Jumat, 07 Agustus 2009

Ideologi Islam



Beda dengan yang lain


Beda dengan ideologi-ideologi yang lainnya, maka ideologi Islam tidak hanya menuju kepada keselamatan dunia saja, melainkan juga kesejahteraan akhirat.

Apalagi kita sebagai ahli ilmu jiwa (psycholoog) dan sebagai ahli ilmu masyarakat (sosioloog) meneropong jiwa dan gerak gerik sukmanya Ummat Islam, serta suka pula membandingkannya dengan ideologi Islam, maka terdengarlah suara sayup-sayup laksana teriakan penunggang unta ditengah-tengah lautan pasir yang amat luas, dan ada kalanya terdengar pula sebagai dentuman meriam dan letusan bom, seolah-olah seperti halilintar ditengah-tengah hujan angin yang lebat dan taufan yang dasyat.


Sari daripada suara jiwa Ummat Islam yang serupa itu mengalir kesatu jurusan yang tetap dan tentu, ialah : Cita-cita Islam atau ideologi Islam. Dalam hal ketatanegaraan dan di dalam masyarakat suara Ummat Islam ini bolehlah kami terjemahkan, sebagai berikut:

1. Hendaklah Negara Indonesia menjadi Negara yang berdasarkan Islam;

2. Hendaklah pemerintah dapat menjamin berlakunya hukum syara' Agama Islam dalam arti yang seluas-luas dan sesempurna-sempurnanya.

3. Kiranya tiap-tiap muslim dapat kesempatan dan lapangan usaha, untuk melakukan kewajibanya, baik dalam bagian duniawi maupun dalam urusan ukhrowy;

4. Kiranya rakyat indonesia, teristimewa sekali Ummat Islam, terlepaslah daripada tiap-tiap perhambaan yang manapun jua.

Dengan Ringkas tapi tegas bolehlah kita katakan, bahwa cita-cita Ummat Islam (Ideologi Islam) ialah: hendak membangunkan Dunia Baru atau Dunia Islam atau dengan kata-kata (terminologi lain) : Ad-Daulatul Islam.

Sebab, sepanjang keyakinan dan pendapat Ummat Islam, maka hanya dengan Islam di dalam bangunan Daulah Islam sajalah masyarakat Indonesia khususnya dan segenap perikemanusiaan umumnya dapat terjamin keselamatannya, baik yang berhubungan dengan hidup dan peri-penghidupannya maupun yang bersangkutan dengan kepentingan dan keperluan keduniaan yang lainnya.

Selain daripada itu, kejurusan ukhrowy Ummat Islam bercita-citakan memperoleh keselamatan dan kesejahteraan akhirat, ialah dunia baqa atau dengan kata-kata lain: Darul Salam. Ialah Dunia sempurna, alam dibalik kubur, yang dijanjikan Allah atas tiap-tiap hambanya, yang sengaja dan pandai melakukan kewajibannya dengan sempurna, sepanjang tuntutan dan petunjuk kitabnya dan contoh tauladan Nabinya yang penutup.

Bagitulah harap dan doa tiap-tiap jiwa yang berideologi Islam, jika pada suatu saat ketemu dengan ujung kesudahan hidupnya; setelah menyelesaikan amal usaha dan kewajibannya, yang perlu diperbuat semasa diberi hajat oleh Dzat yang maha murah dan maha asih. Karenanya pula, maka sering dikatakan oleh pemuka-pemuka Islam dan para 'alim ulama, bahwa cita-cita Ummat Islam ialah: Menuju dan memperoleh Mardhotillah dan Rahmatillah. Mardhotillah dan Rahmatillah di dunia, merupakan Darul Islam! sedang Mardhotillah dan Rahmatillah di akhirat, mewujudkan Darus Salam!

Cita-cita yang serupa itu tertanam dalam-dalam dan berakar kuat-kuat dalam kalbu Ummat Islam, sehingga tiap-tiap Muslim dan Mukmin menganggap hidupnya tiada berguna (mubadzir), bahkan ia merasa menanggung dosa yang sebesar-besarnya, jika ia menghentikan ikhtiar dan usahanya, bagi mencapai Darul Islam, Darus Salam!


filosofi "CICAK - CICAK DI DINDING....."


Rizkimu akan datang (jngn slh tafsir)

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh...

Cicak cicak di dinding......diam - diam merayap.....datang seekor nyamuk....happ.....lalu di sergap.....

Inilah lagu yang sangat populer bagi anak playgroup dan taman kanak - kanak.....bertahun - tahun lagi ini masih senantiasa menghiasi hari - hari anak - anak kecil kita......sehingga sebagai orang tuapun kita sangat tidak asing dengan lagu ini......namun apa yang bisa kita tangkap dan maknai sebagai hikmah dan pembelajaran hidup dari lagu ini.....

Coba antum semua amati......datangnya seekor nyamuk ke cicak.......kenapa nyamuk harus datang ke cicak ?.......lha wong Allah telah bentangkan alam semesta begitu luasnya......kenapa tidak pergi ke tempat yang lain saja......supaya tidak mampus di makan cicak.....lantas siapa yang menggerakkan nyamuk itu ke cicak ?......sebuah hikmah kehidupan besar kalau kita mampu memaknai lagu bagi guru - guru dan seluruh orang tua.....bagi mereka yang tidak pandai bersyukur.....selalu protes akan hasil yang sudah di tentukan dan di gerakkan oleh Allah......kenapa kok gajiku naiknya hanya segini......kenapa usahaku kok nggak bisa berkembang......aku sudah kerja keras banting tulang kenapa ya kok hasilnya hanya begini - begini saja.......kenapa ya doa - doaku kok tidak di dengarkan dan di kabulkan oleh Allah.....Allah tidak adil.....

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa NYAMUK atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan ?. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang FASIK. QS 2 : 26

Berbagai macam pertanyaan.....kenapa dan mengapa.....meluncur dari lisan manusia atas sebuah.....KETENTUAN ALLAH YANG BERUPA HASIL SEMENTARA......dari usaha dan ikhtiar yang sudah dilakukannya......inilah yang Allah katakan dalam akhir ayat diatas sebagai orang - orang yang di sesatkan Nya......FAASIQIIN......orang - orang yang FASIK......orang - orang yang tidak pandai bersyukur.......orang - orang yang " su'udzan ".....berburuk sangka kepada ketentuan Allah......SU'UL ADAB.....Na'udzubillah.......

Usaha dan ikhtiar......berharap dengan memanjatkan doa.....itu semua memang bagian manusia dalam menjalani hidup.....tetapi urusan HASIL.....adalah HAK ALLAH untuk menentukannya.......ada satu hal yang sering dilupakan oleh manusia setelah ikhtiar dan doanya.....yaitu TAWAKKAL.......menyerahkan segala sesuatunya kepada ketentuan dan kehendak Allah......

Sepanjang kehidupan manusia ini barangkali hanya Nabi Ibrahim as yang pernah membuat para malaikat kalang kabut dan panik.......Dia adalah " Khaliilullah "......kekasih Allah.....tapi dia justru tidak memanjatkan sebaris doapun ketika tubuhnya siap dilemparkan ke kobaran api yang membara oleh pengikut raja Namrud......Para malaikat yang tahu hal ini segera berlarian turun dari langit seperti tim gegana penjinak bom......para malaikat siap bertindak dan menunggu aba - aba dari Allah.......mereka tak tega melahat kekasih Allah di hinakan seperti itu......Nabi Ibrahim as tetap tak juga memanjatkan doa.......Satu per satu dari para malaikat membujuknya untuk segera memohon kepada Rabb Nya......malaikat yang lainnya pun bersumpah siap membenamkan semua pengikut - pengikut Namrud ke dalam tanah saat itu......Ibrahim as tetap tak mengajukan permintaan apapun kepada Allah......

Malaikat Jibril adalah yang paling terakhir datang dengan tersenyum kepada Ibrahim as......ketika melihat kekasih Allah itu berdesis lirih sebaris kalimat dari mulut Ibrahim as......AKU MEMASRAHKAN KEINGINANKU PADA KEINGINAN ALLAH......KEKASIHKU.......Subhaanallah.......

Para Malaikat tak bisa berbuat apa - apa lagi.......mereka hanya bisa menonton dengan pilu.......ketika orang - orang Namrud melemparkan Nabi Ibrahim ke dalam api yang bergolak......dan Allah dengan kekuasaan Nya.....dengan kekuatan Nya......memerintahkan ciptaan Nya.......yang berupa......API......utuk menjadi.....DINGIN.......memberi keselamatan dan anugerah kepada hamba Nya yang berserah diri.....TAWAKKAL....

Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. QS 21 : 69

Dari kisah yang diabadikan oleh Allah dalam Al Qur'an tersebut......kiranya bisa dijadikan ibrah dan pelajaran......bahwa boleh - boleh saja manusia mempunyai harapan......VISI......boleh saja manusia jungkir balik berikhtiar.......tetapi jangan sekali - kali terbersit dalam pikiran dan hati bahwa.......harapan dan keinginan tersebut......harus menjadi KENYATAAN......kalau antum termasuk tipikal orang yang demikian......maka bersiap - siap lah.....untuk menjadi.....ORANG YANG SERING KECEWA DALAM HIDUP INI.......karena harapan dan keinginan antum semua.....belum tentu sama dengan......KEINGINAN DAN KEHENDAK ALLAH.......serahkan segala yang kita upayakan......segala yang kita inginkan......dengan....BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH......Yang Maha Menentukan Segala Sesuatu......

.....Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. QS 3 : 159

Wallahua'lam

Wassalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.



Filosofi "Nikmatilah Kopinya, Bukan Cangkirnya"


Filosofi kehidupan

Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua.
Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stress di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah - dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja.
Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

Sekarang perhatikan hal ini :

Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah
cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis
cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi.
Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita.

Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya.
Jadi nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya.

Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan anda.
Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda
menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan.
Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia.
Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda.


Masalah ekonomi dan amal untuk akhirat


PERBAIKAN EKONOMI UMMAT

Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Tuhan yang memberikan kita segalanya, yang menetapkan hukum2Nya untuk kemaslahatan ummat manusia, yang menetukan qadha dan qadarNya, agar manusia selalu berserah diri hanya kepadaNya, yang memerintahkan manusia untuk melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya, agar mereka terhindar dari kesengsaraan dunia dan kemelaratan akhirat.
Shalawat dan Taslim mari kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW serta para sahabat, keluarga dan ahli warisnya sekalian.
Kaum Muslimin….

Memperbaiki ekonomi sama dengan mencari rezeki. Bagi ummat Islam mencari kemudahan rezeki, telah diberi petunjuk oleh Allah dan RasulNya, agar mereka tidak terjebak kepada kebiasaan atau metode orang2 yang tidak berIman, bahwa memajukan ekonomi itu harus dengan kerja keras.

Bekerja memang tidak dilarang agama, tapi menanggap bahwa bekerja itu adalah tulang punggung ekonomi adalah hal yang perlu diluruskan.

Bertani itu perlu, tapi yakin kepada pertanian itu yang harus dihapus, Berdagang itu juga perlu, tapi yakin kepada perdagangan itu yang harus dihilangkan.
Hasil dari semua kerja manusia, apakah itu dari pertanian atau perdagangan adalah pemberian Allah. Bukan petani yang menghasilkan beras melainkan Allah. Petani hanya menanam dan memetik, tapi Allah yang memberi buah. Bukan pedagang yang mendatangkan pembeli sehingga ia menjadi kaya, melainkan Allah SWT. Dan begitu seterusnya..

Dengan alasan itulah sehingga bekerja keras itu tidak perlu. Santai2 sajalah mengurus dunia karena dunia ini memang masih panjang untuk diperjuangkan. Hari ini gagal masih ada besok, bulan ini tidak berhasil masih ada bulan depan, tahun ini terpuruk masih ada tahun depan dan begitu seterusnya..

Tapi untuk amal akhirat tidak boleh santai, harus bekerja keras, karena waktunya sangat terbatas, hanya satu hari saja seakan akan engkau akan mati besok..
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kau hidup selama2nya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan2 kau akan mati besok pagi’

Duniamu masih panjang waktunya maka boleh santai2 saja, tapi akhiratmu sangat mendesak maka kau harus segera beramal, tidak boleh menunda2 amal kebajikan..
Dalam ayat Al-Quran maupun hadits Baginda Rasulullah SAW. Telah ada isyarat bahwa majunya ekonomi adalah atas kehendak Allah SWT. Karena itu orang islam dianjurkan untuk selalu menjaga ketha’atan kepada Allah dan RasulNya
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah akan diberi jalan keluar bila menemui kesulitan dan akan diberi rezeki yang tak terduga asalnya” (QS..Ath Thalaaq 2-3)

Bukankah rezeki itu bermakna ekonomi dan yang tidak terduga itu bermakna kemudahan.?
Kenapa hari ini banyak sarjana ekonomi yang ekonominya terpuruk.? Bukankah ini bukti yang menentukan rezeki itu bukan sarjana, melainkan Allah SWT.?

Hari ini banyak orang yang mengalami berbagai masalah dalam mengurus ekonomi karena kebanyakan mereka memisahkan antara urusan ekonomi dan agama. Seakan2 agama itu berdiri sendiri dan ekonomi berdiri sendiri.

Pada hal semestinya orang berIman itu harus meyakini bahwa semua yang terjadi di alam ini atas kehendak Allah, atas izin Allah, atas kemauan Allah, termasuk urusan ekonomi. Kalau yang terjadi itu baik maka bersyukurlah dan kalau yang terjadi itu buruk maka bersabarlah. Bukankah salah satu rukun Iman itu ialah baik dan buruknya dari Allah SWT.

Banyak orang yang lebih percaya kiat2 para pakar ekonomi untuk memajukan ekonomi dan hampir tidak lagi percaya akan kiat2 Allah dan RasulNya tentang kemudahan2 ekonomi.

“Kalau sekiranya penduduk suatu negeri berIman dan bertaqwa kepada Allah pasti kami bukakan pintu berkah dari langit dan dari bumi.”

Bukankah pintu berkah dari langit dan dari bumi itu bermakna adalah rezeki yang melimpah ruah.? Tapi kenapa ekonomi yang maju hanya dianggap milik amerika, Jepang dan Negara maju lainnya.? Bukankah ekonomi yang kita cari ekonomi yang ada berkah. Yang memberikan ketenangan pada pemiliknya.? Yang tidak menimbulkan gejolak social yang melahirkan kehancuran moral dan pertikaian.?

“kalau sekiranya mereka mau menegakkan Taurat, Injil dan apa2 yang diturunkan dari Tuhan mereka, pasti mereka akan makan dari atas mereka dan dari bawah mereka” (QS.AL-Maaidah 66)

Ini adalah suatu jaminan Allah SWT bagi hambaNya yang taat. Sebaliknya karena takut terjebak yang haram bahkan ada dari kalangan Islam sendiri yang mengatakan “Sedangkan yang haram saja susah apalagi yang halal” inilah orang yang lebih percaya ilmu ekonomi orang kafir dari pada jaminan Allah.

“Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya, hendaklah ia menghubungkan silaturahmi”Hadits riwayat Abu Hurairah (Bukhari). Hari ini silaturahmi telah hilang dikalangan ummat Islam, bahkan antara keluarga sedarahpun telah hampir tidak dijumpai lagi, sehingga ekonomi yang sudah morat marit makin terpuruk.

Bahkan untuk melapangkan rezki, kita dianjurkan bersedekah.
Apakah ada hari ini Pakar Ekonomi dunia yang membuat teori "Pengeluaran Cuma-Cuma" itu menguntungkan??
Tapi bagi Allah dan RasulNya tidak ada yang tidak mungkin.

Ekonomi itu sendiri pasti dan pasti ada hubungannya dengan Allah SWT sebagai pengendali alam ini. Bumi ini milik Allah bagaimana mungkin ekonomi ini terpisah dari kekuasan Allah.
Dalam sebuah mahfum hadits dari Baginda Rasulullah bahwa diantara lima balasan bagi orang2 yang menegakkan Sholat dengan sempurna ialah didunia diberkahkan rezekinya.

Hari ini banyak sekali diantara ummat muslim yang sampai mengorbankan sholatnya karena tidak mau pekerjaan terganggu, bahkan menganggap sholat musibah apabila adzan dikumandangkan dan mencari-cari alasan untuk menunda bahkan menqadhanya.

Rasulullah SAW bersabda: Posisi sholat pada anggota badan adalah seperti kepala kepala pada tubuh..

dari hadits ini bisa kita tinjau..apabila orang tidak punya tangan maka ia masih bisa hidup..cacat kakipun masih bisa hidup...bahkan tanpa tangan dan kakipun manusia masih bisa hidup. Tapi adakah orang yang bisa hidup tanpa kepala??
Bagaimana Rezki mau lancar dan berberkah sedangkan tumbalnya adalah sholat??

"Barangsiapa yang lalai mengingat Allah, maka Allah SWT akan membuat hidupnya sempit dan di padang mashar akan dibangkitkan dalam keadaan buta"

Insya Allah tiada henti-hentinya kita saling ingat mengingatkan agar Allah SWT memandang kita dengan pandangan Allah SWT Redha kepada kita di saat perjumpaan kita nanti..

.Buat Ihwa dan Akhwat seiman yg Insya Allah dicintai dan diRidhoi Allah SWT....untuk lebih banyaknya saudara2 qt yg menerima pesan da'wah ini mohon untuk mungundang teman2nya yang lain untuk dapat bergabung di Group "Usaha Atas Iman" ini..

..Subhanallah wabihamdi AsyaduAllahilaha Illallah Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..




MENYAMBUT BULAN RAMADHAN




Marhaban ya ramadhan
Beberapa hari lagi kita akan kedatangan tamu agung, tamu yang kita tunggu-tunggu selama 11 bulan lamanya. Dialah bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh dengan berkah, bulan yang sangat diistimewakan oleh Allah. D dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, di dalamnya penuh dengan rahmah, ampunan, dan pembebasan dari api neraka. Bulan yang dirindukan kedatangannya dan ditangisi kepergiannya oleh orang-orang yang sholeh.

Pada bulan inilah kaum muslimin seharusnya melakukan pengembaraan rohani dengan mengekang nafsu syahwat dan mengisi dengan amal-amal yang mulia. Semua itu merupakan momen dan sekalius saran yang baik untuk mencapai puncak ketaqwaan. Dosa dan kekhilafan juga merupakan sasaran yang akan kita hapuskan dalam bulan Ramadhan ini.

Untuk mendekatkan sasaran tersebut, kiranya perlu menyambut tamu Allah yang agunfg ini dengan mengadakan pembekalan ruhani dan pengetahuan tentang bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Di antara bejal-bekal yang harus dimiliki dalam menyongsong bulan mulia ini adalah sebagai berikut:


1. Mempersiapkan pemahaman yang benar tantang bulan Ramadhan

Untuk memberikan motivasi agar beribadah dalam bulan Ramadhan ini bisa dilaksanakan dengan maksimal, sebelum Ramadhan datang Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabatnya guna memberikan persepsi yang benar dan mengingatkan betapa mulia bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits yang panjang Rasulullah bersabda:

�Dari Salman Ra., beliau berkata, �Rasulullah berkhutbah di tengah-tengah kami pada akhir Sya�ban, Rasulullah bersabda: �Hai manusia, telah menjelang kepada kalian bulan yang sangat agung yang penuh dengan barokah, yang di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan di mana yang Allah telah menjadikan puasa di dalamnya sebagai puasa wajib, qiyamullailnya sunnah, barangsiapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan amalan wajib tujuh puluh kali pada bulan lainnya... dst.� (HR. Ibnu Hujaimah, beliau berkata: hadits ini adalah hadits shahih).


2. Membekali diri dengan ilmu yang cukup

Sasaran dan ibadah puasa adalah untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita. Untuk itu, ibadah puasa harus dilakukan dengan tatacara yang benar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

�Banyak orang berpuasa yang tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar. Dan banyak orang shalat malam, tidak mendapat apa-apa dari shalatnya kecuali bergadang.� (HW. Abu Dawud, Ibnu Majah)

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:

�Barangsiapa tidak meninggalkan kata-kata dusta (dalam berpuasa) dan tetap melakukannya, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.� (HR. Bukhari).

Dari dua hadits di atas bisa disimpulkan bahwa membekali diri dengan segala ilmu yang berkaitan dengan puasa memang akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan kita untuk menigkatkan kualitas ketaqwaan kita melalui bulan Ramadhan yang mulia ini.


3. Melakukan persiapan jasmani dan ruhani.

Sebelum masuk bulan Ramadhan, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar banyak melakukan ibadah puasa di bulan Sya�ban. Dengan banyak berpuasa di bulan Sya�ban berarti kita telah mengkondisikan diri, baik dari sisi ruhiyah atau jasadiyah. Kondisi ini akan sangat positif pengaruhnya dan akan mengantarkan kita untuk menyambut Ramadhan dengan berbagai ibadah dan amalan yang di sunnahkan. Di sisi lain, tidak akan terjadi lagi gejolak fisik dan proses penyesuaian terlalu lama seperti banyak terjadi pada orang yang pertama kali berpuasa. Misalnya lemas, badan terasa panas, tidak bersemangat, banyak mengeluh, dan sebaginya.

�Aisyah ra. Berkata: �Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya�ban.� (HR Muslim).

Bulan Sya�ban adalah bulan dimana amal shalih diangkat ke langit.

Dari Usamah bin Zaid berkata: �Saya bertanya: �Wahai Rasulullah saw, saya tidak melihat engkau puasa disuatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya�ban�. Rasul saw bersabda:� Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa.� (Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa�i dan Ibnu Huzaimah)


4. Memahami keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan diciptakan Allah penuh dengan kutamaan-keutamaan dan kemuliaan. Maka mempelajari dan memahami keutamaan tersebut akan memotivasi kita untuk lebih meningkatkan amal ibadah kita. Di antara keutamaan dan kemuliaan bulan Ramadhan adalah:

a. Bulan kaderisasi taqwa dan bulan di turunkannya Al Qur�an

Allah SWT berfirman,

�Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.� (QS. Al Baqarah: 183)

�Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu....� (QS. Al Baqarah: 185).

b. Bulan paling utama, bulan penuh berkah

Rasulullah SAW bersabda,

�Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang paling mulia adalah hari Jum�at.�

Dalam hadits lain,

�Dari Ubaidah bin Shomit, bahwa ketika Ramadhan tiba, Rasulullah bersabda: �Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan penuh berkah, pada bulan itu Alah akan memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan dan Dia kabulkan do�a pada bulan itu. Allah Ta�ala akan melihat kalian berlomba melakukan kebaikan. Allah akan membanggakan kalian di depan Malaika. Maka pelihatkanlah kebaikan diri kaliah kepada Allah, sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat rahmat Allah �Azza Wa Jalla.� (HR. Tabroni).

c. Bulan ampunan dosa, bulan peluang emas melakukan ketaatan.

Rasulullah SAW bersabda:

�Antara sholat lima waktu, dari hari Jum�at sampai Jum�at lagi, dari Ramadhan ke Ramadhan, dapat menghapuskan dosa-dosa apabila dosa-dosa besar dihindarkan.� (HR. Muslim).

�Barang siapa puasa karena iman dan mengharap pahala dari Allah, ia akan diampuni semua dosanya yang telah lalu.� (HR. Bukhari � Muslim)

�Apabila Ramadhan telah datang pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu.� (HR. Bukhari � Muslim)

d. Bulan dilipatgandakannya amal sholeh

Rasulullah SAW bersabda,

�Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, Allah berfirman, �Kecuali, puasa. Puasa itu untuk dan Akulah yang akan membalasnya. Ia tinggalkan nafsu syahwat dan makannya semata-mata karena Aku.� Orang yang berpuasa mendapat dua kebahagiaan, ketika berbuka dan ketika berjumpa Rabbnya. Bau mulut orang yang berpuasa disisi Allah lebih wangi daripada bau parfum misik.� (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda,

�Rabb-mu berkata, �Setiap perbuatan baik (di bulan Ramadhan) dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Puasa untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai dari api neraka, bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku jahil kepada seseorang di antara kamu yang sedang berpuasa, maka hendaklah kamu katakan, �Saya sedang berpuasa.� (HR. Tirmizi).

e. Bulan jihad dan kemenangan

Sejarah telah mencatat, bahwa pada bulan suci Ramadhan beberapa kesuksesan dan kemenangan besar diraih ummat Islam. Ini membuktikan bahwa bulan Ramadhan bukan merupakan bulan malas dan bulan lemah, tapi bulan Ramadhan adalah bulan jihad dan kemenangan.

Perang Badar Kubro yang diabadikan dalam Al Qur�an sebagai �Yaumul Furqon� dan umat Islam meraih kemenangan besar, terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 10 Hijriyah. Dan pada saat itu juga gembong kebathilan Abu Jahal terbunuh.

Pada bulan Ramadhan, fathu Makkah (pembebasan kota Mekkah) yang diabadikan dalam Al Qur�an sebagai �Fathan Mubina�, terjadi pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 Hijriyah.

Perang �Ain Jalut menaklukan tentara Mongol terjadi pada Ramadhan, tepatnya pada tanggal 25 Ramadhan 658 Hijriah.

Andalusia (Spanyol) yang ditaklukan oleh tentara Islam di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad juga terjadi pada bulan Ramadhan, yaitu pada tanggal 28 Ramadhan 92 Hijriah.


Demikianlah beberapa hal yang perlu kita lakukan dalam persiapan menyambut Ramadhan. Semoga Allah mempertemukan kita dengan Ramadhan tahun ini.

Sukma Ama Wijaya

soal WANITA...





Complicated…

Walaupun berusaha meyakinkan…
kami cukup sederhana, untuk bisa difahami…
Tapi nyatanya sering membuat kaum adam…
harus meningkatkan kesabaran dan keikhlasannya…
dalam menghadapi kami.

Satu dari sekian… yang paling diantara yang ter…
Kami makhluk yang jarang mau bersyukur,
Nikmat ujian dan nikmat kebahagiaan..
Ada kalanya hati dan lisan kami berseberangan…
Ada kalanya pikiran dan sikap kami berjauhan…

Kami tertawa lalu kami menangis…
Menyimpan rasa sakit dibiarkan mengendap…
Sangat jarang ada yang bisa mengungkapkan…
Lebih baik diam dan mendendam…
Dan tawa itu adalah tipuan kesekian.
(Mungkin lebih baik lihat kesusahan orang hehehe...)

Kami lebih mementingkan rasa daripada akal…
Kami lebih sering larut dalam ketidakpastian…
(Mungkin lebih senang membicarakan orang hehehe...)

Kami biarkan kemarahan dalam bentuk diam…
Jadilah kemarahan terpendam…
Tidak juga terselesaikan,
Malah menimbulkan luka yang dalam.
(Apalagi ditambah marah dengan masalah orang hehehe...)

Kadang terpikir…
Membelanjakan harta adalah penyelesaian…
Bertemu teman dan menghabiskan waktu dalam kebersamaan adalah kebahagiaan…
Walaupun tetap dengan usaha pergi ke pengajian untuk mendekatkan diri dengan Tuhan…
Arisan, pertemuan, reuni juga… tetap dilakukan…
Apa yang dibicarakan…????
Ini bukan ghibah… ini bukan namimah…
Tapi ini betul… si ini dan si itu melakukannya…
Si ini selingkuh… si itu sekarang bertobat…
Si ini jatuh miskin… si itu kaya raya dengan cara haram…
Si ini sakit karena ini dan itu… si itu sehat karena ini dan itu…
Lihatlah mobilnya sekarang baru… lihatlah rumahnya sekarang mewah…
Lihatlah dia yang sekarang berpenampilah wah… dulunya….
Lihatlah dia yang sekarang alim… dulunya…
Lihatlah dia yang sekarang sengsara… dulunya…
Atau dengan 'katanya' itu...
Katanya sekarang dia sekarang berpisah...
Katanya sekarang dia mendua...
Katanya sekarang dia lagi mencari pasangan...

Ckckckck…..
Tidak akan ada habisnya mendengarkan wanita berbicara…
Karena memang tak ada ujung dan pangkalnya…
Mengalir… bebas… tanpa beban…

Mulailah pembahasan itu sampai di kediaman…
Suami menjadi penampung segala keresahan…
Belum selesai dengan sifat kami yang cemburuan...
Dan selalu merasa kekurangan (kurang uang, kurang perhatian, kurang kasih sayang... dan segala kurangnya itu...)
Ditambah dengan cerita yang mencengangkan...
Si itu beli perhiasan… aku kapan…?
Si itu pergi ke luar negeri, belanja… kita kapan…?
Si itu beli mobil baru tanpa menjual yang lama… kita kapan…?
Si itu suaminya naik pangkat, naik gaji… kamu kapan…?
Si itu punya mertua baik hati yang selalu memberi uang… aku…?
Atau...
Hati-hati dengan si ini... dia begini begitu...
Hati-hati dengan si itu... dia begini begitu juga...
Si ini… si itu… si ini… si itu... begini... begitu...

Katanya…
Wanita adalah makhluk dengan segala keindahan…
Hatinya terisi dengan kelembutan dan ketegaran…
Matanya selalu memancarkan keteduhan dan ketenangan…
Lisannya selalu mengalirkan kata-kata arif dan kebijakan…

Tapi yang mana…?
Wanita yang mana…?
Yang jelas, sayapun mungkin bukan yang dimaksud…
(Karena saya pun mungkin masih sering mengalami susah hati dan menyusahkan hati orang lain…)
Tapi sangat yakin, Allah Maha Mengetahui…
Saya dan wanita manapun pasti sangat ingin berproses dan menjadi sholehah dalam arti sebenarnya (tapi bukan hanya berpenampilan sholeh dengan kerudung panjangnya…)

Saya ingin bisa menutup hati dan telinga untuk keburukan orang lain...
Saya ingin bisa membuka hati dan telinga untuk semua kebaikan orang lain...
Saya ingin bisa ikhlas melihat kebahagiaan orang lain...
Saya ingin bisa mendoakan orang lain tanpa kecuali... di kebaikan maupun keburukannya...
Akhirnya... saya hanya tidak ingin susah mendengar dan melihat apa yang terjadi dengan orang lain...
Apalagi dengan membicarakannya bersama orang lain...

Saya ingin berpikir sepert Abu Zahim az-Zahid…
Beliau ditanya, “Apakah kekayaan anda?”
Beliau menjawab, “Dua jenis kekayaan menghapuskan semua ketakutan dan kemiskinan : Percaya kepada Allah dan tidak terpikat oleh apa yang dimiliki orang lain.”
“Apakah anda tidak takut miskin?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya bisa takut miskin bila Tuhan saya memiliki semua yang ada di langit dan di bumi dan di antara keduanya dan semua yang ada di tanah.”

Dan kembali mengingat apa yang nabi Isa a.s. katakan :
“Dunia ini adalah suatu jembatan, laluilah namun jangan membangun apa-apa di atasnya.”

Dan mentadaburi… QS. Al Mu’minuun (23 : 1-5) :
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman. (yaitu) orang yang khusyu dalam shalatnya. Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) tidak berguna. Dan orang yang menunaikan zakat. Dan orang yang menjaga kemaluannya.”

Ali r.a. pun pernah meriwayatkan :
“Sesungguhnya Allah mempunyai wadah-wadah tertentu di bumiNya, yaitu hati manusia. Maka yang paling disukai olehNya, di antara wadah-wadah itu… adalah yang paling lembut, paling jernih dan paling kuat… yaitu yang paling kuat agamanya, paling jernih dalam keyakinan dan paling lemah lembut dalam pergaulan.

And finally…

Walaupun saya yakin kaum adam pasti masih sangat memerlukan dan merindukan kami... yang katanya, apapun kelebihan dan 'kekurangan'mu aku terima... tetaplah doakan kami, untuk bisa seperti wanita-wanita mulia di jaman Rasulullah... menjaga lisannya... menjaga sikapnya... menjaga perbuatannya... demi untuk bisa memuliakan dirinya karena ingin pulang dalam keadaan mulia ketika menghadap ke Sang Maha Mulia, kelak...

Wallahu'alam...

Pengirim : Nanet Dewi Camellia



sekali lagi tentang "cinta"


ADA APA DENGAN CINTA

Ketika ikhwan akhwat mengunjungi google.com......dan coba ketikkan untuk mencari satu kata yang paling banyak disebut dan ditulis disana.....maka insyaAllah kata yang paling banyak disebut dan ditulis dan paling populer disana adalah.....CINTA.....ada 552 juta hasil pencarian.....Hal ini menggambarkan bahwa kata ini paling banyak ditulis dan dibicarakan dalam praktek kehidupan nyata.....

Motivasi terbesar yang ada dalam diri manusia adalah....CINTA.....jika cinta sudah bersarang dalam hati seseorang......maka dia akan sanggup melakukan apa saja demi yang dicintai......tidak peduli hujan atau panas.....rintangan tembok yang menghadang......semuanya serasa kecil dan mampu untuk dilewatinya......Akibat yang ditimbulkan adalah bisa membawa para pecinta kepada dua titik ekstrim yang berlawanan......KEBAHAGIAAN DAN PENDERITAAN.....

CINTA yang digelorakan dengan salah sasaran......bertentangan dengan hukum - hukum Allah dan Rasul Nya......dijamin PASTI akan mendatangkan kemudharatan dan penderitaan bagi pecintanya........dan inilah fenomena yang paling banyak terjadi......CINTA diartikan dengan makna yang sangat sempit.....yaitu mencintai lawan jenis dengan syahwat...." AL GHURAM "....

Kalau roman dijalankan seperti istri pembesar Mesir Al Aziz kepada Nabi Yusuf as maka kisah Al Qur'an membuktikan akhir dari cerita........ gelora cinta istri Al Aziz yang membawanya kepada kenistaan di akhir hayatnya......dan Nabi Yusuf as yang mempertahankan hukum - hukum Allah SWT dengan keteguhan imannya......memperoleh kemuliaan pada akhirnya.......inilah jaminan dan janji Allah kepada hamba Nya.....

Kalau sepasang remaja sedang dimabuk CINTA.....mereka lakukan itu semua sebelum hukum Allah dan Rasul Nya menghalalkannya......maka potensi besar yang akan terjadi adalah akhir yang pilu dan menyedihkan.....Kenapa roman itu tidak dimulai saja setelah hukum Allah menghalalkannya dengan " aqdun nikah ".......coba antum semua renungkan.....kalau periode masa roman CINTA itu yang dipindahkan dari sebelum ke sesudah " aqdun nikah "......wah....wah.....nggak umum itu.....ya...ya....karena kaum kafir yahudi dan nasrani telah membombardir kita dengan pelajaran roman CINTA yang salah......yang TERLARANG.......melalui berbagai macam media.....

Kalau CINTA ini kita tempatkan pada porsi yang sebenarnya.......Suami mencintai keluarganya dengan memberikan perhatian......kesungguhan dalam memberikan nafkah yang halal......dan sebaliknya.....istri dan anak -anak juga memberikan CINTA yang sebenarnya kepada suami dan ayahnya.......inilah CINTA yang seharusnya......maka akhir dari CINTA itu adalah....JANJI ALLAH BERUPA KEBAHAGIAAN DAN KEMULIAAN.......

Begitu juga seorang pimpinan di tempat kerja......dengan memberikan CINTA pada porsi yang sebenarnya......dengan memanusiakan karyawannya......memberikan hak - hak nya yang memadai.....memberikan perhatian baik lahir dan batinnya.......Pimpinan yang demikian inilah yang akan dicintai oleh ank buahnya.......

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS 3 : 31

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). QS 3 : 14

Rasulullah SAW bersabda :

Dan demi jiwaku yang berada dalam genggaman NYA, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian BERIMAN, dan tidaklah sempurna keimanan kalian hingga kalian saling MENCINTAI

Tidaklah dianggap BERIMAN salah seorang dari kalian hingga ia MENCINTAI saudaranya sebagaimana ia mencinta dirinya sendiri.

Maksud semua ayat - ayat dan hadist - hadist CINTA diatas adalah CINTA yang diterapkan sesuai dengan hukum - hukum Allah dan Rasul Nya......dan semuanya disandarkan kepada CINTA kepada Allah......Mahabbatullah.....

SEBUAH RENUNGAN TENTANG CINTA

Cinta........
Sebuah kata dengan sejuta bahkan tak terhingga makna...........
Alam semesta tercipta......karena cinta.......
Bumi berputar dan planet-planet beredar.......karena cinta.......
Bentangan kekuasaan ALLAH dihadirkan dihadapan kita.........karena cinta.......
Dan kita semua ada.......juga karena cinta..........

Cinta.......
Bagai pedang tajam yang bermata dua........
Bagai ular yang berkepala dua.......
Dia bergerak dua arah antara dua titik ekstrem........
Bisa mendorong pecinta ke jurang penderitaan.........
Bisa juga mengahantarkan sang pecinta ke ruang kebahagiaan..........
Semua tergantung pilihan kita.....
Untuk memilih object pusat yang kita cinta.........

Cinta tidak akan muncul dari sebuah interaksi sepintas.........
Tapi cinta akan muncul dari interaksi aktifitas yang berulang-ulang dan penuh penghayatan........sebuah proses panjang..........
Pandangan pertama......ketertarikan.......perkenalan........membangun kedekatan jiwa..........keinginan selalu bersama.......berbagi rasa........berujung pada keikhlasan untuk membenamkan ego pribadi kedalam ego yang dicinta.......

Lantas bagaimana cinta orang-orang yang beriman bertumpu ?
Alladziina aamanuu asyaddu hubbal LILLAH........
Orang-orang yang beriman hanya cinta pada ALLAH.........
Mahligai cintanya adalah meleburkan dirinya dengan ALLAH........
Cinta bukan lagi urusan fisik.........cinta adalah urusan jiwa.......
Fisik dan materi hanya sebuah media.......

Istri.....anak.....orang tua......harta.......pekerjaan........kekayaan........kekuasaan...
Adalah sekedar media.........jangan terpengaruh dan terjebak karena media ini........
Mereka semua boleh terluka........boleh sakit........boleh hancur sekalipun.......
Tetapi cinta kepada Sang Maha Mencintai........keindahannya tetap terasa......
Kebahagiannya tetap tertoreh abadi.......dilubuk jiwa sang pecinta.......

Kalau ada cinta tak terbalas....... Mencintai tapi tidak dicintai........
Ini hanya berlaku pada cinta kepada sesama manusia...........
Hal ini tidak berlaku untuk seorang hamba dengan ALLAH........
Karena ALLAH adalah Dzat Yang Maha Mencintai.........
Sumber segala cinta..........yang tidak pernah memudar cintaNYA.......
Yang terus menerus mencintai meskipun sebagian hamba-hambaNYA tidak mencintaiNYA
Cinta NYA senantiasa mengalir deras........tanpa ada yang bisa mengukurnya.

Cinta ALLAH hanya bisa disambut dengan cinta kepadaNYA......
Baru akan menghadirkan terciptanya kebahagiaan...........
Kalau cinta ALLAH bertepuk sebelah tangan.........
Sang Maha Pemberi Cinta akan tetap berbahagia....
Karena kebahagiaan cinta sesungguhnya bukan dirasakan oleh yang dicinta...
Tetapi dirasakan oleh yang mencinta........
Berbahagialah bagi orang-orang yang mencintai NYA..........
Menderitalah bagi orang-orang yang tidak bisa mencintai NYA.......

ALLAH telah membangun kerajaan kebahagiaan dalam kerajaan cinta.........
Maka kebahagiaan hanya bisa diraih dan dirasakan oleh orang-orang yang menasbihkan dirinya sebagai hamba cinta.......bukan hamba kebencian......
Bukan hamba dendam.........bukan hamba keserakahan..........

Walaa kinnaLLAAHA habbaba ilaikumul iimaana wazayyanahu fii quluubikum
Dan ALLAH menjadikan kamu cinta kepada IMAN dan menjadikan IMAN itu indah dihatimu...........

Yaa ..... IMAN lah kata kuncinya.........
Yang bisa mengantarkan kita menuju ruang dan waktu yang tiada habis-habisnya terus menaburkan aroma cinta untuk hamba yang dimabuk cinta kepada NYA...

Jangan sampai cintaNYA tak terbalas cinta......
Hanya karena kita memiliki kehendak untuk memilih.......
Sementara alam semesta bergerak dan bertasbih kepadaNYA......
Membalas cintaNYA dengan penuh pengabdian........
Mereka bertasbih sepenuh cinta dan ketaatan..........
Yaa.....bertasbih kepadanya adalah cara membuktikannya..........

Ego......Ego......Ego.......sekali lagi.........Ego........
Ego hewani pribadi hamba manusia yang menjadi sebab.......
Cinta ALLAH tak terbalas oleh hambanya........
Keingininan materi nampak jelas...........tapi semu.......
Jangan biarkan ego kita mengembara bebas........
Karena ego manusia melebihi alam semesta ini.........
Keinginan tanpa batas dan tak terhingga dalam angan-angan.........

Kebutuhan materi fisik.......makan.......minum.......harta.........jabatan........
Akan hilang meninggalkan kita atau kita tinggalkan.........
Baik secara alamiah..........maupun terpaksa..........
Tundukkan ego kita......supaya menyatu dengan asalnya........
ALLAH..........Sumber Segala Ego.........

ALLAH mencintai kita.........
Dengan menawarkan jalan keluar dari kesesatan dan penderitaan...........
DIA menurunkan petunjukNYA untuk menundukkan ego pribadi hamba.........
Bersatu dengan Ego NYA...........
Inilah jalan sejati.......yang bakal menghantarkan kita kepada kebahagiaan..........Sebuah cinta........
CINTA SEJATI.........

Wass.War.Wab.



berhati-hati dari makanan yang haram


Assalamualaikum

Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, yang ditanganNya tergenggam nyawa-nyawa seluruh mahluk semesta alam..
Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah SAW, Kekasih Allah juga para ahlul bait dan para sahabat2 beliau yang kita sebagai ummatnya, saudara seIman mereka di masa sekarang ini belum pernah melihatnya tapi tetap merasakan kehadirannya dan senantiasa merindukan perjumpaan dengannya.

Seorang lelaki yang soleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat Sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah membuat air liur Tsabit terbit, apalagi di hari yang panas dan tengah kehausan. Maka tanpa berfikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang lezat itu, akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah itu bukan miliknya dan dia belum mendapat izin pemiliknya.

Maka ia segera pergi kedalam kebun buah-buahan itu hendak menemui pemiliknya agar minta dihalalkan buah yang telah dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja dia berkata, "Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap anda menghalalkannya". Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya yang ditugaskan menjaga dan mengurus kebunnya".

Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, "Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah ku makan ini." Pengurus kebun itu memberitahukan, "Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalan sehari semalam".

Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orang tua itu, "Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku kerana tanpa izin pemiliknya. Bukankah Rasulullah s.a.w. sudah memperingatkan kita melalui sabdanya:
"Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka"

Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba di sana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata," Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Kerana itu mahukah tuan menghalalkan apa yang sudah ku makan itu?"

Lelaki tua yang ada dihadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, "Tidak, aku tidak boleh menghalalkannya kecuali dengan satu syarat." Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu kerana takut ia tidak dapat memenuhinya. Maka segera ia bertanya, "Apa syarat itu tuan?" Orang itu menjawab, "Engkau harus menikahi putriku !"

Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, "Apakah karena hanya aku makan setengah buah apel yang keluar dari kebunmu, aku harus menikahi putrimu?"

Tetapi pemilik kebun itu tidak mempedulikan pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, "Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang yang lumpuh!"

Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berfikir dalam hatinya, apakah perempuan seperti itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku tidak boleh menghalalkan apa yang telah kau makan !"

Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, "Aku akan menerima pinangannya dan perkahwinanya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul 'alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya kerana aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta'ala".

Maka pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah pernikahan selesai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui isterinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berfikir akan tetap mengucapkan salam walaupun isterinya tuli dan bisu, kerana bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, "Assalamu"alaikum..."

Tak disangka sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi jadi isterinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu , dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut kerana wanita yang kini menjadi isterinya itu menyambut uluran tangannya.

Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. "Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada dihadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula", Kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berfikir, mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan yang sebenarnya ?

Setelah Tsabit duduk di samping isterinya, dia bertanya, "Ayahmu mengatakan kepadaku bahawa engkau buta. Mengapa?" Wanita itu kemudian berkata, "Ayahku benar, kerana aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah". Tsabit bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan bahawa engkau tuli, mengapa?" Wanita itu menjawab, "Ayahku benar, kerana aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat Allah ridha.

Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?" Tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan isterinya. Selanjutnya wanita itu berkata, "aku dikatakan bisu kerana dalam banyak hal aku hanya menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah SWT saja. Aku juga dikatakan lumpuh kerana kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang menimbulkan kegusaran Allah".

Tsabit amat bahagia mendapatkan isteri yang ternyata amat soleh dan wanita yang memelihara dirinya. Dengan bangga ia berkata tentang isterinya, "Ketika kulihat wajahnya... Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap".

Tsabit dan isterinya yang salihah dan cantik itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikurniakan seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke seluruh penjuru dunia, Beliau adalah Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit.

Alhamdulillah semoga dengan asbab kisah ini kita semakin meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, karena seorang yang berakhlak baik maka Allah akan mempertemukan ia juga dengan seorang jodoh yang berakhlak mulia juga. Dan seseorang yang berakhlak buruk, maka jodohnyapun seorang yang akhlaknya buruk.

Insya Allah tiada henti-hentinya kita saling ingat mengingatkan agar Allah SWT memandang kita dengan pandangan Allah SWT Redha kepada kita di saat perjumpaan kita nanti..

.Buat Ihwa dan Akhwat seiman yg Insya Allah dicintai dan diRidhoi Allah SWT....untuk lebih banyaknya saudara2 qt yg menerima pesan da'wah ini mohon untuk mungundang teman2nya yang lain untuk dapat bergabung di Group "Usaha Atas Iman" ini..

..Subhanallah wabihamdi AsyaduAllahilaha Illallah Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

gunawan arif

Cara menghindarkan diri dari kegagalan dlm Ramadhan

Mau tau Ramadhan kamu Gagal atau sukses? maka 19 point di bawah ini jangan sampe terjadi sama


Di bulan Ramadhan, pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka lebar-lebar. Namun banyak orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini cara-cara menghindarkan diri dari gagal dalam Ramadhan:

1. Kurang melakukan persiapan di bulan Syaban.
Misalnya, tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan shalat
tahajjud. Begitupun tidak melakukan puasa sunnah Syaban, sebagaimana
telah disunnahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam. Dalam
hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Radhiallaahu anha berkata,“Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di
bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa
selain di bulan Syaban.”

2. Gampang mengulur shalat fardhu.
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak
mereka akan menemui kesesatan kecuali orang-orang yang bertaubat dan
beramal shalih.” (Maryam: 59)

Menurut Said bin Musayyab, yang dimaksud dengan tarkush-shalat
(meninggalkan shalat) ialah tidak segera mendirikan shalat tepat pada
waktunya. Misalnya menjalankan shalat zhuhur menjelang waktu ashar,
ashar menjelang maghrib, shalat maghrib menjelang isya, shalat isya
menjelang waktu subuh serta tidak segera shalat subuh hingga terbit
matahari. Orang yang bershiyam Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu
shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.

3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.
Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul-lail. Mendekatkan
diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah merupakan
ciri orang yang shalih.
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam
mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami
dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu
kepada Kami.” (Al-Anbiya:90)
“Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah
sunnah, sampai Aku mencintainya.” (Hadits Qudsi)

4. Kikir dan rakus pada harta benda.
Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan shadaqah adalah
tandanya. Salah satu sasaran utama shiyam agar manusia mampu
mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada harta benda,
karena ia termasuk sifat kehewanan (Bahimiyah). Cinta dunia serta
gelimang kemewahan hidup sering membuat manusia lupa akan tujuan hidup sesungguhnya. Mendekat kepada Allah Subhaanahu wa taala, akan menguatkan sifat utama kemanusiaan (Insaniyah).

5. Malas membaca Al-Quran.
Ramadhan juga disebut Syahrul Quran, bulan yang di dalamnya
diturunkan Al-Quran. Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan
waktunya baik siang maupun malam Ramadhan untuk membaca Al-Quran.
“Ibadah ummatku yang paling utama adalah pembacaan Al-Quran.” (HR
Baihaqi)Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali sebanyak mungkin kemuliaan Al-Quran sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus nampak berlanjut setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan suci.

6. Mudah mengumbar amarah.
Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda: “Orang kuat
bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang
kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah.”
Dalam hadits lain beliau bersabda: “Puasa itu perisai diri, apabila
salah seorang dari kamu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan
jangan membodohkan diri. Jika ada seseorang memerangimu atau
mengumpatmu, maka katakanlah sesesungguhnya saya sedang berpuasa.”(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta perbuatan Az-Zur, makaAllah tidak membutuhkan perbuatan orang yang tidak bersopan santun,maka tiada hajat bagi Allah padahal dia meninggalkan makan dan
minumnya.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
Kesempatan Ramadhan adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan
melatih lidah supaya senantiasa berkata yang baik-baik. Umar ibn
Khattab Ra berkata: “Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan
dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah
dan tutur kata yang sia-sia.”(Al Muhalla VI: 178) Ciri orang gagal
memetik buah Ramadhan kerap berkata di belakang hatinya.
Kalimat-kalimatnya tidak ditimbang secara masak: “Bicara dulu baru
berpikir, bukan sebaliknya, berpikir dulu, disaring, baru diucapkan.”

8. Memutuskan tali silaturrahim.
Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan
ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa
memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya” Puasa mendidik pribadi-pribadi untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang dan tali cinta.
Pelaku shiyam jiwanya dibersihkan dari kekerasan hati dan kesombongan,
diganti dengan perangai yang lembut, halus dan tawadhu. Apabila ada
atau tidak adanya Ramadhan tidak memperkuat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, itu tanda kegagalan.

9. Menyia-nyiakan waktu.
Al-Quran mendokumentasikan dialog Allah Swt dengan orang-orang yang
menghabiskan waktu mereka untuk bermain-main.
Allah bertanya: ” Berapa tahunkan lamanya kamu tinggal di bumi?”
Mereka menjawab: “Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. maka
tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.”
Allah berfirman: “Kamu tidak tingal di bumi melainkan sebentar saja,
kalau kamu sesungguhnya mengetahui. “Maka apakah kamu mengira
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenarnya; tidak Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia.”(Al-Muâ?Tminun: 112-116)

Malu Kepada Allah



Al Haya'u Minal Iman
Ada suatu kisah yang menarik dari Tirmidzi. Tirmidzi merupakan salah seorang yang sangat rajin mengumpulkan hadis tentang keutamaan Sayidina Ali bin Abi Thalib kw ketika dia berada di Kufah. Ia pernah ditanya oleh sahabatnya.”Dari tadi anda meriwayatkan keutamaan Sayidina Ali tetapi tidak meriwayatkan keutamaan dari Abu Sufyan.” Tirmidzi menjawab, “Tidak apa – apa. Karena saya tidak menemukan satu hadis pun yang sahih yang meriwayatkan tentang keutamaan Mu’awiyah kecuali hanya satu.” Lalu sahabat itu meminta, “Ya riwayatkan yang satu itu.” Tirmidzi kemudian mengatakan, “Rasulullah pernah menyuruh Ibnu Abas untuk memanggil Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Pada panggilan pertama, Ibn Abas melaporkan bahwa Mu’awiyah sedang makan dan tidak bisa memenuhi panggilan Rasulullah. Pada panggilan yang kedua kalinya, Mu’awiyah juga sedang makan. Kemudian waktu itu Rasulullah mendoakannya – doa ini diriwayatkan oleh Bukhari – sebagai berikut : “Mudah – mudahan Allah tidak mengenyangkan perutnya.”

Dan hanya itu, kata Tirmidzi, tentang keutamaan Mu’awiyah. Doa Nabi itu pun diijabah. Ketika Mu’awiyah menjadi penguasa, dia hamper tidak bisa berhenti makan; sampai perutnya sudah besar dia masih terus ingin makan.
Pada waktu itu, marahlah orang – orang yang mendengar Tirmidzi menyatakan hal itu, dan akhirnya Tirmidzi dipukuli kemudian diangkut ke daerah Rayy dan meninggal di tengah perjalanan. Itulah kisah Tirmidzi.

Ada sebuah hadis yang terdapat dalam Sunan At-Tirmidzi, hadis no. 2.575, juz 4 hal. 54, yang diterima dari Abdullah ibn Mas’ud. Mari kita simak hadis tersebut,
Diriwayatkan dari Yahya bin Musa, dari Muhammad bin Ubaid, dari Aban bin Ishaq, dari Ash-Shabah bin Muhammad, dari Murrah Al-Hamadani, dari Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah Saww bersabda: “Malulah kamu sekalian kepada Allah dengan sebenar – benarnya malu.” Lalu kami mengatakan, “Wahai Nabiyullah, Alhamdulillah kami telah malu.” Kemudian Nabi bersabda kembali; “Bukan itu, akan tetapi malu kepada Allah sebenar – benarnya malu adalah bila engkau menjaga kepala dan apa yang dikandungnya, engkau menjaga perut dengan segala isinya, engkau mengingat mati dan siksanya. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaknya ia meninggalkan perhiasan dunia. Siapapun yang telah melakukan itu semuanya berarti ia telah memiliki rasa malu yang sebenarnya kepada Allah SWT.”

Dalam hadis tersebut, Rasulullah Saww bersabda, “Istayu minallah haqqal haya’i.” Istahyu berasal dari kata Istahya yang artinya, “Hendaknya engkau malu.” Dalam Al-Qur’an, misalnya, ada kalimat, “Inallah la yastahyi an yadhriba matsalan…” yang artinya, “Allah tidak malu membuat perumpamaan.” Ketika Allah bercerita tentang Fir’aun, Dia berfirman, “Yudzabbihuna abna’ahum wa yastahyuna nisa’ahum.”
Berkenaan dengan ayat itu, ada sebagian orang yang menerjemahkan, “Menyembelih anak laki – laki mereka dan menghidupkan anak perempuan mereka.”
Kata istaya disitu diterjemahkan dengan “menghidupkan” dan ada pula yang menerjemahkan “memalukan.”

Lalu apa hubungannya malu dalam kehidupan ini. Dalam kata – kata Arab selalu ada hubungannya antara satu kata dengan kata yang lain. Mengapa kata haya’ sama dengan kata hayat (hidup), karena hidupnya kemanusiaan itu bergantung kepada rasa malu. Kalau malu itu sudah hilang. Sebetulnya manusia itu telah kehilangan kemanusiaannya. Akhirnya, dia hidup sebagai binatang.
Jadi, kehidupan manusia ditandai dengan rasa malunya. Karena itu Rasulullah Saww bersabda, “Kalau engkau sudah tidak punya malu, berbuatlah sekehendak hati kamu.” Maksudnya, kalau orang sudah tidak punya rasa malu, dia akan melakukan apapun yang dia kehendaki. Dia akan berhenti sebagai manusia dan hidup sebagai binatang. Dan kalau sudah begitu, ia bukan hidup yang sebenarnya. Karena itu, kata haya’ dan hayat berasal dari satu akar kata yang mempunyai kaitan sangat erat. Bahkan dalam antropologi, juga sering disebutkan istilah “meningkatkan budaya malu.”

Dalam hadis selanjutnya dikatakan, “Hendaknya kamu malu kepada Allah dengan sebenar – benarnya malu.” Kemudian para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami betul – betul punya rasa malu kepada Allah.” Lalu Rasulullah Saww bersabda, “Bukan demikian yang aku maksud, tetapi malu kepada Allah dengan sebenar – benarnya malu ialah kau jaga kepalamu itu dan apa yang disimpan dikepalamu itu.”

Menyimpan dalam bahasa Arab disebut wa’a. Jadi kau jaga kepalamu itu dengan apa – apa yang disimpan didalamnya, apa yang diketahuinya, dan apa yang diinformasikannya. Kalau dalam bahasa Indonesia tempat menyimpan informasi itu bukan kepala tetapi hati. Akan tetapi orang Arab menyebut salah satu anggota badan yang digunakan untuk mengetahui itu adalah ra’su, kepala. Dan ini lebih dekat dengan pengetahuan modern.

Hadis selanjutnya menyebutkan, “Dan jaga perutmu serta apa yang disimpan di dalamnya, dan engkau ingat mati dan menghendaki akhirat dengan meninggalkan dunia, maka dengan demikian dapat dikatakan dia sudah mempunyai rasa malu kepada Allah dengan sebenarnya malu.”
Dalam hadis tersebut. Rasulullah mewasiatkan kepada sahabatnya untuk malu kepada Allah, yang bukan hanya sekedar malu tetapi ada tanda – tandanya.

Pertama, menjaga kepala dari pengetahuan atau informasi – informasi yang tidak layak. Karena informasi yang ada di kepala Anda itu akan menentukan sikap Anda. Pandangan Anda tentang dunia ditentukan oleh informasi yang Anda terima tentang dunia itu.
Oleh karena itu, Rasulullah mengatakan kepada kita agar menjaga informasi yang Anda terima itu dan jangan asal makan saja. Hadis itu menyuruh kita berpikir kritis dari pembicaraan dan sumber pembicaraan.
Kedua, kau jaga perut kamu dari apa yang dikandungnya. Ini menunjukkan bahwa perut itu melambangkan pola konsumtif. Janganlah Anda mengkonsumsi barang haram di perut Anda; walaupun konsumsi sekarang bukan hanya disimpan dalam perut tetapi disimpan dimana – mana. Oleh karena itu jagalah perut kamu dari apa yang dikandungnya.
Ini bukan berarti melarang kita untuk makan, tetapi yang dilarang adalah mengkonsumsi dengan cara yang haram.

Anda tahu hadis nabi yang mengatakan,”Bila sekepal makanan haram masuk dalam perut, maka selama empat puluh hari doa Anda tidak diterima.” Karena shalat itu adalah kumpulan doa, maka hal itu berarti empat puluh hari shalat kita tidak diterima.
Ketiga, ingatlah selalu akan kematian, dan tubuh kamu itu suatu saat akan hancur dimakan tanah. Karena itu ingatlah akan kematian itu.
Ketika Rasulullah melihat orang menggali kubur, beliau menangis lalu bersabda, “Kalau engkau mau mengumpulkan bekal, maka untuk inilah seharusnya kamu mengambil bekal.”
Maksudnya, kalau kamu mau mengambil bekal, maka untuk alam sesudah mati inilah Anda seharusnya menyiapkan bekal.

Pernah suatu saat ada orang bercerita kepada saya ketika ia berpiknik ke Bali. Banyak orang Bali yang menutup rumahnya dengan alang – alang. Hal ini bukan berarti bahwa mereka tidak mempunyai cukup uang untuk membuat atap yang bagus. Mereka sebenarnya memiliki simpanan uang yang banyak, yang dipersiapkan untuk upacara Ngaben – upacara pembakaran mayat.
Ternyata orang Bali itu hebat, menurut saya. Mereka mengumpulkan bekal untuk mati yang banyak walaupun hidupnya kelihatan menderita untuk beberapa saat. Kitapun seharusnya seperti itu. Kita kumpulkan bekal yang banyak untuk hari sesudah kematian. Depositokanlah uang Anda itu; ke mana? Ke lembaga – lembaga Islam yang ada.
Jadi, kalau Anda malu kepada Allah dengan sebenarnya malu, lakukanlah seperti apa yang dikatakan oleh Rasulullah Saww.

"Bundel al-Tanwir" Yayasan Muthahhari oleh KH. Jalaluddin Rakhmat.

alfan arrasuli

Rabu, 05 Agustus 2009

Kepala Putus, Masih Bisa Berdzikir



Kisahnya Tabiin Besar "Sa'id Bin Zubair"
Said bin Zubair adalah ulama besar pada zaman tabiin – zaman setelah periode sahabat Nabi. Ia terkenal faqih, salih, dan ahli ibadah. Pada suatu hari. Khalid bin Abdillah menemukannya shalat dibelakang Imam Ali Zainal Abidin as (bin Hussain bin Ali bin Abi Thalib). Ia ditangkap dan dihadapkan ke al-Hajaj, algojo Dinasti Umayyah. Terjadilah dialog yang menarik antara al-Hajaj dengan Said bin Zubair.
Al-Hajaj: Namamu bukan Said bin Zubair (yang beruntung). Namamu Syaqiy bin Kusair ( Si Celaka anak si Melarat).
Said: Ibuku lebih tahu tentang namaku daripadamu.
Al-Hajaj: Bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar dan Umar. Apakah mereka di surga atau neraka?
Said: Kalau aku masuk surga tahulah aku siapa yang ada disana, begitu pula kalau aku masuk neraka.
Al-Hajaj: Bagaimana pendapatmu tentang para Khalifah?
Said: Aku tidak mengurus mereka.
Al-Hajaj: Siapa yang paling kamu cintai?
Said: Yang paling disenangi Allah.
Al-Hajaj: Siapa yang paling disenangi Allah?
Said: itu hanyalah Allah yang tahu. Dia tahu apa yang tampak dan tersembunyi.
Al-Hajaj: Kau berusaha melawanku?
Said: Aku tidak senang berdusta.
Said kemudian dipenggal. Tidak henti – hentinya ia membacakan ayat – ayat Al-Qur’an. Ketika kepalanya jatuh, kepala itu masih menggumamkan zikir tiga kali. Sekali keras, dua kali hampir tidak kedengaran. Sejak membunuh Said, Al-Hajaj menjadi gila. Ia terus – menerus diburu wajah Said yang mencemoohnya. (Al-Mas’udi 3:152). Mengapa Al-Hajaj tidak menyenangi Said? Al-Hajaj adalah tiran. Tidak ada yang paling dibenci tiran selain orang – orang yang berani berbicara dan tidak mau berdusta. “Dan tidaklah mereka menyiksa orang – orang kecuali karena mereka beriman kepada Allah, Maha Perkasa dan Maha Terpuji” (Al-Buruj : 8).

Alfan Arrasuli

Kisahnya MUSTAFA CHAMRAN


kisah Inspiratif smoga bermanfaat

Ghadeh....putri pedagang berlian kaya di Lebanon.....seumur - umur dia tak pernah mengenal susah....dia telah bertualang ke Eropa dan Afrika sejak kecilnya.....dan ketika menginjak dewasa....dia telah menikmati karier sebagai seorang jurnalis.....Sementara Mustafa di ujung yang lain.....dia berasal dari Iran....usianya 20 tahun lebih tua dibanding Ghadeh.....rambutnya botak.....dia tak punya nasab yang jelas.....tak punya pekerjaan tetap.....tak punya rumah tinggal.....tak punya KTP.....tak punya apa - apa.....

Di Lebanon selatan Mustafa tinggal di sebuah ruangan yayasan yang menampung anak - anak yatim piatu.....isi kamarnya hanya buku - buku dan kardus - kardus bekas yang sekaligus menjadi alas tidurnya....kehidupannya sangat dekat dengan maut....Mustafa aktif mendidik anak - anak muda Lebanon untuk bersatu dan membangun kekuatan demi melawan pasukan penjajah Israel.....

Karena kesahajaan Mustafa inilah yang memikat hati Ghadeh yang menjadi sorang jurnalis muda dan cantik.....namun begitu tahu bahwa anaknya jatuh cinta kepada Mustafa......Ibunda Ghadeh hanya bisa meradang.....mengeluarkan sumpah serapah setiap kali melihat calon menantunya.....dia bahkan berkali - kali pingsan dan terakhir kali harus dirawat di RS.....tapi Mustafa kendati menyeramkan dan terkesan tak layak sama sekali menjadi calon menantu....justru dia mempunyai sentuhan emas...

Ketika ibunda Ghadeh sakit.....dialah yang menggendongnya hingga ke RS dan menjaganya dengan sepenuh hati......Hati ibundapun akhirnya luluh karena kebaikannya......dan akhirnya merestui pernikahan mereka......Kendati demikian ibunda Ghadeh mewanti - wanti Mustafa tentang karakter putrinya......Tiap pagi setelah bangun tidur....Ghadeh selalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan gosok gigi.....harus ada orang lain yang merapikan tempat tidurnya......dan segelas susu dan secangkir kopi harus disiapkan dan dibawakan ke kamarnya......

Mustafa tahu itu beban yang berat tapi dia mencoba menenangkan hati ibunda Ghadeh dengan mengatakan......SAYA MEMANG TAK MAMPU MENCARIKAN PEMBANTU RUMAH TANGGA UNTUKNYA.....TAPI SAYA BERJANJI....SELAMA SAYA MASIH HIDUP.....SETIAP KALI GHADEH BANGUN TIDUR.....SAYA AKAN MERAPIKAN TEMPAT TIDURNYA....DAN MEMBAWAKAN UNTUKNYA SEGELAS SUSU DAN SECANGKIR KOPI UNTUKNYA......

Mustafa benar - benar menepati janjinya hingga dia mati syahid.....bahkan ketika terjadi kecamuk perang dan dia berada di medan pertempuran yang terjadi karena invasi Irak ke Iran tahun 1980 - 1988.....Mustafa tetap bersikeras menyempatkan pulang setiap pagi ke rumahnya dan merapikan tempat tidur Ghadeh istrinya.....sekaligus membuatkan istrinya....segelas susu dan secangkir kopi......Subhaanallah....

Itulah kisah nyata cinta Mustafa dan Ghadeh dalam Mustafa Chamran......sebuah komitmen untuk sekuat tenaga memenuhi apa yang dia katakan.....AWAL DARI SEBUAH KESUKSESAN DAN KEMULIAAN SESEORANG ADALAH.....MELAKUKAN APA YANG MEREKA KATAKAN.......inilah yang dikatan INTEGRITAS.....KESUNGGUHAN DALAM HIDUP.....

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) TUNDUK KEPADA PERINTAH NYA. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. QS 7 : 54

Langit yang begitu luas.....kemanapun antum pergi.....PASTI KETEMU LANGIT.....diciptakan oleh Allah tanpa tiang sama sekali.....dan ketika Allah memerintahkan.....Hai Langit...Keluarkan Matahari.....maka yang terjadi adalah PAGI.....Hai Langit....Simpanlah Matahari......jadilah MALAM.....Hai Langit....Turunkan Air....jadilah HUJAN......Begitu tunduknya makhluq Allah yang sangat besar dan luas serta tak berkaki itu.....Subhaanallah

Ana....dan antum semua begitu kecil dibandingkan langit.....dan Allah karuniakan dua tiang sebagai kaki kepada kita......namun apa yang terjadi ketika Allah menyeru perintah Nya.......NANTI SAJA.....LAIN KALI.....ya...ya....AKU TAHU KOK NGGAK USAH NYURUH - NYURUH......MasyaAllah.....hamba ini begitu dzalimnya kepada Mu...Yaa Rabb.....

Janji nikah yang pernah diucapkan bersama melalui akad yang suci.....hidup saling mengasihi dan mencintai......di khianati dengan selingkuh......janji untuk membahagiakan dan menyenangkan pasangan hidup......di ingkari dengan memuaskan diri sendiri.....kesetiaan yang di dengung - dengungkan sebelum nikah......di nodai dengan perbuatan tak terpuji.....

Para Malikat sejak diciptakan oleh Allah begitu menjunjung tinggi kesetiaan kepada pencipta Nya......Allah telah memberi tugas masing - masing kepadanya......dan tugas itu tidak pernah tidak dilakukannya.....dan sempurna dalam melaksanakan tugasnya......sehingga sejak di ciptakan sampai saat ini......Allah tidak pernah mengganti tugas mereka satu sama lain......Jibril.....ya menyampaikan wahyu dan hikmah.....Mikail.....mengatur kehidupan.....Isrofil....meniup sangkakala.....Izrail.....ya mencabut nyawa.....mereka tidak pernah lalai dan tidak pernah absen sekalipun.....KARENA BEGITU SETIANYA KEPADA PENCIPTANYA......sehingga Allah tidak pernah mengganti perannya.....apalagi memecatnya......

Kalau ikhwan semua tidak ingin perannya di ganti oleh orang lain.....laki - laki lain dalam keluarga......MAKA SETIALAH KEPADA KELUARGA.......jadilah pahlawan bagi keluarga......bagi istri dan anak - anak......jangan pernah lalai sedidikitpun dalam melakukan tugas dan tanggung jawab......melindungi dan mengayomi dan memberikan nafkah lahir dan menyenangkan hati mereka....

Kalau akhwat semua tidak ingin perannya diganti oleh orang lain.....wanita lain.....MAKA SETIALAH KEPADA KELUARGA......jadilah sosok yang dapat menyenangkan hati suami......jadilah figur yang diidolakan oleh anak - anak......jangan pernah lalai sedikitpun dalam melakukan tugas dan tanggung jawab......membuat suami selalu tenang hatinya ketika berada di luar rumah.....dan tersenyum bahagia ketika berada di rumah........

Anak - anak didik Mustafa saat inilah yang menjadi mujahid - mujahid tangguh Hizbullah dan Hammas......Mustafa dengan integritasnya.....kesungguhannya.....mereka telah mencetak generasi - generasi tangguh.....yang membuat Israel....Amerika....Inggris....Jerman....geleng - geleng kepala......pesawat tempu canggih.....dengan bom scud yang canggih.....tank - tank keluaran terbaru.....senapan otomatis......hanya dihadapi dengan lemparan batu.....dan sedikit senapan AK semi otomatis.......30 tahun lebih sudah berusaha menghancurkan mereka dan sudah milyaran dollar yang dihabiskan mereka......TAPI DARAH YANG MENGALIR DARI DIRI MUSTAFA.....DARAH INTEGRITAS.....DARAH LOYALITAS......senantiasa berada didalam diri Hizbullah dan Hammas......Allahu Akbar....

Ikhwan Akhwat pun bisa mengalirkan darah pejuang syahid......darah calon penghuni syurga....kepada anak - anak yang terlahir di dalam rumah dan keluarga masing - masing......sehingga mereka nanti akan menjadi sosok - sosok yang tangguh dalam menjalani hidupnya.......dengan mempertunjukkan pentas drama kehidupan keluarga yang selalu ditonton mereka.......DENGAN KESUNGGUHAN.....INTEGRITY.....DAN KESETIAAN.....LOYALTY.....

Wass. War. Wab.



Kisah Nabi Musa dengan wanita penzina


Taubatlah, seberapa banyak dosamu Allah Siap Mengampuni asalkan sebelum Nyawa Di tenggorokan
Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, yang ditanganNya tergenggam nyawa-nyawa seluruh mahluk semesta alam..
yang Maha Kekal sebelum segala sesuatunya ada, dan akan tetap Kekal setelah segala sesuatunya tiada.
Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah SAW, Kekasih Allah juga para ahlul bait dan para sahabat2 beliau yang kita sebagai ummatnya, saudara seIman mereka di masa sekarang ini belum pernah melihatnya tapi tetap merasakan kehadirannya dan senantiasa merindukan perjumpaan dengannya.

Dikisahkan pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahawa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya.
Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan- pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk".

Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia Berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Allah berkenan mengampuni dosa keji saya."
"Apakah dosamu wahai wanita?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut.
"Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik.
"Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.
Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina."

Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan,

"Dari perzinaan itu saya pun...lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya... cekik lehernya sampai... mati," ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.

Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku kerana perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata kerana jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah keluar. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tidak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tidak tahu mahu dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahawa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa.

Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?"
Nabi Musa terperanjat."Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?"

"Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa a.s. "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina."

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Nabi Musa memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan Sholat dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa Sholat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Allah, bahkan seolah-olah menganggap Allah tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.

Sedang orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Allah pasti mau menerima kedatangannya.

Malah dalam satu hadis Nabi s.a.w. berkata "sesiapa yang meninggalkan Sholat dengan sengaja, maka ia kafir terang-terangan"
(H.R. Atthabarani)

Dalam hadis Nabi s.a.w. disebutkan : "Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Quran, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga lewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub.
Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akhirat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia."

Al-Ghazzali berkata: "Jika ada orang berkata, bahawa ia telah mencapai satu tingkat disisi Allah s.w.t. hingga ia tidak wajib Sholat, maka tidak ragu dibunuh orang itu, dan membunuh orang yang seperti itu lebih afdal dari pada membunuh 100 orang kafir."

Ahmad bin Hanbal berkata: "Tidak sah menikah dengan wanita yang meniggalkan Sholat, tetapi dalam mazhab kami: menikah dengan wanita kitabiyah dzimmiyah lebih baik daripada menikah dengan wanita yang meniggalkan Sholat."

Pekerjaan atau asbab dunia kita tidak akan habis sampai hari kiamat, tapi waktu-waktu Sholat akan terlewati jika kita melalaikannya.

Alhamdulillah semoga dengan asbab kisah Nabi Musa dan wanita penzina ini, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.

Insya Allah tiada henti-hentinya kita saling ingat mengingatkan agar Allah SWT memandang kita dengan pandangan Allah SWT Redha kepada kita di saat perjumpaan kita nanti..

.Buat Ihwa dan Akhwat seiman yg Insya Allah dicintai dan diRidhoi Allah SWT....untuk lebih banyaknya saudara2 qt yg menerima pesan da'wah ini mohon untuk mungundang teman2nya yang lain untuk dapat bergabung di Group "Usaha Atas Iman" ini..

..Subhanallah wabihamdi AsyaduAllahilaha Illallah Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Menanggung Haus Demi Sang Kekasih.


Bacalah Sebagai Ibroh
Musim panas akan segera berakhir. Namun sengatan udaranya masih terasa mencekik penduduk kota madinah. Kering sepanjang tahun, dan harga barang-barang yang semakin mahal, menambah penderitaan penduduk kota itu.

Musim memetik kurma tiba. Penduduk Madinah baru hendak bernafas lega, Tiba – tiba Nabi – disebabkan berita dan ancaman pasukan Romawi terhadap kaum Muslimin yang berdomisili di Timur Laut – mengumandangkan jihad dan memerintahkan kaum Muslimin bersiap – siaga.
Penduduk Madinah baru melalui musim kemarau dan ingin menikmati buah – buahan yang segar. Tidak mudah memang, meninggalkan panen dan buah-buahan, terlebih lagi setelah melewati musim kemarau; lalu berjalan ke Syam dalam jarak yang begitu jauh. Orang-orang munafik mempunyai alasan untuk melakukan provokasi. Namun udara panas musim kemarau dan usaha provokasi orang-orang munafik, tidak dapat menghambat kepergian pasukan Islam yang berjumlah 30.000 orang, untuk menghadapi kemungkinan serangan pasukan dari Romawi itu.

Nabi dan sahabat – sahabatnya bergerak melalui padang pasir, dibawah panas terik matahari dan kekurangan kendaraan serta bekal yang dibawa. Hal ini sebenarnya, tidak kurang bahayanya dari ancaman musuh itu sendiri. Di tengah jalan, sebagian yang lemah iman merasa menyesal setibanya di medan. Tidak diduga, tiba – tiba seseorang yang bernama Ka’ab bin Malik pulang.”

“Biarlah, kata Nabi. “Kalau memang kehadirannya akan membawa kebaikan, Allah tentu akan mengembalikannya kepada kalian, dan jika tidak, berarti Allah telah menyelamatkan kalian dari bahayanya.”
Tidak lama kemudian, sahabat yang lain berkata; “Ya Rasulullah, Mararah bin Rabi’ juga pulang.”

“Biarlah, kalau memang kehadirannya membawa kebaikan, Allah tentu akan mengembalikannya kepada kalian: dan jika tidak, berarti Allah telah menyelamatkan kalian dari bahaya.”
Sejenak kemudian, sahabat berkata lagi, “Ya Rasulullah, Hilal bin Umayyah juga pulang!”
Rasulullah tetap menjawab seperti yang dikatakannya untuk dua orang sebelum ini.
Sementara itu, unta Abu Dzar yang tadinya berangkat bersama – sama dengan rombongan kafilah, tiba – tiba mogok di tengah jalan. Betapapun Abu Dzar berusaha menggerakkan untanya itu, namun hasilnya tetap saja sia – sia. Tiba – tiba sahabat sadar bahwa Abu Dzar ternyata tidak ada. “Ya Rasulullah, Abu Dzar juga tidak ada!” Mereka berteriak.”
Dengan tenang Nabi menjawab: “Biarkanlah! Kalau memang kehadirannya akan membawa kebaikan, Allah tentu akan mengembalikannya kepada kalian, dan jika tidak, berarti Allah telah menyelamatkan kalian dari bahayanya.”

Betapapun Abu Dzar berusaha untuk mendorong untanya agar dapat mengejar kafilah, namun hasilnya masih tetap sia – sia. Akhirnya diambilnya barang – barangnya, dan dia berjalan kaki meninggalkan untanya. Matahari dengan dahsyatnya menyengat kepala Abu Dzar. Dia amat sangat kehausan. Tidak dihiraukannya dirinya lagi. Yang dipikirkannya hanyalah keinginannya untuk segera sampai ke kafilah Nabi dan sahabat – sahabatnya, serta bergabung dengan mereka.

Dengan semangat baja. Abu Dzar terus melangkahkan kakinya menelusuri padang pasir. Entah bagaimana. Tiba – tiba matanya terpandang pada segumpalan awan yang hinggap di suatu sudut langit. Abu Dzar berkesimpulan bahwa hujan baru saja turun, beberapa saat lalu. Dibelokkannya jalannya kea rah itu. Disana dia menjumpai batu besar yang menampung sedikit sisa – sisa hujan. Abu Dzar menghirupnya sedikit, dan tidak meneguknya sampai puas. “Sebaiknya air ini kubawakan untuk Rasulullah, mungkin beliau merasa haus dan tidak mempunyai persediaan air yang cukup, “pikirnya.

Dituangkannya air itu ke dalam qirbah (tempat air) yang dibawanya, lalu dipikulnya bersama – sama barang bawaannya yang lain. Dengan semangat yang tinggi, dia menelusuri tinggi rendahnya padang pasir, hingga dari kejauhan, tampak bayangan hitam pasukan kaum Muslimin. Hatinya semakin bergelora, dan dia memacu jalannya lebih cepat lagi.
Dari jauh pula, salah seorang prajurit Islam melihat bayangan hitam tengah mendekati mereka. “Ya Rasulullah! Seakan – akan ada seseorang yang tengah datang ke arah kita,” katanya kepada Nabi.

“Alangkah baiknya kalau itu Abu Dzar, “ jawab Nabi.
Bayangan tadi bertambah dekat. Tiba – tiba seseorang berteriak: “Demi Allah, dia adalah Abu Dzar.!”
Lalu Nabi berkata: “Semoga Allah ampunkan Abu Dzar. Abu Dzar hidup sendirian, mati sendirian, dan akan dibangkitkan sendirian.”
Nabi menyambut Abu Dzar. Diambilnya pikulan Abu Dzar dari pundaknya, lalu diletakkannya di tanah. Karena terlalu letih dan haus, Abu Dzar pun terjatuh tanpa daya.
“Ambilkan air. Beri dia minum, dia sangat haus.”
“ Ya Rasulullah, aku punya air,” sahut Abu Dzar.

“Engkau mempunyai air, tapi kau tidak minum?” Tanya Nabi.
“Betul Ya Rasulullah. Demi Allah, tadi aku melihat batu besar yang menampung air dingin sekadarnya. Setelah kuhirup sedikit, kukatakan kepada diriku: tenggorokan ini tidak akan meneguknya sebelum kekasihku, Muhammad Rasulullah, meneguknya.”

"Murtadha Muthahhari, Kisah Sejuta Hikmah hlm. 164-168, Pustaka Hidayah." Bundel al-Tanwir Yayasan Muthahhari.

Alfan Arrasuli