang meraih kemenangan itu sulit adanya. Tetapi benar kata petuah, bahwa mempertahankan kemenangan yang lebih payah lagi melakukannya.

Itulah sebabnya guru kita lebih suka menulis kata-kata “Pertahankan terus prestasimu!” dalam raport juara kelas ketimbang hujan pujian yang memenuhi kolom komentar penuh-penuh. Cobaan seorang pejuang adalah batu ujian dan kelelahan yang datang bertubi-tubi. Sementara cobaan seorang pemenang adalah memantulkan tembakan pujian yang datang ke arahnya menuju Allah, dan mencoba agar keberhasilan itu tetap berada di tangannya sampai waktu yang tak terukur nilainya.

Lebih mudah mendaki gunung yang menjulang tinggi, ketimbang tetap bertahan di atas puncak gunung tersebut. Lebih mudah menghapal Al-Quran ketimbang mempertahankan agar hafalan itu tetap melekat dalam memori kita. Lebih mudah ber"Taubat" ketimbang mempertahankannya hingga mendapat title “Nasuuha” di belakangnya.

Allah..... Benar, dunia ini hanya ujian. Tak ada nikmat yang abadi. Tak ada kemenangan yang abadi. Tak ada kepuasan yang abadi. Yang abadi hanyalah tugas menghamba selama hidup di dunia. Menjadi hamba artinya bekerja keras siang dan malam untuk yang diperhambakan. Tak peduli saat berjuang, saat kalah, saat menang, saat gagal, dan saat berhasil, semuanya harus bernilai ibadah di mata-Nya. Luapan kegembiraan hanya sementara.

Gempita shalawat badar segera berlalu ketika Rasul memasuki madinah al-Karim. Setelah itu, adalah saatnya meneruskan perjuangan dengan membangun masjid, pasar, dan mempersaudarakan Anshor dan Muhajirin. Tak ada malam perayaan dan kembang api. Tak ada makan besar dan permainan rakyat. Perjuangan terus dilanjutkan.

Dan kita tidak tahu apakah perjuangan ini akan berahir husnul khotimah atau tidak....

Tak ada pilihan, saat energi telah menguap dalam gegap gempita kemenangan, segera siapkan cadangan energi selanjutnya untuk memertahankan kemenangan itu. Seperti mobil balap, siapkan nitromu untuk mepertahankan kecepatan tertinggi dan menambah lagi kecepatan itu sampai garis finish itu terlewati.

"Faidzaa.... Faragh ta Fanshob..!"

~ tulisan ini kudedikasikan untuk semua mujahid dan mujahidah yang baru saja mereguk kemenangan dimanapun antum berada... amal kita masih banyak... sementara jalan kita tidaklah pendek jua.... saatnya kembali mengencangkan ikat pinggang..! demi tertegaknya kalimat agung yang kita cita-citakan : Laa ilaa ha Illallah....!!!

Yahya Ayyash, aktifis dakwah facebook

Rabu, 03 Juni 2009

UQIBBUKI FILLAH



Cinta Sejati Tak Pandang Bulu

Suatu malam Ade mengajukan pertanyaan kepada suaminya, Akang, “Apa yang membuat Akang memilih saya menjadi isteri Akang? Bukankah saya tidak lebih cantik dari teman-teman perempuan Akang yang lain?”

Akang yang mendapat pertanyaan itu hanya menyunggingkan senyum tanpa menjawab sepatah kata pun. Mungkin pertanyaan itu terlalu retoris karena disampaikan hanya satu hari setelah pernikahan mereka. Akang pun tetap sibuk menyemir sepatunya untuk kerja esok hari.

Merasa tak puas hanya mendapatkan senyum manis sang suami, Ade pun mendekati Akang dan mengulangi pertanyaannya. ”Jawab atuh kang, Ade butuh jawabannya...?”

Tiba-tiba tangan Akang yang berlumuran semir warna hitam mendarat mulus di kiri dan kanan pipi Ade yang putih. Ade tak sempat berkelit dan hasilnya, wajah Ade pun menjadi cemong. Sesaat kemudian Ade pun ngambek menekuk wajahnya, bibirnya maju beberapa senti. Jawaban yang diharapkannya tak keluar sedikit pun dari suaminya, justru tangan Akang yang berlumuran semir hitam yang mewakili jawaban itu.

Melihat isterinya kecewa dan nyaris meneteskan air mata, Akang langsung menarik tubuh mungil isterinya itu, mendekapnya erat dan kemudian menghadapkan wajah isterinya tepat dihadapan wajahnya. Hidung mereka hampir bersentuhan, hanya beberapa mili saja jaraknya. Ia memberi isyarat hendak mengatakan sesuatu yang serius, bening air di sudut mata Ade tertahan tak jadi tumpah. Bak kembang yang baru mekar, wajah Ade berubah cerah menunggu tak sabar gerangan apa yang akan disampaikan suaminya.

”Andai wajah Ade benar-benar hitam sehitam semir ini, Akang akan tetap mencintai Ade,” kalimatnya terlalu datar, belum membuat senyum Ade mengembang. Langit di wajahnya masih sedikit mendung, belum sepenuhnya cerah. Ade hanya menganggukkan kepalanya agak ke atas seolah sedang bertanya ”lalu?”

Mengerti isyarat ”lalu?’ isterinya, Akang pun mengeluarkan barisan kata-kata yang nampaknya sudah lama tersimpan. ”Cinta Akang bukan cinta biasa”. Ah, lagi-lagi Ade kecewa, ia memalingkan wajahnya sedikit ke kiri pertanda protes. Mungkin dalam hatinya Ade berkata, ”punya suami nggak kreatif banget, jiplak Siti Nurhaliza”.

Tapi Akang pun sebenarnya belum selesai. Kalimat ”cinta Akang bukan cinta biasa” itu hanya kalimat pembuka rangkaian kalimat yang sudah tersimpan rapih di kantongnya. Senyum yang lebih manis lagi disuguhkan ke wajah isterinya dan, ”Akang mencintai Ade bukan karena kecantikan Ade, bukan karena satu sisi pun di tubuh Ade. Ingat, mungkin tiga puluh tahun lagi Ade tidak secantik hari ini. Kalau Akang hanya melihat kecantikan Ade, cinta Akang akan berkurang seiring dengan berkurangnya kecantikan Ade”.

Wajah Ade tambah cerah. Tapi Akang seperti tak memberi kesempatan isterinya untuk berkata-kata.
”Jika Ade bertanya, apa yang membuat Akang memilih Ade sebagai isteri Akang, jawabnya Allah. Allah yang memilihkan Ade untuk Akang. Jadi yang paling tahu kenapa Ade yang dipilih Akang menjadi isteri, tentu saja Allah. Sedangkan kecantikan, serta hal-hal fisik lainnya yang ada di diri Ade, ibarat pakaian yang menghiasi tubuh pemakainya, tak ubahnya seperti seekor burung merpati, apapun warna bulunya tak mengubah namanya tetap merpati. Hakikat merpati bukan pada warnanya, melainkan pada penurut dan kesetiaan yang menjadi sifatnya”.

Ade pun tersipu. Kali ini ia yang benar-benar tak sanggup berkata.
”Sayang, benci, marah, atau cinta itu semestinya diletakkan pada piringan Allah. Alasnya hanyalah Allah, sebab Allah-lah yang menciptakan semua rasa itu”.
Senyum Ade tipis manis menghiasi wajahnya. Binar matanya menunggu tak sabar barisan kata indah suaminya.
”Coba kita tiru cara Allah marah, sayang atau bahkan cinta kepada hamba-Nya...”

Ade tak sabar mendengarkan,
”Ingat kisah Adam ketika diusir Allah dari surga? Allah bukan marah kepada Adam, tetapi marah lantaran sikap Adam yang melanggar aturan Allah. Bahkan boleh jadi, Allah tidak membenci dan melaknat syaitan karena zatnya, melainkan karena sikapnya yang sombong, membangkang dan tak mau tunduk kepada Allah. Coba pelajari sejarah Bilal bin Rabbah, wajahnya tak tampan, kulitnya hitam legam, tetapi Allah mencintainya karena keimanannya yang tak terbanding. Pelajari juga alasan Allah menjadikan Abu Lahab sebagai salah satu figur penghuni neraka, adalah karena sikapnya yang menentang Rasulullah”.

Berguguran bening air dari sudut-sudut mata isterinya. Sementara Akang belum memberikan tanda-tanda akan menghentikan kalimatnya.
”Dan episode cinta yang meniru cara Allah mencinta ini, dipentaskan dengan cantik oleh Muhammad Rasulullah bersama para sahabatnya. Ummat Muhammad mencintai putra Abdullah itu bukan karena ia cucu Abdul Muthallib, salah seorang yang paling disegani masyarakat Quraisy. Juga bukan karena Muhammad keponakan Abu Thallib yang cukup terpandang. Adalah sifat mulia Muhammad yang membuat orang-orang mendekat dan menjadi sahabatnya serta mengikuti ajarannya”.

Akang pun memeluk isterinya seraya berbisik, ”cintai Akang karena Allah de, cintai Akang sepanjang Akang tetap dekat kepada Allah. Cintai Akang dengan cara menegur Akang setiap kali menyimpang dan berbuat salah. Begitu pula cara Akang mencintai Ade...

Bayu Gawtama
( group muslimah)

10 PERKARA YANG MENDATANGKAN CINTA ALLAH


Berikut Adalah Hal-Hal Yanag Dapat Mendatangkan Cinta Allah

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin.

Saudaraku, sungguh setiap orang pasti ingin mendapatkan kecintaan Allah. Lalu bagaimanakah cara cara untuk mendapatkan kecintaan tersebut. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan beberapa hal untuk mendapatkan maksud tadi dalam kitab beliau Madarijus Salikin.


Pertama,
Membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. [Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an, pen]

Kedua,
Mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib. Dengan inilah seseorang akan mencapai tingkat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapatkan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi seorang pecinta.

Ketiga,
Terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya.

Keempat,
Lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.

Kelima,
Merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah, fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (karena mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut).

Keenam,
Memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya.

Ketujuh,
Inilah yang begitu istimewa- yaitu menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.

Kedelapan,
Menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.

Kesembilan,
Duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain.

Kesepuluh,
Menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala.

Semoga Allah kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya.
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallalahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Sumber: Madaarijus Saalikin, 3/ 16-17, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Darul Hadits Al Qohiroh

Muhammad Abduh T, group da'wah tauqid

MENINGGAL DALAM KEADAAN SUJUD



Kisah Pak Tua dan Al-Quran

Kisah di bawah ini dikutip dari "Cara Mudah Menghafal Al-Quran",
oleh Ali Saleh Muhammad bin Ali Jaber (Guru Tahfizh al-Quran Masjid Nabawi)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman syurga. Dan mimbarku di atas kolam.
(Shahih Bukhari)

Ketika saya mengajar dalam rangka memperbaiki bacaan al-Quran di sebuah majelis taklim di Madinah, datanglah seorang bapak yang kira-kira berusia 50 tahun, dia adalah orang yang buta huruf dan bertanya kepada saya bagaimana bisa membaca alQuran. Saya menyarankan agar ia minta tolong kepada orang lain untuk membacakan dan kemudian dengarkanlah karena orang yang membaca al-Quran dan yang mendengarkan mendapatkan pahala yang sama.

Akhirnya setiap selesai sholat berjamaah di masjid Nabawi orang tua tersebut minta tolong kepada orang yang berada di sebelahnya untuk membacakan al-Quran. Kebiasaan ini dilakukannya secara terus menerus selama 3 tahun di masjid Nabawi setiap selesai sholat fardhu.

Ketika bulan Ramadhan dia pergi ke roudhah yaitu suatu tempat yang berada di antara makam Rasulullah dan mimbar di mesjid Nabawi Madinah. Seperti biasanya setelah berbuka puasa dan sholat magrib di tempat tersebut dia minta tolong kepada seorang pemuda untuk membacakan al-Quran dan dia mendengarkannya. Ketika bacaan pemuda itu sampai pada ayat sajadah keduanya melakukan sujud tilawah. Lalu terjadilah kejadian yang sangat mengharukan, yaitu pada saat pemuda tadi bangun dari sujudnya dia melihat orang tua tadi meninggal dalam keadaan sujud.

Tidakkah kita iri akan suatu kematian, di bulan Ramadhan? Di sebidang taman surga? Dalam keadaan menghamba?

Jika seorang buta huruf alQuran mendapat begitu tinggi kemuliaan, maka bagaimanakah dengan kita yang dapat membacanya? Sungguh, bukan kemuliaan yang enggan hinggap di jiwa, tapi jiwalah yang enggan menggapainya.

Cukuplah kata, tinggallah air mata.

group muslimah

Selasa, 02 Juni 2009

MISTERI PERKAWINAN



Rahasia Dibalik Bersatunya Dua Insan Berbeda Jenis

Pernikahan merupakan salah satu sunnah Rasul SAW dan merupakan anjuran agama. Pernikahan yang disebut dalam Quran sebagai miitsaaqun ghaliizh, perjanjian agung, bukanlah sekedar upacara dalam rangka mengikuti tradisi, bukan semata-mata sarana mendapatkan keturunan, dan apalagi hanya sebagai penyaluran libido seksualitas atau pelampiasan nafsu syahwat belaka.

Penikahan adalah amanah dan tanggungjawab. Bagi pasangan yang masing-masing mempunyai niat tulus untuk membangun mahligai kehidupan bersama dan menyadari bahwa pernikahan ialah tanggungjawab dan amanah, maka pernikahan mereka bisa menjadi sorga. Apalagi, bila keduanya saling menyintai.

Nabi Muhammad SAW telah bersabda yang artinya, "Perhatikanlah baik-baik istri-istri kalian. Mereka di samping kalian ibarat titipan, amanat yang harus kalian jaga. Mereka kalian jemput melalui amanah Allah dan kalimahNya. Maka pergaulilah mereka dengan baik, jangan kalian lalimi, dan penuhilah hak-hak mereka."

Ketika berbicara tentang tanggungjawab kita, Rasulullah SAW antara lain juga menyebutkan bahwa "suami adalah penggembala dalam keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya dan isteri adalah penggembala dalam rumah suaminya dan bertanggungjawab atas gembalaannya."

Begitulah, laki-laki dan perempuan yang telah diikat atas nama Allah dalam sebuah pernikahan, masing-masing terhadap yang lain mempunyai hak dan kewajiban. Suami wajib memenuhi tanggungjawabnya terhadap keluarga dan anak-anaknya, di antaranya yang terpenting ialah mempergauli mereka dengan baik. Istri dituntut untuk taat kepada suaminya dan mengatur rumah tangganya.

Masing-masing dari suami-isteri memikul tanggung jawab bagi keberhasilan perkawinan mereka untuk mendapatkan ridha Tuhan mereka. Apabila masing-masing lebih memperhatikan dan melaksanakan kewajibannya terhadap pasangannya daripada menuntut haknya saja, Insya Allah, keharmonisan dan kebahagian hidup mereka akan lestari sampai Hari Akhir. Sebaliknya, apabila masing-masing hanya melihat haknya sendiri karena merasa memiliki kelebihan atau melihat kekurangan dari yang lain, maka kehidupan mereka akan menjadi beban yang sering kali tak tertahankan.

Masing-masing, laki-laki dan perempuan, secara fitri mempunyai kelebihan dan kekurangannnya sendiri-sendiri. Kelebihan-kelebihan itu bukan untuk diperbanggakan atau diperirikan. Kekurangan-kekurang pun bukan untuk diperejekkan atau dibuat merendahkan. Tapi semua itu merupakan peluang bagi kedua pasangan untuk saling melengkapi. Kedua suami-isteri bersama-sama berjuang membangun kehidupan keluarga mereka dengan akhlak yang mulia dan menjaga keselamatan dan keistiqamahannya selalu. Dengan demikian akan terwujudlah kebahagian hakiki di dunia maupun di akhirat kelak, Insya Allah.

Oleh: A. Mustofa Bisri

Ingin Seperti Matahari


MENJADI MATAHARI

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan.
Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia
Dan pria berkata ingin menjadi matahari.
Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari,
bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga...

Wanita berkata ingin menjadi rembulan
dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari.
Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu,
tetapi pria ingin tetap jadi matahari....
Wanita berkata ingin menjadi Phoenix ...
yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari,
dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari....
Wanita tersenyum pahit dan kecewa.

Wanita sudah berubah tiga kali...
namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari,
tanpa mau ikut berubah bersama wanita.
Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali
tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.....

Pria merenung sendiri dan menatap matahari.
Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari
agar bunga dapat terus hidup.
Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga
agar ia tumbuh, berkembang... .
dan terus hidup sebagai bunga yang cantik.
Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh
dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga.
Ini disebutKasih.....
yaitu memberi tanpa pamrih..

Saat wanita jadi bulan,
pria tetap menjadi matahari.... .

agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi.
Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari,
tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan,
siapakah yang ingat kepada matahari?
Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan
walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan...
dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya
agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut....
Ini disebut denganPengorbanan...


menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.
Saat wanita jadi phoenix yang dapat terbang tinggi,
jauh ke langit bahkan di atas matahari...
Pria tetap selalu jadi matahari
agar phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau
dan matahari tidak akan mencegahnya.
Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh,
namun matahari akan selalu menyimpan
cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix.
Matahari selalu ada untuk phoenix kapan pun ia mau kembali
walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari.
Tidak akan ada makhluk lain selain phoenix
yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cintanya..... .
Ini disebut denganKesetiaan.....
walaupun ditinggal pergi dan dikhianati, namun tetap menanti dan mau memaafkan.

Untuk para wanita.....
Siapakah Matahari yang ada di dalam kehidupanmu? ?
Bila engkau sudah menemukan dan melihat Matahari dalam kehidupanmu.. ..pergi,lihat dan jangan pernah meninggalkannya.

muslimah group

DUA BELAS PLETON DI PADANG MAHSYAR


Dimana Barisan Kita?

Suatu ketika, Muadz bin Jabal ra menghadap Rasulullah saw dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong uraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT: "Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris." (QS An-Naba':18)"
Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: "Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris." Maka dinyatakanlah apa saja 12 barisan tersebut.....

Barisan Pertama
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Kedua
Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan sholat,maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Ketiga
Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. "Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Keempat
Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka. "Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Kelima
Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. "Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula merasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Keenam
Digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. "Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Ketujuh
Digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. "Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Kedelapan
Digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Kesembilan
Digiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Kesepuluh
Digiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. "Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Kesebelas
Digiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. "Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Kedua Belas
Mereka digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: "Mereka adalah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu,ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat ampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih..."

Semoga kita semua di saf yang Ke-12, yang mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin...

From muslimah group dengan tambahan gambar

AL BAIT MADROSATUL UULA


IBUMU, DOSEN PERTAMAMU

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar. (QS An-Nisa 4:9)

Pendidikan anak sangat disarankan dimulai sejak dini, bahkan sejak
dalam kandungan. Ketika sang ibu rajin beribadah, insya Allah, kelak
janin yang dikandungnya akan menjadi ahli ibadah. Ketika sang ibu rajin
membaca Al Quran, insya Allah, kelak anak yang dilahirkannyanya pun
akan mencintai Al Quran. Ketika sang ibu sangat berhati-hati menjaga
dirinya dari hal-hal yang diharamkan, insya Allah, kelak anaknya pun
akan menjadi hamba-Nya yang ikhsan.

Betapa besarnya peranan seorang wanita dalam mencetak generasi robbani.
Sebagaimana visi pernikahannya untuk menjadikan rumah tangga sebagai
lahan tumbuhnya generasi yang akan menegakkan panji islam. Generasi
yang tumbuh dalam rumah tangga yang menjadi pusat kaderisasi terbaik.

Ketika sang anak hadir ke dunia, sebuah tugas sangat berat telah diemban
di pundak seorang ibu. Tugas mendidiknya, membekalinya dengan life-skill,
agar kelak anaknya siap terjun ke dunia yang berubah dengan cepatnya
setiap hari. Sepuluh atau 15 tahun lagi, akan sangat berbeda kondisinya
dengan masa kini.

Ketika sang anak mulai banyak bertanya, Ini apa?, Itu apa?,
Kenapa begini?, Kenapa begitu?, seorang ibu dituntut untuk dapat
memberikan jawaban yang terbaik. Jawaban yang tidak mematikan rasa
ingin tahu anak, bahkan sebaliknya, jawaban yang membuat anak semakin
terpacu untuk belajar.

Masa yang penting ini, yang disebut golden-age, masa di mana anak
sangat mudah menyerap segala informasi, belajar tentang segala sesuatu.
Dan ibu adalah orang yang terdekat dengan anak, yang lebih sering
berinteraksi dengan anak. Menjadilah ibu sebagai sumber ilmu, pendidik
pertama bagi anak-anak, yang menanamkan pondasi awal dan utama bagi
generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan ini.

Ketika anak mulai memasuki dunia sekolah, tugas ibu tak lantas menjadi
tergantikan oleh sekolah. Bahkan sang ibu dituntut untuk dapat mengimbangi
apa yang diajarkan di sekolah.

Peran yang demikian strategis ini, menuntut wanita untuk membekali
dirinya dengan ilmu yang memadai. Maka, wanita harus terus bergerak
meningkatkan kualitas dirinya. Karena, untuk mencetak generasi yang
berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas pula. Hal itu berarti,
seorang wanitia tidak boleh berhenti belajar.

Anis Matta pernah mengatakan, bahwa seorang wanita itu memiliki potensi
yang sangat besar, namun sayangnya, ketika ia menikah, maka potensi itu
seolah-olah lenyap, menyisakan dua kata, suami dan anak. Padahal, belajar
itu proses seumur hidup, long life education. Itulah yang dipesankan oleh
Rasulullah dalam haditsnya Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.

Artinya, tidak lantas ketika seorang muslimah menikah, maka kesempatan
menuntut ilmunya berhenti sampai di situ, dikarenakan waktu dan tenaganya
habis untuk mengurus suami dan anak. Artinya, dengan atau tanpa
dukungan dan fasilitas dari suami, seorang wanita harus kreatif mencipta
cara untuk terus mencari ilmu, untuk meningkatkan kualitas dirinya.

wanita adalah lembaga pendidikan bila dipersiapkan darinya akan lahir
pemuda-pemuda berjiwa mulia

Duhai ukhti muslimah, teruslah mencari ilmu, bekali dirimu dengan ilmu.
Ilmu yang dapat meluruskan akidah, menshahihkan ibadah, membaguskan
akhlaq, meluaskan tsaqofah, membuat mandiri, tidak bergantung pada
orang lain sekaligus bermanfaat bagi orang lain.

Teladanilah wanita Anshar yang tidak malu bertanya tentang masalah agama.
Teladanilah para sahabiyah yang bahkan meminta kepada Rasulullah untuk
diberikan kesempatan di hari tertentu khusus untuk mengajari mereka.
Sehingga, akan bermunculan kembali Aisyah-Aisyah yang mempunyai
pemahaman yang luas dan mendalam tentang agamanya.

Duhai ukhti muslimah, didik putra-putrimu agar mengenal Allah dan
taat pada-Nya, agar gemar membaca dan menghapal kalam-Nya.
Ajarkan mereka mencintai Rasulullah dan meneladani beliau.
Bekali dengan akhlak imani, mencintai sesama, menghormati yang tua
dan menyayangi yang muda. Sehingga akan bermunculan kembali
Khonsa-Khonsa* baru yang mencetak para syuhada.

* khonsa adalah seorang wanita yang anak- anaknya terbunuh sebagai syuhada, namun dia bersabar (ridho dan mengharap pahala dari Allah)

dari group muslimah dengan beberapa tambahan

BIRRUL WAALIDAIN


SEKALI LAGI, TENTANG BAKTI ORTU

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rizki, maka berbaktilah pada orang tua dan sambunglah tali silaturahmi (dengan kerabat).”
(HR. Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi, yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya)

Di antara Bentuk Berbakti pada Orang Tua

[1] Menaati perintah keduanya selama bukan dalam perkara yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةٍ ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوفِ
“Tidak ada ketaatan dalam melakukan maksiat. Sesungguhnya ketaatan hanya dalam melakukan kebajikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
أَطِعْ أَبَاكَ مَا دَامَ حَيًّا وَلاَ تَعْصِهِ
“Tatatilah ayahmu selama dia hidup dan selama tidak diperinahkan untuk bermaksiat.” (HR. Ahmad. Dikatakan oleh Syu’aib Al Arnauth bahwa sanadnya hasan)

[2] Mendahulukan perintah mereka dari perkara yang hanya dianjurkan (sunnah).

Sebagaimana pelajaran mengenai hal ini terdapat pada kisah Juraij yang didoakan jelek oleh ibunya karena lebih mendahulukan shalat sunnahnya daripada panggilan ibunya. Kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

[3] Menghiasi diri dengan akhlaq yang mulia di hadapan keduanya, di antaranya adalah dengan tidak mengeraskan suara di hadapan mereka.

Dari Thaisalah bin Mayyas, ia berkata bahwa Ibnu Umar pernah bertanya, "Apakah engkau takut masuk neraka dan ingin masuk surga?" ”Ya, saya ingin”, jawabku. Beliau bertanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" "Saya masih memiliki seorang ibu", jawabku. Beliau berkata, "Demi Allah, sekiranya engkau berlemah lebut dalam bertutur kepadanya dan memasakkan makanan baginya, sungguh engkau akan masuk surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar."(Adabul Mufrod no. 8. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Di antara akhlaq mulia lainnya terdapat dalam hadits berikut. Dari Urwah atau selainnya, ia menceritakan bahwa Abu Hurairah pernah melihat dua orang. Lalu beliau berkata kepada salah satunya,
مَا هَذَا مِنْكَ ؟ فَقَالَ: أَبِي. فَقالَ: " لاَ تُسَمِّهِ بِاسْمِهِ، وَلاَ تَمْشِ أَمَامَهُ، وَلاَ تَجْلِسْ قَبْلَهُ
"Apa hubungan dia denganmu?" Orang itu menjawab, ”Dia ayahku.” Abu Hurairah lalu berkata, "Janganlah engkau memanggil ayahmu dengan namanya saja, janganlah berjalan di hadapannya dan janganlah duduk sebelum ia duduk." (Adabul Mufrod no. 44. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih secara sanad)

[4] Menjalin hubungan dengan kolega orang tua.

Ibnu Umar berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ
"Sesungguhnya kebajikan terbaik adalah perbuatan seorang yang menyambung hubungan dengan kolega ayahnya." (HR. Muslim)

[5] Berbakti kepada kedua orang sepeninggal mereka adalah dengan mendo’akan keduanya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata,
تُرْفَعُ لِلْمَيِّتِ بَعْدَ مَوْتِهِ دَرَجَتُهُ. فَيَقُوْلُ: أَيِّ رَبِّ! أَيُّ شَيْءٍ هَذِهِ؟ فَيُقَالُ: "وَلَدُكَ اسْتَغْفَرَ لَكَ
"Derajat seseorang bisa terangkat setelah ia meninggal. Ia pun bertanya, "Wahai Rabb, bagaimana hal ini bisa terjadi?" Maka dijawab,"Anakmu telah memohon ampun untuk dirimu."(Adabul Mufrod, no. 36. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan secara sanad)

dari group da'wah tauqid

The Power Of Love


KETIKA CINTA TAK LAGI MENEMBUS LOGIKA,
SEGALA PERBEDAAN TAK LAGI BERMAKNA.

Tersebutlah kisah seorang wanita, kulitnya hitam, wajahnya jelek, usianya tua.
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...

Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata...

Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.

Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.

From muslimah group

HIKMAH SHOLAT SUBUH


MENYINGKAP HIKMAH SHALAT SUBUH

“Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya” Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya; dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari kiamat bukunya kosong dari shalat Subuh tepat waktu?

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rekaatnya; hanya dua rekaat saja. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit)

Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Subuh. Rasulullah saw telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah tidur.

“Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas”.

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Allah akan memberi cahaya yang sangat terang pada hari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah (bagi kaum lelaki di masjid), cahaya itu ada dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim, dan akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah.

“Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh tujuh kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh”.

“Kemudian naiklah para Malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka - padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka - ‘Bagaimana hamba-2Ku ketika kalian tinggalkan ?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga’. ” [HR Al-Bukhari]

Sedangkan bagi wanita - walau shalat di masjid diperbolehkan - shalat di rumah adalah lebih baik dan lebih banyak pahalanya, yaitu yang mengerjakan shalat Subuh pada saat para pria sedang shalat di masjid. Ujian yang membedakan antara wanita munafik dan wanita mukminah adalah shalat pada permulaan waktu.

“Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka” [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. “Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat?” (QS Huud:81)

Rutinitas harian dimulainya tergantung pada pelaksanaan shalat Subuh. Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu shalat, bukan waktu shalat yang harus mengikuti urusan dunia.

“Jika kamu menolong (agama) Allah, maka ia pasti akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad : 7)
“Sungguh Allah akan menolong orang yang menolong agamanya, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa” (QS Al-Hajj:40)

TIPS MENJAGA SHALAT SUBUH :
1. Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya
2. Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari
3. Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali
4. Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh
5. Carilah kawan yang baik (shalih)
6. Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa)
7. Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari
8. Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding
9. Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu)
10. Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga

Jika Anda telah bersiap meninggalkan shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi shalat. Anda akan ditimpa kemalasan, turun keimanan, lemah dan terus berdiam diri.

dari group muslimah (kutipan)

BELAJARLAH DARI KHADIJAH


Istri Nabi yang pertama
''ALLAH tidak menganugerahkan kepadaku seorang istri sebagai pengganti yang
lebih baik daripada Khadijah ra. Dia beriman kepadaku ketika orang-orang
mengingkari kenabianku; dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakan
diriku; dia membantuku dengan harta kekayaannya ketika orang lain tidak mau
memberiku, dan dari rahimnya Allah menganugerahkan anak-anak bagiku, bukan dari
perempuan lain.''

Demikian terjemahan dari Sabda Rasulullah Muhammad SAW yang seringkali
didengar oleh para sahabat beliau, termasuk oleh istri beliau sesudahnya,
Aisyah, sehingga dia sangat cemburu kepada Khadijah sekalipun sudah almarhum.

Khadijah adalah seorang istri yang penuh dengan sifat keibuan, mampu menjadi
pelipur lara di saat sang suami (waktu itu belum menjadi nabi) mengalami
kehausan kasih sayang karena sejak kecil sudah yatim-piatu. Beliau istri yang
penyabar dan penuh perhatian, sekalipun suami (Muhammad) suka pergi untuk
ber-tahannuts (menyendiri dan merenung) di gua-gua di luar Kota Makkah. Beliau
sebagai penyejuk dan penenang jiwa, termasuk saat suaminya pulang ke rumah di
pagi buta dalam keadaan ketakutan. Tubuhnya gemetar, dengan wajah yang pucat
pasi dan terbata-bata menceriterakan kejadian dahsyat yang baru saja dialami.

Di Gua Hira malam itu, Muhammad didatangi seseorang yang belum pernah
dikenalnya, yang ternyata malaikat Jibril. Melalui Jibril, beliau menerima lima
ayat dari surat Al-'Alaq, yang terjemahnya: ''Bacalah (hai Muhammad) dengan
nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari sesuatu
yang menggantung. Bacalah, dan Tuhanmu yang Paling Mulia yang telah mengajari
dengan pena. Mengajari manusia, apa saja yang tidak diketahuinya."

Ketakutan dan kegelisahan suami seketika lenyap di saat Khadijah merangkul
dan mendekap ke dada beliau dengan sikap lembut dan dengan kata-kata yang
menghibur, sehingga tenanglah hati Muhammad sampai tertidur di sampingnya.

Di saat itulah, Khadijah diam-diam mengunjungi saudaranya yang bernama
Waraqah bin Naufal, dan menceriterakan kejadian yang telah dialami suami, dan
beliau memperoleh kepastian bahwa Muhammad telah dipilih oleh Allah menjadi
Nabi!

Rasa syukur bercampur kagum dan cinta, ingin sekali beliau menyampaikan
perasaan itu secepatnya kepada suami. Maka di saat sang suami menyatakan bahwa
dirinya diperintahkan untuk mengajak manusia menyembah hanya kepada Allah, dan
''siapakah kiranya orang yang mau kuajak?'', Khadijah segera menjawab dengan
mantap penuh keyakinan: ''Aku yang menyambut ajakanmu wahai Muhammad! Ajaklah
aku sebelum mengajak orang lain, aku mengaku Islam, membenarkan kerasulanmu dan
mengimani Tuhanmu.''

Tidak hanya sebagai mukmin-mukminah pertama, Khadijah juga merelakan seberapa
pun harta bendanya dipergunakan untuk membiayai dakwah yang penuh hambatan.
Beliau yang terkenal sebagai pengusaha ekspor-impor yang disegani kala itu,
kaya raya, dan bangsawan, sama sekali tak keberatan ketika harus meninggalkan
kemegahannya untuk hidup mengungsi ke Syi'ib Abu Thalib yang sangat sederhana,
demi menyelamatkan agama barunya dari amukan kaum Quraisy.

Siksaan dan penindasan dari kafir (Quraisy) yang menabuh genderang perang,
bertahun-tahun beliau alami bersama keluarga, namun ketabahan dan kesetiaan
beliau kepada suami dan perjuangannya tetap mengagumkan setiap orang. Belum
lagi lelabuh beliau dalam melahirkan dan mendidik enam putra-putri Rasulullah
Muhammad SAW yang sangat dicintai, yakni: Qasim, Abdullah (keduanya meninggal
di saat kecil), Zaynab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah.

Seperempat abad Khadijah membuktikan dirinya sebagai istri shalihah. Oleh
karenanya secara jujur Rasulullah mengakui, keberadaannya tak pernah
tergantikan! Jiwanya tetap hidup meski jasadnya telah wafat, bayangannya tetap
menyertai sepanjang kehidupan Rasulullah. Hal itu terlihat, setiap beliau
bercerita atau mendengar nama Khadijah disebut, wajah beliau langsung
berbinar-binar bahagia. Cinta kasih beliau kepada Khadijah menjadikan beliau
tak pernah menduakannya.

Keteladanan seorang ummul mukminin yang akan tetap abadi sepanjang sejarah
hidup umat Islam di dunia. Seorang istri yang siap hidup bersama suami dalam
suka dan dukanya, dalam sehat dan sakitnya, dalam penindasan dan
pengagungannya. Istri yang siap menjadi bemper bagi perjuangan suci sang suami,
tanpa rasa takut akan risiko besar yang harus dihadapinya. Istri yang
senantiasa memiliki semangat untuk menyinkronkan setiap langkah positif
suaminya (bukan hanya sebatas mendukung), sehingga upaya seiring-sejalan dalam
mengarungi hidup lebih mudah dilakukan, sekalipun pada dasarnya memiliki
perbedaan-perbedaan yang sangat jelas.

Oeh : group muslimah

Senin, 01 Juni 2009

MUHASABAH


BIARKAN HATI INI BERBICARA

Sejenak biarkanlah hati ini yang bicara
Tutup rapat mulut kita
Hentikan segala kata yang terlalu banyak mengeluarkan
sangkalan dan alasan yang sebagian besar bukanlah
kesungguhan
Hanya alasan yang memberi pernyataan legalitas atas
kesalahan, kealfaan dan kelalaian yang telah dilakukan
Mulut yang terlalu sering berkata tanpa rasa,
Senang membicarakan aib orang lain, sehingga aib diri
terlupakan
Terlalu sering bercanda, dan tak bermakna
Jarang tilawah dan basah karena dzikir kepada-Nya
Hingga hilang kata-kata hikmah itu dari mulut kita

Sejenak berikan kesempatan hati ini yang mendengar
Untuk menyatakan apakah yang kita lakukan adalah suatu
keridhaan-Nya
atau hanya keinginan
keinginan yang diselumuti nafsu tersamarkan
Jauhkan telinga kita dari suara-suara yang akan
mempengaruhi keternyataan hati nurani dan pikiran
Suara yang membisikan berbagai tawaran kesenangan yang
akan melenakan hati dan menjauhkan diri dari rasa rindu
untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat suci yang
diperdengarkan

Biarkan hati ini menyatakan rasa
Kenapa ia tak lagi merasa tentram?
Mungkin telinga ini yang sudah jarang mendengarkan
lantunan ayat-ayat suci, dan terlalu sering dan hobi
mendengar lagu-lagu yang melenakan
Atau?. mendengar aib sudah menjadi kebiasaan
Sejenak ?..lihatlah kedalam lubuk hatimu yang terdalam
Mungkin mata ini yang terlalu sering melihat kejelekkan
orang lain, sehingga bejatnya diri tak lagi nampak dan
terlupakan,
Mata ini sudah jenuh dengan beribu, bahkan mungkin tak
terhitung lagi, maksiat yang tlah diperbuat,

Renungkan atas apa yang tlah tubuh ini kerjakan
Tangan ini?? sudahkan ia mampu meringankan beban orang
lain
Kaki ini, mungkin lebih sering melangkah pada jalan yang
tak diridhoi-Nya
Otak kita yang kita anggap sangat brilian,
Berapa banyak yang digunakan untuk memikirkan kemajuan
Islam, dakwah dan kemaslahatan ummat ???
Tidak hanya memikirkan hal duniawi dan masa depan diri
sendiri

Egoisme untuk mencapai keinginan dan cita-cita masa depan
Mengalahkan cita-cita dakwah untuk mencapai kejayaan Islam
Diam !!!?..biarkan hati ini berbicara dengan Rabbnya.
Singkirkan pikiran duniawi dan bermunajatlah !
Istirahatkan ragamu, dari berbagai aktivitas yang menyita
dan menguras tenagamu
Memaksamu untuk terus bergerak,
Tapi, untuk sejenak?..diamlah!
Pasrahkan seluruh jiwa dan ragamu hanya kepada-Nya
Sujudlah ?.!!!
Biarkan air mata membasahi keringnya hatimu
Membasuh raga yang penuh dosa
Suatu bentuk pengakuan dosa dan kepasrahan hamba

renungkanlah !!!!
Tutuplah mata, biarkan hatimu yang menatap
Nurani kan melihat sesuatu dari sudut pandang kebenaran
hakiki, tuntunan Illahi
Jagalah hati ini,
supaya ia tetap bisa melihat kebenaran di rimbun
kemunafikkan
agar diri ini mampu melawan segala bentuk ketidak adilan
agar mulut ini mampu berkata kebenaran
agar raga mampu menumpas kedzaliman
sampai nyawa meninggalkan raga?.
SYAHID?..ada di depan mata !!!

dari group muslimah