Sabtu, 26 Desember 2009

Perayan Natal

Assalamualikum,

Berikut materi yang di sampaikan oleh Dosen kami tentang Natal.

Semoga bermanfaat bagi semua. amin.



Perayaan Natal

Oleh Sholilkhan Mahdum Cahyana

Disampaikan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakarta

Kamis, 28 Desember 2006

1. Natal berasal dari bahasa latin natalis yang berarti hari lahir, hari ulang tahun (kelahiran)_

2. Di Eropa Barat perayaan natal sejak pertengahan abad ke 4 m. Di dunia timur sejak abad ke 5 m. Hari Natal kadang-kadang dihubungkan dengan hari epifani yaitu hari dimana orang Majus mengunjungi bayi Yesus di Bethlehem, kemudian diartikan sebagai hari penampakan Tuhan (Ensiklopedi Popular Tentang Gereja).

Orang Armenia memperingati kelahiran Yesus pada tanggal 6 Januari, hari ini dipandang sebagai hari ketika Yesus di baptis

di Amerika tgl 6 Januari dianggap sebagai Old Crismas (hari natal) atau Little Crismas (hari natal kecil)

3. Asal-usul natal

a. Pengaruh dari perayaan penyembah berhala (pagan) yang berlangsung pada hari - hari terpanjang pada musim dingin (22 desember), yang dimaksudkan untuk merayakan lahirnya kembali matahari.

b. Di Eropa Utara, pesta yule merupakan perayaan pesta yang paling meriah (utama) pada hari-hari terpanjang pada musim dingin untuk memperringati lahirnya kembali matahari, sebagai pemberi sinar dan kehangatan.

c. Perayaan Saturnalia di Romawi kuno, juga berlangsung pada hari-hari terpanjang di musim dingin, untuk menghormati DEWA SATURNUS (Dewa Pertanian) yang dimaksudkan untuk memperbaharui tenaga matahari (Harian Merdeka, 25 Desember 1980)

d. Pastur Surya SJ: Gereja Di-inspiratori oleh perayaan penyembah matahari dari masyarakat romawi kuno (Star Waekly, 25 Desember 1954)

4. Pendapat Para Theolog

a.Injil Perjanjian Baru : Yesus adalah terang dunia (Matius, 5:14)

b.Yesus pada hari ketiga bangkit dari kubur (Lukas,24:7, 1 korintus 15: 4-6)

Dengan maksud untuk menjadikan kekristenan lebih berarti bagi para penganut berhala (pagan), bagi orang Kristen kelahiran kristus dinilai membawa semangat dan kebahagiaan baru buat dunia.

5. Perkembangan Kenabian

Orang Inggris: Lord Misrula: adalah suatu acara dimana seorang rakyat biasa atau seorang pelayan bangsawan tinggi dipilih untuk memerintah dengan kuasa penuh selama di hari natal, dan sering pemerintahannya berakhir dalam kedunguan. Tradisi tersebut berasal dari perayaan saturnalia yaitu ketika para budak duduk bersama dengan majikan mereka sekitar api unggun membakar kayu Yule. Hal itu berasal dari tradisi orang Skandinavia, idea untuk mempergunakan pohon-pohon yang daunnya tetap hijau walaupun dimusim dingin pada hari natal masuk tradisi Inggris. Suku Celtik dan Teutonic di Eropa Utara pra Kristen-menghormati tanaman-tanaman hijau abadi ini (evergreen) pada pesta menyambut hari-hari terpanjang di musim dingin. Mereka menganggap sebagai lambang keabadian. Suku Druid menghormatinya karena mereke percaya tanaman hijau abadi itu mengandung kekuatan.

6. Asal Mula Pohon Natal.

Sekitar 1200 tahun lalu (sekitar 800 masehi) bangsa pribumi Jerman masih getol memuja pohon, khususnya pohon EIK itulah Dewa mereka.ketika para missionaris datang, pohon EIK diganti dengan pohon cemara, alasannya prakstis dengan cemara pemujaan pada pohon lilin yang bernyala. Pohon hijau lambang keabadian itu dianggap sebagai lambang Sang penebus oleh karena itu menjadi bagian integral dari perayaan natal itu.

7. Santa Klaus

a. Di Turki pada masa awal abad ke 4 ada seoran yang sangat dermawan namanya nikolas. ia suka membagikan hartanya kepada orangmiskin dan anak-anak terlantar untuk menghindarkan dari pemalas. Maka niklas menjelaskan aksi sosialnya dengan menyemar. 6 desember dijadikan peringatan kematiannya. Pada hari itu anak-anak diminta memasukkan rumput disepatu mereka untuk kuda nikolas yang akan lewat naik kereta kuda.

b. Pada abad ke XVII orang belanda membawa legenda nikolas ke Amerika (sebagai imigran). Kemudian santa Klaus lebih banyak digabungkan dengan perayaan natal, warna kombinasi baju mereah dan berjanggut putih pada pakaian santa Klaus adalah khas amerika (kompas minggu 19 desember 1993)

8. Asal-usul Chrismas.

Konon berasal dari kata inggris kuno: Cristes Maesse yang artinya : Mase of crist, yaitu : misa (ibadah orang katolik) kristus. Kemudian dalam bahasa Inggris sering ditulis : Xmas, maka mempunyai asal-usul dari Yunani sekitar tahun 1300. X merupakan huruf pertama dari CHRISTOS ,yang kemudian karena pengaruh bahasa latin diucapkan menjadi kristus ( prof DR Jan Romein).

9. Sebutan Yesus kristus

Kristus bukan nama diri, asalnya adalah nama jabatan bagi raja yang telah dinobatkan, setelah diurapi dengan minyak yang mahal harganya (anointed) dari adat yahudi

Yesus diberi sebutan sebagai kristus oleh Saul atau Paulus : Bahwa yesus ialah anak Allah, dan yesus itulah kristus (kisah:9:20-22) (siapakah yesus kristus ? Oleh Stephen neill)

10.Gelaran Tuhan.

Sebenarnya lebih tepat kalau kita menterjemahkan KYRIOS mengenai kristus dengan TUAN. Tetapi kami segan berbuat demikian sebab "tuhan" sebagai gelaran bagi kristus sudah terlalu umum dalam bahasa agama kita (gereja).

Tuhan pula adalah nama jenis yang digunakan juga bagi Dewa-dewa. Sebaliknya Allah hanya digunakan bagi satu-satunya Tuhan yang maha esa .(injil hal 534-535 th 1965.

D J Verkkuyl mengatakan bahwa"Agama Kristen adalah suatu nama untuk mengertikan peristiwa-peristiwa sejarah sebagai percampuran INJIL dan Anasir-anasir kekafiran. (Samakah Semua Agama? Hal 66 cet ke 3 1965.

Al-Qur'an

Orang-orang Yahudi berkata :'Uzeir anak Tuhan, dan orang Nasara berkata: Al Masih anak tuhan itulah pendapat menurut ajaran (faham) mereka, serupa dengan faham orang kafir kuno. Allah memerangi mereka,kemanapun mereka mengarahkan pandangannya (Attaubah 9:30).

KAPAN YESUS LAHIR ?

Untuk memahami secara ilmiah mengenai kapan Kristus lahir, perlu diperhatikan penggunaan sebutan: Yesus Kristus atau Kristus Yesus, karena nama anak Maryam sebenarnya siapa ? maka harus di perhatikan secara cermat!

1. Piwulang Katholik I Tahun 1936 hal.63: Jeheschua (ibarani) dijadikan Yunani : Jessus,kemudian diucapkan menurut logat latin menjadi Jesus.

2. he Home University Library Of Modern knowledge : Cristianity by Edwin Bevon 1945 Oxford University Press page 13: kebanyakan orang Yahudi miskin menggunakan bahasa Yunani, mereka menyebut CHESTUS panggilan dalam bahasa Yunani yang artinya Good or Kindly (kebaikan atau penyayang), yang murah hati)Tacitus (64 M) memperbaiki bahwa yang benar ialah CHRISTUS artinya yang diurapi dengan minyak. The Encycopedia if bible th 1965: Crist (greek christos=anointed.A translation of the hebr= meshsiach. (mat.2:4- Herodus. Tanya pada kepala imam: dimana kristus akan lahir ?

3. Yang memberikan sebutan bawa Yesus adalah kristus ialah Paulus (kis. 9:20-22) bahwa Yesus adalah anak Tuhan, dan Yesus itulah Kristus, ajaran tersebut diberikan untuk pertama kali setelah Paulus mengaku bertobat, dan tugasnya ialah ; memashurkan nama Yesus (kis 9:15), bukan menyebarkan ajaran Yesus !

4 Paulus bisa memberikan ajaran demikian karena : Paulus telah mendapat berkat ROKHANI DARI SORGA didalam kristus, yang memilih paulus didalam kristus sebelum dunia ini dijadikan, agar paulus tidak tercela dihadapan Tuhan ep 1:3-4).Rahasia kristus itu belum pernah diberi tahukan kepada anak adam.Paulus orang yang pertama kali memperolehnya 9ep 3:4)Yesus anak maryam belum pernah diberi tahu apalagi mengerti adanya rahasia tentang kristus itu.

: Kristus ialah kuasa dan hikmat Tuhan. (1 kor 1:24)

: Kristus ialah bayang-bayang Tuhan (2 kor: 4:4)

: Kristus ialah rahasia Tuhan (kel 2:2)

: didalam kristus terhimpun keliompahan wujud Tuhan berlembaga (kel 2:9)

: maka kristus yan diajarkan paulus ;bukan lai sebagai manusia (2:kor 5:16)

: Kristus ialah rahasia yang tersembunyi berzaman-zaman dan turun temurun (kej 1:26, ep 1:4)

: Kemuliaan kristus itulah semua dan didalam semuanya 9 kel 3:11)

Kristus yang diajarkan oleh paulus ialah KRISTUS YANG BUKAN LAGI SEBAGAI MANUSIANYA ( 2 kor 5:16)

Kristus artinya yang diiurapi denganminyak wangi, sebagai tanda telah dinobatkan sebagai raja, kapan kristus dinoabatkan ?????

5. Kapan Yesus lahir ?

Mat 2: 1 pada zaman Herodes (40 - 4 sm), luk 2:1-20 pada zaman kaisar Agustus 27 - 7 m

Gereja awal tidak pernah mengadakan perayaan hari kelahiran yang ada perayaan hari kematian bagi orang terkemuka, perjamuan suci untuk memperingati / mengenang kematian Yesus.

Hari kelahiran Yesus diinspireer oleh penyembah matahari, hal ini dapat kita lihat pada Matius 17:23 yang menyebutkan bahwa: pada hari ketiga ia akan dibangkitkan. Cerita tersebut kemudian dihubungkan dengan kisah perjalanan matahari dalam astronomi. Bahwa matahari pada tanggal 21 maret berada diatas garis ekuator, terus bergerak menuju ke garis balik utara pada tanggal 21 juni. Dari garis balik utara kembali menuju ekuator pada tanggal 23 september, terus melaju menuju ke garis balik selatan pada tanggal 23 desember.

Ketika matahari berada diatas garis balik selatan, maka didaerah sekitar garis balikutara, apabila tanggal 23 desember -ditambah tiga hari ( ceritera kebangkitan Kristus) jatuh pada angka 25. hal itu berarti mataharimulai bergerak menuju ke ekuator sehingga didaerah sekitar garis balik utara mulai merasakan hadirnya sinar matahari. Itulah oleh penyembah berhala diartikan kelahiran kembali atau kebagkitan matahari yang memberikan inspirasi pada theology dan missionaries, dalam kerangka agarpenyembah matahari menerima makna kristus yang hidup ! (yah 8:12, Qur'an surat 9:5)

Untuk lebih jelasnya perhatikan perjalanan matahari sebagai berikut:

Garis balik utara 21 juni



 Garis ekwator 21 maret 23 september



 Garis Balik Selatan 23 desember 22 desember

6.Tahun Masehi.

Untuk tahun masehi perlu kita cermati bahwa Dionysius Exiguus seorang warga Italy yang hidup pada akhir abad ke 5 berusaha menyusun perhitungan tahun untuk memperingati kelahiran Yesus.Melalui hitungan yang rumit menggabungkan beberapa sistim penanggalan yang berlaku waktu itu, akhirnya dia berhasil membuat sebuah tarikh baru berpangkal pada kelahiran Yesus Messias (penyelamat) yang disebutnya sebagai Tahun satu masehi. Itulah tarikh tahun masehi yang sampai saat ini masih dipakai dalam pergaulan dunia internasional. Mestinya harus dirobah, sebab menurut penelitian rokhaniawan Inggris Bede pada abad ke 8, serta sorang rahib Jerman abad ke 9, Regino membuktikan ternyata Yesus dilahirkan sekitar tahun ke 4 sebelum tarikh masehi yang dibuat oleh dionysius.


Salam untuk pak Solehan,

dari mahasiswa antum,

darmawan.

Jumat, 30 Oktober 2009

Sya'ir Unik dan Menggelitik Jiwa yang Peka...

Oleh: Darmawan Islam (ki dalang Banyolan)

Wancine Goro-Goro

(Metune Puno Kawan: Semar, Gareng, Petruk lan Bagong)

Opoto kang diarani goro-goro…

Kulo bade nyritaaken kahanan donyo jaman merdiko

Wiwit tahun ptangpuloh limo ngantos sak meniko

Mulo …..Diperhatekno……


Goro-Goro Jaman Merdiko


Merdiko ora tambah mulyo

Ananging tambah rekoso , tambah nelongso….

Lan tambah sengsoro…

Sebab sing nduweni penguoso soyo sembrono…


Ora mikir nasibpe bongso, nasibpe negoro…

Opo maneh nasibpe agomo…..

Saben dino sing diburu mung bondo donyo..

Podo ora mengerteni yen mbesuk bakale ono sikso


Sing dicawesake dening gusti kang moho kuoso

Kanggo poro kawulo kang nglakoni angkoro murko

Yoiku sing diarani neroko……


Koyo mengkono kahanan jaman tuo

Akeh menungso kang podo lali karo agomo.

Pituture wong tuo jarene wis kuno

Ngaku islam ananging wani ninggal sholat limo…


Alasane pingin urip mulyo…

Sabendinane sing di pikir mung kerjo, kerjo. lan kerjo….

Direwangi ninggalne putro, kluargo, kadang malah negoro (TKI)

Yen salah kedaden….., iso-iso bojo ning omah di krayah tonggo…


La…….. salahe sopo …

Mergo Sing lanang golek pangupo jiwo

Sing Rumongso…. Yo mesti kolino….Kiro-kiro..

(kolo nyuwun rekso dumateng dzat ingkang moho kuoso).


Goro-Goro Jaman reformasi


Akeh menungso podo lali ngaji..

Rino wengi hobine nonton tivi lan visidi

Sing dadi idola poro selebriti…luar negeri


Yen di takoni “sopo kanjeng nabi”?

Jawabpe “aku ora ngerti”

Alasane saiki jaman teknologi


Akeh prawan hobine metu bengi

Ngalor ngidul boncengan petita-petiti…

Eh….., durung nikah wis nggembol bayi….

Salahe sopo iki…, emboh aku ora ngerti


Malah sing luwih nggegirisi…

Santri podo wani ninggalne kiyai

Pesantern jarene kuno buki…

Malah akeh kiyai kang podo prustasi

Mergo melu-melu rebutan “kursi” ora dadi…(caleg gagal)

Akhire yo…..ngene iki….


Goro-Goro Jaman Kemerdekaan


Akeh menungso podo lali karo pangeran…

Sing di gugu malah buju’e syetan..

Hobine ma’siat sak dalan-dalan…

Saben mbengi senengane ndem-ndeman


Di kongkon infak podo eman…

Yen diajak main judi,…kok malah bingung…nggolek utangan….

Diajak ngaji jarene ora urusan..

Nyambut gawe podo sungkan…

Bondone wong lio malah digawe rebutan (begal)


Alasane saiki wis jaman edan.

Yen ora melu edan,…mulo ..ora kebagean…

(ora kebagean edan maksute)


Goro-Goro Jaman Maju


Akeh wong wadon ora duwe malu

Klakuane podo kmayu…

Senengane metu dalu..

Pamer pupu ning ngisor waru…


Lumayan,…payu satus ewu

Mulih ngguya-ngguyu…

Eh,,,……wulan ngarep..wetenge lemu (hamil)


Goro-Goro Jaman cedak kiamat


Akeh menungso hobine maksiat

Wani Ninggalne taat…

Wis lali yen awa’e diawasi karo malaikat..


Di kongkon mbayar zakat pilih minggat…

Diajak sholat malah njaluk pegat

Dasar bojo kparat…


Luwih-luwih sing dadi pejabat…

Pirang-pirang sing kelakuane bejat..(ora kabeh)


Ora mangerteni yen rakyat podo mlarat..

Megab-megab,…….

Sing di buru mung munda’e pangkat

Pancene penghianat, penjahat…, ..


Dongakno cepet ndang tobat

Sak durunge skarat….


Penutub

Senajan kahanan wis koyo mengkene iki…

Dadi menungso ojo cilik ati

Ayo…, imane di gondeli…

Maksiat di kurangi, syukur-syukur di ilangi…

Ngajine di temeni…, solate dilakoni…

Anak bojo diopeni…

Golek rejeki sing halal lan tliti…

Mugo-mugo iso kanggo lungo haji…

Gawe sangune mati………



(ilustrasi ini merupakan kritik sosial, dan hanya sebagai banyolan (otak-atik gathuk). terinspirasi dari sebagian isi cramah KH ma'ruf islamudin Sragen dengan beberapa tambahan bebas yang lebih unik dan menggelitik.

Tidak ada unsur pencelaan yang di tujukan secara person, namun bersifat universal yang unik dan menggelitik jiwa. Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan…)




Senin, 05 Oktober 2009

Hukum ziarah kubur bagi wanita (2)

Kedua: Mubah tidak makruh. Demikian pendapat mayoritas Hanafiyyah, Malikiyyah dan riwayat lain dari Al-Imam Ahmad rahimahullahu12, berdalil dengan:
1. Hadits dari Buraidah radhiallahu ‘anhu yang telah disebutkan di atas13.
2. Hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha tentang ziarahnya ke kubur saudaranya Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhuma.14
3. Hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha juga yang dikeluarkan Al-Imam Muslim tentang doa ziarah kubur yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Aisyah15 ketika ia berkata: “Apa yang aku ucapkan bila menziarahi mereka (penghuni kubur) wahai Rasulullah?”
Beliau mengajarkan: “Katakanlah:
السَّلاَمُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ, يَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ
“Salam sejahtera atas penghuni negeri ini dari kalangan mukminin dan muslimin. Semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului kami dan orang-orang yang belakangan. Insya Allah kami akan menyusul kalian. (HR. Muslim no. 2253, kitab Al-Jana`iz, bab Ma Yuqalu ‘inda Dukhulil Qubur wad Du’a li Ahliha)
4. Hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu , ia berkata:
مَرَّ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ, فَقَالَ: اتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِيْ. قَالَتْ: إِلَيْكَ عَنِّيِ فَإِنَّكَ لَمْ تُصِبْ بِمُصِيْبَتِيْ. وَلَمْ تَعْرِفْهُ. فَقِيْلَ لَهَا: إِنَّهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَأَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِيْنَ, فَقَالَتْ: لَمْ أَعْرِفْكَ. فَقَالَ: إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدَمَةِ (16 الأُولَى
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kubur, maka Nabi pun menasehati si wanita: ‘Bertakwalah engkau kepada Allah17 dan bersabarlah.’
Wanita itu menjawab dalam keadaan ia belum mengenali siapa yang menasehatinya: “Biarkan aku karena engkau tidak ditimpa musibah seperti musibahku (tidak merasakan musibah yang aku rasakan, -pen.)”
Dikatakanlah kepada si wanita: “Yang menasehatimu adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Wanita itu (terkejut) bergegas mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak didapatinya penjaga pintu di sisi (pintu) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Aku tadi tidak mengenalmu”, katanya menyampaikan uzur.
Nabi bersabda: “Hanyalah kesabaran itu pada goncangan yang pertama.” 18
Ketiga: Haram. Demikian pendapat sebagian pengikut madzhab Malikiyyah, Syafi’iyyah, dan Hanafiyyah, serta pendapat ketiga dari Al-Imam Ahmad19, dan pendapat yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan muridnya Al-’Allamah Ibnul Qayyim, dengan dalil berikut:
1. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوَّارَاتِ الْقُبُوْرِِ
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita-wanita yang banyak berziarah ke kuburan.” (HR. Ahmad 2/337, At-Tirmidzi no. 1056, kitab Al-Jana`iz, bab Ma Ja`a fi Karahiyati Ziyaratil Qubur lin Nisa`, Ibnu Majah no. 1576, kitab Al-Jana`iz, bab Ma Ja`a fin Nahyi ‘an Ziyaratin Nisa` Al-Qubur. Dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi dan Shahih Sunan Ibni Majah, Irwa`ul Ghalil no. 762)
Ada hadits lain yang datang tidak dalam bentuk mubalaghah yaitu hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, ia berkata:
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَائِرَاتِ الْقُبُوْرِ….
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita-wanita yang berziarah ke kuburan.”20 (HR. An-Nasa`i no. 2043, kitab Al-Jana`iz, bab At-Taghlizh fit Tikhadzis Suruj ‘alal Qubur)
Namun sanad hadits ini dha’if sebagaimana diterangkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Adh-Dha’ifah ketika membawakan hadits no. 225.
2. Abdullah bin ‘Amr ibnul ‘Ash radhiallahu ‘anhuma berkata: “Kami mengubur mayat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah selesai, Rasulullah kembali pulang dan kami pun pulang bersama beliau. Ketika beliau bersisian dengan pintu rumahnya, beliau berdiri. Tiba-tiba kami melihat ada seorang wanita yang datang dan ternyata dia adalah Fathimah putri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bertanya:
مَا أَخْرَجَكِ مِنْ بَيْتِكِ يَا فَاطِمَةُ؟قَالَتْ: أَتَيْتُ أَهْلَ هَذَا الْبَيْتِ, فَتَرَحَّمْتُ إِلَيْهِمْ وَعَزَّيْتُهُمْ بِمَيِّتِهِمْ.قَال: لَعَلَّكِ بَلَغْتِ مَعَهُم الْكُدَى!قَالت: مَعَاذَ اللهِ أَنْ أَكُوْنَ بَلَغْتُهَا, وَقَدْ سَمِعْتُكَ تَذْكُرُ فِي ذلِكَ مَا تَذْكُرُ!
فَقَال لَها: لَوْ بَلَغْتِهَا مَعَهُم مَا رَأَيْتِ الْجَنَّةَ حَتّى يَرَاهَا جَدُّ أَبِيْكِ!
“Apa yang membuatmu keluar dari rumahmu, wahai Fathimah?”
“Ya Rasulullah, aku mendatangi keluarga orang yang meninggal di rumah itu untuk mendoakan rahmat bagi mereka dan menghibur mereka (berta’ziyah),” jawab Fathimah.
“Mungkin engkau sampai ke kuburan bersama mereka,” kata Rasulullah.
“Aku berlindung kepada Allah dari melakukan hal itu. Sungguh aku telah mendengar apa yang engkau sabdakan dalam masalah itu,” jawab Fathimah.
“Seandainya engkau sampai mendatangi kuburan bersama mereka, niscaya engkau tidak akan melihat surga sampai surga itu bisa dilihat oleh kakek ayahmu,” sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. An-Nasa`i no. 1880, kitab Al-Jana`iz, bab An-Na’yu, namun hadits ini dhaif sebagaimana dalam Dha’if Sunan An-Nasa`i).
Yang rajih (kuat) dari perselisihan yang ada, wallahu a’lam, adalah pendapat yang membolehkan ziarah kubur bagi wanita bahkan hukumnya mustahab sebagaimana laki-laki, dengan beberapa alasan yang akan kami bawakan pada edisi mendatang, Insya Allah.

fahri salafi

Hukum ziarah kubur bagi wanita (1)

Penulis: Al-Ustâdzah Ummu Ishâq Zulfâ Husen Al-Atsariyyah

Setiap amalan yang disyariatkan dalam Islam memiliki batasan-batasan. Hal ini dimaksudkan agar agama ini tidak diaplikasikan secara berlebihan yang ujung-ujungnya kemudian menjadi amalan bid’ah. Demikian juga dengan ziarah kubur. Amalan yang dianjurkan ini bisa menjadi bid’ah jika batasan-batasan syariatnya dilanggar. Hal-hal apa saja yang mesti kita perhatikan dalam ziarah kubur? Dan bagaimana hukum amalan tersebut bagi wanita?
Ziarah Kubur Amalan yang Disyariatkan
Ziarah kubur merupakan amalan yang disyariatkan dalam agama ini. Ini bertujuan agar orang yang melakukannya bisa mengambil pelajaran dari kematian yang telah mendatangi penghuni kubur dan dalam rangka mengingat negeri akhirat. Tentunya disertai syarat, orang yang melakukannya tidak melakukan perbuatan yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti berdoa meminta hajat/kebutuhan dan istighatsah (minta tolong) kepada penghuni kubur, dan sebagainya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu membagi ziarah kubur menjadi dua, yaitu: ziarah syar’iyyah (ziarah yang syar’i) dan ziarah bid’iyyah (ziarah yang bid’ah). Ziarah yang syar’i adalah ziarah yang dilakukan dengan maksud mengucapkan salam kepada mayat dan mendoakannya sebagaimana hal ini dilakukan ketika menshalati jenazahnya. Namun ziarah ini dilakukan tanpa syaddu rihal (menempuh perjalanan yang jauh/safar). Adapun ziarah yang bid’ah adalah bila peziarah melakukannya dengan tujuan meminta kebutuhan/hajat kepada mayat dan ini merupakan syirik akbar. Atau ia ingin berdoa di sisi kuburan, maka ini bid’ah yang diingkari dan mengantarkan kepada kesyirikan. Selain itu, yang demikian ini tidak pernah dicontohkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula oleh salaful ummah dan para imam dari kalangan umat ini. (Sebagaimana dinukil dalam Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Alu Fauzan, 1/256 dan Taudhihul Ahkam, Asy-Syaikh Abdullah Alu Bassam, 3/258)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Tidak diragukan lagi bahwa berdoa dan beristighatsah kepada mayat, serta meminta kepada Allah dengan menyebut hak si mayat yang dilakukan orang-orang awam dan selain mereka ketika berziarah, termasuk hujr1 yang paling besar dan ucapan yang batil. Semestinya ulama menerangkan hukum Allah terkait dengan masalah ini kepada mereka dan memahamkan mereka bagaimana ziarah kubur yang masyru’ah (ziarah yang syar’i) berikut tujuannya.” (Ahkamul Jana`iz, hal. 227-228)
Berikut ini dalil dari hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang disyariatkannya ziarah kubur beserta faedahnya:
Buraidah ibnul Hushaib radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا
“Aku pernah melarang kalian dari ziarah kubur maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” (HR. Muslim no. 2257, kitab Al-Jana`iz, bab Isti`dzanun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Rabbahu Subhanahu wa Ta’ala fi Ziyarati Qabri Ummihi)
Dalam riwayat An-Nasa`i disebutkan:
فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يَزُوْرَ فَلْيَزُرْ وَلاَ تَقُوْلُوْا هُجْرًا (2
“Siapa yang ingin ziarah kubur maka silahkan ia berziarah, namun jangan kalian mengucapkan hujran.”3
Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنِّي نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا, فَإِنَّ فِيْهَا عِبْرَةً, وَلاَ تَقُوْلُوا مَا يُسْخِطُ الرَّبُّ
“Sesungguhnya dulu aku melarang kalian dari ziarah kubur. Maka (sekarang) ziarahilah kuburan, karena dalam ziarah kubur ada ibrah/pelajaran. Namun jangan kalian mengeluarkan ucapan yang membuat Rabb kalian murka.” (HR. Ahmad 3/38, 63, 66, Al-Hakim 1/374,375 dan ia mengatakan: “Shahih di atas syarat Muslim.” Adz-Dzahabi menyepakatinya. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Jana`iz hal. 228 mengatakan, kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)
Dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu disebutkan faedah lain dari ziarah kubur. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَزُوْرُوْا الْقُبُوْرَ, فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ
“Ziarahilah kuburan karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kepada kematian.”4
Dalam riwayat Ahmad dari Buraidah radhiallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:
لِتُذَكِّرَكُمْ زِيَارَتُهَا خَيْرًا
“Agar ziarah kubur itu mengingatkan kalian kepada kebaikan.”5
Dalam riwayat Al-Hakim dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu disebutkan:
فَإِنَّهَا تُرِقُّ الْقَلْبَ وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ وَتُذَكِّرُ الآخِرَة وَلاَ تَقُوْلُوْا هُجْرًا
“Karena ziarah kubur itu melembutkan hati dan mengalirkan air mata, serta mengingatkan pada akhirat namun jangan kalian mengucapkan hujran.”6
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Ziarah kubur ini awalnya dilarang karena masih dekatnya masa mereka (para shahabat) dengan masa jahiliyah. Sehingga bisa jadi ketika melakukan ziarah kubur, mereka mengucapkan perkataan-perkataan jahiliyah yang batil. Maka ketika kaidah-kaidah Islam telah tegak, kokoh dan mantap, hukum-hukum Islam telah teratur dan terbentang, serta telah masyhur tanda-tandanya, dibolehkanlah bagi mereka untuk ziarah kubur. Namun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membatasinya dengan ucapan beliau: وَلاَ تَقُوْلُوْا هُجْرًا.” (Al-Majmu’, 5/285)
Al-Imam Ash-Shan’ani rahimahullahu berkata: “Semua hadits ini menunjukkan disyariatkannya ziarah kubur, menerangkan hikmahnya, dan dilakukannya dalam rangka mengambil pelajaran. Maka bila dalam ziarah kubur tidak tercapai hal ini berarti ziarah itu bukanlah ziarah yang dimaukan secara syar’i.” (Subulus Salam, 2/181)
Hukum Ziarah Kubur bagi Wanita
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ahlul ilmi tentang bolehnya ziarah kubur bagi laki-laki7. Namun berbeda halnya bila berkenaan dengan wanita. Mereka terbagi dalam tiga pendapat dalam menetapkan hukumnya:
Pertama: Makruh tidak haram. Demikian satu riwayat dari pendapat Al-Imam Ahmad rahimahullahu, dengan dalil hadits Ummu ‘Athiyyah radhiallahu ‘anha:
كُنَّا نُنْهى (وَفِي رِوَايَةٍ: نَهَانَا رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) عَنِ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ, وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا (8
“Kami dilarang (dalam satu riwayat: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami) untuk mengikuti jenazah, namun tidak ditekankan (larangan tersebut) terhadap kami.” 9
Mayoritas pengikut madzhab Syafi’iyyah10 dan sebagian pengikut madzhab Hanafiyyah11 berpendapat seperti ini.

fahri salafi

Jumat, 11 September 2009

bangkai berjalan

hati mati = bangkai berjalan.

(Alm) Ust. Rahmat Abdullah

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"?

Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan " Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?"
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat.
Tidak lagi malu-malu tampil.

Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa.

Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya" . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku".
Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku"

Judy Muhyiddin

10 strategi syetan menggoda

1. Takabur : Menanamkan rasa sombong. Sombong adalah tidak mau menjalankan perintah Allah SWT. Penyebab sombong antara lain:
1. Seseorang yang memiliki kelebihan terhadap orang lain tetapi tidak sadar bahwa kelebihan yang ada pada dirinya, terlepas sebagai akibat kerja keras dirinya, utamanya adalah karena karunia yang datang dari Allah.
2. Seseorang yang memiliki kekurangan dan tidak mau mengakui kelebihan orang lain dibanding dirinya.
2. Waswasah : Menanamkan keraguan untuk melakukan amal salih.
3. Tazyin : Menanamkan rasa nikmat pada perbuatan maksiat
4. Riya' : Menanamkan perasaan tidak ikhlas dalam beramal salih. Ikhlas artinya hanya beribadah dan mengharap pada Allah SWT.
5. Tamanni : Berharap pada sesuatu yang tidak mungkin terjadi
6. A'dawah : Menanamkan rasa bermusuhan di antara orang-orang beriman
7. Takhwif : Menanamkan perasaan takut yang tidak sesuai tuntunan Islam , misal takut miskin , takut hantu dantidak berani amal ma'ruf nahyi munkar Ada rasa takut yang diperbolehkan misalnya adalah takut berbuat dosa.
8. Shaddun : Menanamkan rasa malas untuk beramal salih
9. Wa'dun : Memberikan janji palsu
10. Kaidun : Tipu daya setan

semoga kita semua terhindar dari tipudaya Seitan.....

Amiin

gambaran surga.


Surga ...

Saudara sekalian, bergegaslah untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian serta bergegas menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi; tidak ada mata yang pernah melihat, tidak ada telinga yang pernah mendengar dan ia belum pernah terbetik di dalam benak manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah seperti taman yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka." (Ar-Ra'd: 35)

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah: 25)

"Dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar." (Al-Ghaasyiyah: 10-16)


"Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih." (Al-Insaan: 21)

"Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan istri-istri kamu digembirakan. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahanam." Az-Zukhruf: 70-74)

"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah." (Ar-Rahman: 70-72)

"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya." (Yunus: 26)

Yang dimaksud dengan al-husna (sesuatu yang terbaik) adalah surga. Sebab, tidak ada tempat tinggal yang lebih baik darinya. Sedangkan yang dimaksud dengan az-ziyadah (tambahan) adalah memandang wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mulia. Semoga Allah mengaruniakan hal itu kepada kita dengan anugerah dan kemurahan-Nya.

Ayat-ayat yang menceritakan tentang surga dan kenikmatannya cukup banyak. Sedangkan hadits-hadits mengenai hal itu, di antaranya adalah sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata: "Wahai Rasulullah, ceritakan kepada kami tentang surga, apa bangunannya?" Beliau menjawab: "Batu batanya terbuat dari emas dan perak. Lempungnya adalah kesturi, kerikilnya intan dan permata, dan tanahnya adalah za'faron. Orang yang masuk ke dalamnya akan merasakan kenikmatan dan tidak akan pernah ada gangguan. Ia akan kekal di dalamnya dan tidak akan pernah mati. Bajunya tidak akan usang dan masa mudanya tidak akan hilang." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Diriwayatkan dari 'Utbah bin Ghazwan radhiyallahu 'anhu bahwa ia pernah berkhutbah lalu memuji Allah dan menyanjungnya. Selanjutnya ia berkata: "Amma ba'du. Sesungguhnya dunia ini hampir berakhir dan yang tinggal hanyalah sisa seperti sisa air di wadah yang dituangkan oleh pemiliknya. Dan sesungguhnya kalian akan segera berpindah darinya menuju sebuah negeri yang tidak akan ada kesudahannya. Maka dari itu, berpindahlah dengan membawa sebaik-baik apa yang kalian amalkan. Kami diberitahu bahwa jarak antara dua daun pintu surga itu adalah empat puluh tahun perjalanan, dan sungguh akan datang suatu hari dimana pintu surga itu sangat padat." (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Di dalam surga itu terdapat delapan pintu, di antaranya ada sebuah pintu yang dinamakan Ar-Rayyan yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang yang menjalankan puasa." (Muttafaq 'alaih).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya orang mukmin di surga nanti mempunyai sebuah tenda yang terbuat dari satu jenis permata yang membentuk ruangan. Panjangnya di langit adalah enam puluh mil. Orang mukmin di dalam tenda itu mempunyai istri-istri yang mereka gilir, sedangkan sebagian darinya tidak melihat yang lain." (Muttafaq 'alaih).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Golongan pertama yang masuk ke dalam surga adalah seperti keindahan bulan purnama, disusul kemudian yang sesudahnya seperti sinar bintang di langit yang paling terang sinarnya. Selanjutnya mereka mempunyai tempat-tempat dimana mereka tidak akan buang air besar maupun kecil, serta tidak membuang ingus dan tidak meludah. Sisir-sisir mereka terbuat dari emas, dupa mereka adalah kayu gaharu, dan keringat mereka adalah kesturi. Besar tubuh mereka sama, sebesar tubuh moyang mereka, Adam, yaitu enam puluh hasta." (HR. Muslim).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya para penghuni surga itu makan dan minum di dalam surga, namun mereka tidak pernah meludah, tidak kencing, tidak buang air besar, dan tidak mengeluarkan ingus." Para Sahabat bertanya: "Lalu bagaimana dengan ampas makanan yang mereka makan?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sendawa dan keringat mereka seperti aroma kesturi. Mereka senantiasa melantunkan tasbih dan tahmid sebagaimana menarik dan mengeluarkan udara ketika bernapas." (HR. Muslim)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, sesungguhnya salah seorang di antara kalian (yang menjadi penghuni surga) akan diberi kekuatan seratus kali kekuatan orang biasa dalam hal makan, minum, jimak dan syahwat. Buang hajatnya masing-masing dari mereka hanyalah keringat yang keluar dari kulit mereka seperti tetesan kesturi sehingga perutnya menjadi mengempis." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i. Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib mengatakan: "Para rawi hadits ini dapat dijadikan sebagai hujjah untuk menentukannya sebagai hadits shahih. Thabrani meriwayatkannya dengan sanad shahih, demikian juga Ibnu Hibban dalam Shahih-nya serta al-Hakim).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat sebuah pasar yang mereka datangi setiap hari Jum'at, lantas angin utara akan berhembus dan menerpa wajah dan pakaian mereka sehingga mereka menjadi bertambah elok dan tampan. Sesudah itu mereka kembali ke tempat istri-istri mereka dan kemudian menyambut dengan perkataan: "Demi Allah, sungguh engkau tampak semakin elok dan tampan setelah datang dari pasar." Mereka membalas: "Sedangkan kalian sendiri juga semakin cantik dan indah saja setelah saya tinggal." (HR. Muslim).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika penghuni surga telah masuk ke dalam surga, maka ada yang memanggil: "Kalian akan selalu sehat dan tidak akan pernah sakit. Kalian juga akan selalu hidup dan tidak akan pernah mati. Kalian akan senantiasa muda dan tidak akan pernah menjadi tua. Kalian akan senantiasa merasakan kenikmatan dan tidak akan pernah tersiksa!" Itulah yang dikatakan oleh Allah 'Azza wa Jalla: [Diserukanlah kepada mereka: "Itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (Al-A'raaf: 43). (HR. Muslim).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika ahli surga telah masuk ke dalam surga, maka ada yang memanggil: "Wahai para penduduk surga, sesungguhnya Allah punya janji kepada kalian yang hendak ditunaikan-Nya." Mereka berkata: "Apakah itu? Bukankah Ia telah menjadikan berat timbangan amal kebaikan kami, telah menceriakan wajah kami, dan telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari nereka?!" Beliau melanjutkan sabdanya: "Lalu tirai pun disingkap, sehingga mereka langsung memandang wajah Allah. Demi Allah, tidaklah Allah memberikan sesuatu yang lebih mereka cintai daripada melihat wajah Allah, dan tidak ada yang lebih mereka senangi daripadanya." (HR. Muslim).

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keabadian di surga-Mu, curahkanlah keridhoan-Mu, dan berilah kami kenikmatan melihat wajah-Mu dan kerinduan bertemu dengan-Mu tanpa ada aral melintang.

Ya Allah, curahkanlah rahmat, kesejahteraan, dan keberkahan kepada hamba dan Nabi-Mu, Muhammad, serta kepada seluruh keluarga dan para Sahabat. Allahumma amin.

(Dikutip dengan sedikit diringkas dari kitab Majalisu Syahri Ramadhan, Edisi Indonesia: Kajian Ramadhan, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, penerbit: Al-Qowam).

Fsi Al-Kautsar Unj

renungan untuk Ukhty (2)

sambungan ..
Wahai Saudaraku...
Sesungguhnya kesempatan hari ini jika tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya belum tentu besok terulang kembali. Tidak pada setiap waktu dan kesempatan tersedia peluang untuk berbuat kebaikan. Maka jika memungkinkan, bersegeralah memanfaatkannya dan takutlah jika kesempatan itu lenyap dan engkau tidak memiliki kesempatan untuk kedua kali.

Ukhti muslimah …
Berbekallah dengan ketaqwaan. Karena engkau tidak tahu jika malam datang apakah engkau masih hidup saat fajar menjelang. Engkau tidak tahu apakah kehidupan kita berakhir dengan baik (husnul khotimah) ataukah sebaliknya. Engkau tidak tahu apakah mudah pertanggungjawaban amal kita di hadapan Allah ataukah sebaliknya.

Ketahuilah ukhti, bahwa sebaik-baik jalan yang bisa mengantarkanmu kepada kebahagiaan dan ketenangan di dunia, keselamatan dan keberuntungan di akhirat adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah berfirman, yang artinya, “Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar.” (Qs. Al Ahzab: 71)

Tahukah ukhti di mana engkau bisa meraih jalan ketaatan yang benar dan diridhai Allah? Yaitu dengan menuntut ilmu syar’i. Bersegeralah meraih keselamatan dan keberuntunganmu. Bersegeralah menuntut ilmu syar’i ….

Ukhti muslimah ….
Sesungguhnya di antara kebaikan keislaman seorang wanita adalah mengetahui agamanya. Maka Islam mewajibkan para wanita mencari ilmu sebagaimana yang diwajibkan terhadap kaum laki-laki.

” Mencari ilmu itu fardhu (wajib) atas setiap muslim.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Perhatikanlah firman Allah, yang artinya,

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui” (Qs. Az Zumar: 9)

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Qs. Mujadillah: 11)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

“Sesungguhnya para malaikat benar-benar meletakkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu, karena ridha terhadap apa yang dicarinya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah pahamkan dia tentang masalah agama.” (HR. Bukhari Muslim)



Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada waktu ‘Idul Adh-ha dan ‘Idul Fithri ke tempat shalat (tanah lapang), maka beliau melintasi sekumpulan wanita, seraya bersabda:
‘Wahai sekalian wanita, bersedekahlah kalian,perbanyaklah istigfar (memohon ampun) karena sesungguhnya kalian pernah diperlihatkan kepadaku sebagai penghuni Neraka yang paling banyak.’ Seorang wanita yang cerdik di antara mereka bertanya:, Wahai Rasulullah, kenapa kaum wanita yang lebih banyak menjadi penghuni neraka?‘’ Beliau menjawab, ‘Kalian banyak mengutuk dan mengingkari kebaikan suami.. Aku tidak melihat pihak yang memiliki kekurangan pada akal dan agama yang lebih cepat menghilangkan akal orang laki-laki yang teguh melebihi salah seorang di antara kalian.’ Mereka bertanya, ‘Lalu apa kekurangan agama dan akal kami, wahai Rasulullah?’ Beliau bertanya, ‘Bukankah kesaksian seorang wanita itu seperti setengah kesaksian orang laki-laki?’ Mereka menjawab, ‘Benar.’ Beliau bersabda, ‘Demikianlah bagian dari kekurangan akalnya.Wanita menghabisi waktu malamnya tanpa mengerjakan salat dan tidak puasa di bulan Ramadan (karena haid), ini adalah kekurangan pada agama Bukankah jika sedang haid, dia tidak shalat dan tidak berpuasa?’ Mereka menjawab, ‘Benar.’ Beliau pun bersabda, ‘Demikianlah bentuk kekurangan agamanya.’”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim]



Ukhti muslimah…
Jangan lagi menunda-nunda untuk mengerjakan perintah Allah. Jangan menunda-nunda untuk menuntut ilmu syar’i. Karena sungguh kita tidak tahu kapan nafas ini berhenti… dan bila ajal benar-benar menjemput kita saat ini juga, dengan hati yang bagaimanakah kita menghadap Allah… dengan amal yang manakah kita memohon keselamatan dari adzab-Nya…

Ukhti, bersegeralah…

mohon maaf bila ada salah ketik atau salah kata yg tidak berekanan.Nasehat ini saya tulis dari buku Beberapa Nasehat Untuk Keluarga Muslim,
semoga ada hikmahnya, dan Bermanfaat buat ukhti Muslimah.Insya Allah

. Nadia Rahmawati

renungan untuk Ukhty (1)

untuk ukhty.

Segala puji bagi Allah.Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah,para keluarga dan para sahabat beliau,serta kepada orang-orang yang mengikuti jejak dan petunjuk beliau sampai hari pembalasan.
Selanjutnya saya menulis nasehat yang sederhana ini kepada ukhti muslimah,yang Rela Allah sebagai Tuhannya,Islam sebagai agamanya,dan muhammad s.a.w. sebagai Rasul Allah.
Wahai Saudaraku Muslim,Dari Anas r.a.dari Nabi s.a.w.bersabda:
'''Tidak beriman seseorang diantara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagimana ia mencintai dirinya sendiri.''
( muttafaq Alaih )

Maka, Baris-Baris sederhana ini sengaja ditulis untuk anda dari sesama saudara muslim yang bersaksi atas nama Allah bahwa ia sangat mencintai saudaranya sebagaimana cintanya kepada keluarga dan saudari-saudari muslimah lainnya.
wahai saudaraku ukhti muslimah .Hendaknya kita tahu dengan penuh keyakinan,bahwa kita tidak diciptakan main-main tanpa ada arti dan tidak pula dibiarkan begitu saja tanpa tujuan dan pertanggung jawaban.

Allah SWT Berfirman:
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?

Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia.( AL MU'MINUUN:115-116)

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?
( AL QIYAAMAH:36)

Tapi Kita telah diciptakan oleh Allah,pencipta alam yang indah ini,untuk suatu tujuan yang agung,Sebagaimana firmanNya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.( ADZ DZAARIYAAT :56)

Maka segala puji bagi Allah atas nikmat Islam.

Wahai ukhti .Ketahuilah -Semoga Allah memberi taufiq kepada anda untuk setiap kebaikan bahwa Islam telah mengatur kehidupan seseorang muslim dan muslimah sesuai dengan sistem yang datang dari Pencipta alam ini.Yang Maha Tinggi dan Maha Bijaksana.untuk itu,saya wasiatkan agar anda berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama Islam ini,baik yang kecil maupun yang besar,di setiap waktu dan tempat,dan hendaknya Kitabullah ( AL Qur'an ) dan sunnah Rasulullah s.a.w. menjadi sinar penerang yang menerangi jalan anda.Semoga Allah menjaga dan memelihara anda.
Wahau saudaraku ketahuilah,semoga Allah menjaga anda bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat tergantung pada pelaksanaan syariat Allah SWT dalam kehidupan kita.
Allah SWT Berfirman:
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.( AN NAHL:97 )

Wahai saudaraku hayatilah ayat-ayat berikut ini.
Allah SWT Berfirman:
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".
Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki." Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.
(Az-Zumar:73-74)

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
(AL HADIID:21)

Ukhti muslimah …
Kehidupan itu tidak bisa diduga dan ajal kematian tidak diketahui. Tapi hidup pasti ada ujungnya. Apa yang mungkin ukhti kerjakan hari ini belum tentu bisa ukhti kerjakan esok hari.
Ketahuilah. Hari ini adalah waktu beramal, bukan waktu hisab. Dan esok adalah waktu hisab, bukan waktu beramal.

Bersambung..Insya Allah.

Nadia Rahmawati

Selasa, 08 September 2009

Berjabat Tangan Dengan Lawan Jenis (2)

Sebagian orang bila ingin berjabat tangan dengan wanita ajnabiyyah atau seorang wanita ingin berjabat tangan dengan lelaki ajnabi, ia meletakkan penghalang di atas tangannya berupa kain, kaos tangan dan semisalnya. Seolah maksud dari larangan jabat tangan dengan ajnabi hanyalah bila kulit bertemu dengan kulit, adapun bila ada penghalang tidaklah terlarang. Anggapan seperti ini jelas batilnya, karena dalil yang ada mencakupinya dan sebab pelarangan jabat tangan dengan ajnabi tetap didapatkan meski berjabat tangan memakai penghalang.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata, “Tidak boleh berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram, baik si wanita masih muda ataupun sudah tua. Dan sama saja baik yang menjabatnya itu anak muda atau kakek tua, karena adanya bahaya fitnah (ujian/cobaan) yang bisa didapatkan oleh masing-masingnya.”
Asy-Syaikh juga berkata, “Tidak ada bedanya baik jabat tangan itu dilakukan dengan ataupun tanpa penghalang, karena keumuman dalil yang ada. Juga dalam rangka menutup celah-celah yang mengantarkan kepada fitnah (ujian/cobaan).”

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu mengatakan, “Segala sesuatu yang menyebabkan fitnah (godaan) di antara laki-laki dan perempuan hukumnya haram, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.”
Tidaklah diragukan bahwa bersentuhannya kulit laki-laki dengan kulit perempuan akan menimbulkan fitnah. Kalaupun ada yang tidak terfitnah maka itu jarang sekali, sementara sesuatu yang jarang terjadinya tidak ada hukumnya sebagaimana dinyatakan oleh ahlul ilmi. Sungguh ahlul ilmi telah menulis permasalahan ini dan mereka menerangkan tidak halalnya laki-laki berjabat tangan dengan wanita ajnabiyah. Inilah kebenaran dalam masalah ini. Berjabat tangan dengan non mahram adalah perkara yang terlarang, baik dengan pengalas atau tanpa pengalas.”
Beliau juga mengatakan, “Secara umum, tergeraknya syahwat disebabkan sentuhan kulit dengan kulit lebih kuat daripada sekedar melihat dengan pandangan mata/tidak menyentuh. Bila seorang lelaki tidak dibolehkan memandang telapak tangan wanita yang bukan mahramnya, lalu bagaimana dibolehkan ia menggenggam telapak tangan tersebut?” (Fatawa Al-Mar`ah Al-Muslimah, 2/541-543)
Demikian masalah hukum berjabat tangan antara lelaki dan wanita yang bukan mahram.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

footnote:
1 Ucapan selamat pada hari Id ini pernah ditanyakan kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu sebagaimana dalam Majmu’ Al-Fatawa (24/253). Beliau menjawab, “Tidak ada asalnya dalam syariat. Telah diriwayatkan dari sekelompok shahabat bahwa mereka melakukannya. Sebagian imam memberi rukhshah untuk melakukannya seperti Al-Imam Ahmad rahimahullahu dan selainnya. Akan tetapi Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata, ‘Aku tidak memulai mengucapkannya kepada seseorang. Namun bila ada yang lebih dahulu mengucapkannya kepadaku, aku pun menjawabnya karena menjawab tahiyyah itu wajib.’ Adapun memulai mengucapkan tahni`ah bukanlah sunnah yang diperintahkan dan juga tidak dilarang. Siapa yang melakukannya maka ia punya contoh dan siapa yang meninggalkannya maka ia punya contoh.”
Yang dimaksudkan tahiyyah oleh Imam Ahmad rahimahullahu adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوْهَا
“Dan apabila kalian diberi ucapan salam penghormatan maka jawablah dengan yang lebih baik darinya atau balaslah dengan yang semisalnya.” (An-Nisa`: 86)
2 Saling mengunjungi saat hari raya dan berjabat tangan ketika berjumpa di hari raya, demikian pula saling mengucapkan selamat, bukanlah perkara yang disyariatkan bagi pria maupun wanita. Namun demikian, hukumnya tidak sampai bid’ah. Terkecuali bila pelakunya menganggap hal itu sebagai taqarrub (ibadah yang dapat mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , barulah sampai pada bid’ah karena hal itu tidak pernah dilakukan di masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Nashihati lin Nisa`, Ummu Abdillah bintu Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’i rahimahullahu, hal. 124)
3 Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:
لَماَّ جاَءَ أَهْلُ الْيَمَنِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ أَقْبَلَ أَهْلُ الْيَمَنِ وَهُمْ أَرَقُّ قُلُوْبًا مِنْكُمْ، فَهُمْ أَوَّلُ مَنْ جَاءَ بِالْمُصَافَحَةِ
Tatkala datang ahlul Yaman, berkatalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh telah datang ahlul Yaman, mereka adalah orang-orang yang paling halus/lembut hatinya daripada kalian.” (Kata Anas): “Mereka inilah yang pertama kali datang membawa mushafahah (adat berjabat tangan).” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 967, lihat Shahih Al-Adabil Mufrad dan Ash-Shahihah no. 527)
4 Hadits Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu yang telah disebutkan di atas.
5 Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Ahmad (2/213) dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَانَ لاَ يُصَافِحُ النِّسَاءَ فِي الْبَيْعَةِ
“Beliau tidak menjabat tangan para wanita dalam baiat.” (Dihasankan sanadnya oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 530)
6 Dijelaskan oleh Sufyan bahwa maksud mereka adalah, “Marilah engkau menjabat tangan kami.” Dalam riwayat Ahmad disebutkan dengan lafadz:
قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَلاَ تُصَافِحُنَا؟
“Kami katakan, ‘Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjabat tangan kami?’.”
7 Sementara memandang wanita yang bukan mahram dengan sengaja adalah perkara yang dilarang dalam syariat. Bila demikian, tentunya lebih terlarang lagi bila lebih dari sekedar memandang.

http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=585

Berjabat Tangan Dengan Lawan Jenis (1)


Penulis : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah

Banyak hal dalam keseharian kita yang mesti dikoreksi. Karena ada di antara kebiasaan yang lazim berlaku di tengah masyarakat kita namun sesungguhnya menyimpang dari syariat. Berjabat tangan dengan lawan jenis adalah contohnya. Praktik ini tersuburkan dengan minimnya keteladanan dari mereka yang selama ini disebut tokoh agama.

Idul Fithri belum lama berlalu. Kegembiraannya masih tertinggal di tengah kita. Saat seorang muslim bertemu dengan saudaranya masih terdengar tahni`ah, ucapan selamat, “taqabballahu minna wa minkum1.” Tradisi salam-salaman alias berjabat tangan di negeri kita saat hari raya masih terus berlangsung, walaupun sebenarnya untuk saling berjabat tangan dan meminta maaf tidak perlu menunggu hari raya2. Kapan kita memiliki kesalahan maka segera meminta maaf, dan kapan kita bertemu dengan saudara kita maka kita mengucapkan salam dan berjabat tangan.
Berjabat tangan yang dalam bahasa Arab disebut dengan mushafahah memang perkara yang ma’ruf, sebuah kebaikan. Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا لَقِيَ الْمُؤْمِنَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، وَأَخَذَ بِيَدِهِ فَصَافَحَهُ، تَنَاثَرَتْ خَطَايَاهُمَا كَمَا يَتَنَاثَرُ وَرَقُ الشَّجَرِ
“Sesungguhnya seorang mukmin apabila bertemu dengan mukmin yang lain, lalu ia mengucapkan salam dan mengambil tangannya untuk menjabatnya, maka akan berguguran kesalahan-kesalahan keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun pepohonan.” (HR. Al-Mundziri dalam At-Targhib 3/270, Al-Haitsami dalam Al-Majma’ 8/36, lihat Ash-Shahihah no. 526)

Amalan yang pertama kali dicontohkan oleh ahlul Yaman (penduduk Yaman)3 kepada penduduk Madinah ini biasa dilakukan di tengah masyarakat kita. Kata shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Al-Bara` bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu:
مِنْ تَمَامِ التَّحِيَّةِ أَنْ تُصَافِحَ أَخَاكَ
“Termasuk kesempurnaan tahiyyah (ucapan salam) adalah engkau menjabat tangan saudaramu.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 968, Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Adabil Mufrad menyatakan: Sanadnya shahih secara mauquf)

Berjabat tangan telah jelas kebaikannya. Namun bagaimana kalau laki-laki dan perempuan yang bukan mahram saling berjabat tangan, apakah suatu kebaikan pula? Tentu saja tidak!!! Walaupun menurut perasaan masyarakat kita, tidaklah beradab dan tidak punya tata krama sopan santun, bila seorang wanita diulurkan tangan oleh seorang lelaki dari kalangan karib kerabatnya, lalu ia menolak untuk menjabatnya. Dan mungkin lelaki yang uluran tangannya di-”tampik” itu akan tersinggung berat. Sebutan yang jelek pun akan disematkan pada si wanita. Padahal si wanita yang menolak berjabat tangan tersebut melakukan hal itu karena tahu tentang hukum berjabat tangan dengan laki-laki yang bukan mahramnya.

Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai qudwah kita, tak pernah mencontohkan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya. Bahkan beliau mengharamkan seorang lelaki menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Beliau pernah bersabda:
لَأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir 20/210 dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, lihat Ash-Shahihah no. 226)

Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata, “Dalam hadits ini ada ancaman yang keras bagi lelaki yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Dan juga merupakan dalil haramnya berjabat tangan dengan para wanita, karena jabat tangan tanpa diragukan masuk dalam pengertian menyentuh. Sungguh kebanyakan kaum muslimin di zaman ini ditimpa musibah dengan kebiasaan berjabat tangan dengan wanita (dianggap sesuatu yang lazim, bukan suatu kemungkaran, -pent.). Di kalangan mereka ada sebagian ahlul ilmi, seandainya mereka mengingkari hal itu hanya di dalam hati saja, niscaya sebagian perkaranya akan menjadi ringan, namun ternyata mereka menganggap halal berjabat tangan tersebut dengan beragam jalan dan takwil. Telah sampai berita kepada kami ada seorang tokoh besar di Al-Azhar berjabat tangan dengan para wanita dan disaksikan oleh sebagian mereka. Hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita sampaikan pengaduan dengan asingnya ajaran Islam ini di tengah pemeluknya sendiri. Bahkan sebagian organisasi-organisasi Islam berpendapat bolehnya jabat tangan tersebut. Mereka berargumen dengan apa yang tidak pantas dijadikan dalil, dengan berpaling dari hadits ini4 dan hadits-hadits lain yang secara jelas menunjukkan tidak disyariatkan jabat tangan dengan kaum wanita non-mahram.” (Ash-Shahihah, 1/448-449)

Dalam membaiat para shahabiyyah sekalipun, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menjabat tangan mereka5. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha istri beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمْتَحِنُ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ بِهَذِهِ اْلآيَةِ بِقَوْلِ اللهِ تَعَالَى {ياَ أيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ} إِلَى قَوْلِهِ {غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ} قَالَ عُرْوَةُ: قَالَتْ عَائِشَةُ: فَمَنْ أَقَرَّ بِهَذَا الشَّرْطِ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ، قَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ باَيَعْتُكِ؛ كَلاَمًا، وَلاَ وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُهُ يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ فِي الْمُبَايَعَةِ، مَا يبُاَيِعُهُنَّ إِلاَّ بِقَوْلِهِ: قَدْ باَيَعْتُكِ عَلَى ذَلِكَ
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menguji kaum mukminat yang berhijrah kepada beliau dengan firman Allah ta’ala: “Wahai Nabi, apabila datang kepadamu wanita-wanita yang beriman untuk membaiatmu….” Sampai pada firman-Nya: “Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.” Urwah berkata, “Aisyah mengatakan: ‘Siapa di antara wanita-wanita yang beriman itu mau menetapkan syarat yang disebutkan dalam ayat tersebut’.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepadanya, “Sungguh aku telah membaiatmu”, beliau nyatakan dengan ucapan (tanpa jabat tangan).” ‘Aisyah berkata, “Tidak, demi Allah! Tangan beliau tidak pernah sama sekali menyentuh tangan seorang wanita pun dalam pembaiatan. Tidaklah beliau membaiat mereka kecuali hanya dengan ucapan, “Sungguh aku telah membaiatmu atas hal tersebut.” (HR. Al-Bukhari no. 4891 dan Muslim no. 4811)

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaiat mereka hanya dengan mengucapkan “Sungguh aku telah membaiatmu”, tanpa beliau menjabat tangan wanita tersebut sebagaimana kebiasaan yang berlangsung pada pembaiatan kaum lelaki dengan menjabat tangan mereka.” (Fathul Bari, 8/811)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menyatakan bahwa hadits ini menunjukkan tidak bolehnya menyentuh kulit wanita ajnabiyyah (non mahram) tanpa keperluan darurat, seperti karena pengobatan dan hal lainnya bila memang tidak didapatkan dokter wanita yang bisa menanganinya. Karena keadaan darurat, seorang wanita boleh berobat kepada dokter laki-laki ajnabi (bukan mahram si wanita). (Al-Minhaj, 13/14)

Umaimah bintu Ruqaiqah berkata: “Aku bersama rombongan para wanita mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membaiat beliau dalam Islam. Kami berkata, “Wahai Rasulullah, kami membaiatmu bahwa kami tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, tidak akan mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kami, tidak melakukan perbuatan buhtan yang kami ada-adakan di antara tangan dan kaki kami, serta kami tidak akan bermaksiat kepadamu dalam perkara kebaikan.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesuai yang kalian mampu dan sanggupi.” Umaimah berkata, “Kami berucap, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih sayang kepada kami daripada sayangnya kami kepada diri-diri kami. Marilah, kami akan membaiatmu6 wahai Rasulullah!’.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata:
إِنِّي لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ، إِنَّمَا قَوْلِي لِمِائَةِ امْرَأَةٍ كَقَوْلِي لِامْرَأَةٍ وَاحِدَةٍ
“Sesungguhnya aku tidak mau berjabat tangan dengan kaum wanita. Hanyalah ucapanku kepada seratus wanita seperti ucapanku kepada seorang wanita.” (HR. Malik 2/982/2, An-Nasa`i dalam ‘Isyratun Nisa` dari As-Sunan Al-Kubra 2/93/2, At-Tirmidzi, dll. Lihat Ash-Shahihah no. 529)

Dari hadits-hadits yang telah disebutkan di atas, jelaslah larangan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram. Karena seorang lelaki haram hukumnya menyentuh atau bersentuhan dengan wanita yang tidak halal baginya. Al-Imam Asy-Syinqinthi rahimahullahu berkata, “Tidaklah diragukan bahwa sentuhan tubuh dengan tubuh lebih kuat dalam membangkitkan hasrat laki-laki terhadap wanita, dan merupakan pendorong yang paling kuat kepada fitnah daripada sekedar memandang dengan mata.7 Dan setiap orang yang adil/mau berlaku jujur akan mengetahui kebenaran hal itu.” (Adhwa`ul Bayan, 6/603)

:..bersambung..:
Zahrotul 'Azizah 'Hendrita N' 08