Jumat, 07 Agustus 2009

Ideologi Islam



Beda dengan yang lain


Beda dengan ideologi-ideologi yang lainnya, maka ideologi Islam tidak hanya menuju kepada keselamatan dunia saja, melainkan juga kesejahteraan akhirat.

Apalagi kita sebagai ahli ilmu jiwa (psycholoog) dan sebagai ahli ilmu masyarakat (sosioloog) meneropong jiwa dan gerak gerik sukmanya Ummat Islam, serta suka pula membandingkannya dengan ideologi Islam, maka terdengarlah suara sayup-sayup laksana teriakan penunggang unta ditengah-tengah lautan pasir yang amat luas, dan ada kalanya terdengar pula sebagai dentuman meriam dan letusan bom, seolah-olah seperti halilintar ditengah-tengah hujan angin yang lebat dan taufan yang dasyat.


Sari daripada suara jiwa Ummat Islam yang serupa itu mengalir kesatu jurusan yang tetap dan tentu, ialah : Cita-cita Islam atau ideologi Islam. Dalam hal ketatanegaraan dan di dalam masyarakat suara Ummat Islam ini bolehlah kami terjemahkan, sebagai berikut:

1. Hendaklah Negara Indonesia menjadi Negara yang berdasarkan Islam;

2. Hendaklah pemerintah dapat menjamin berlakunya hukum syara' Agama Islam dalam arti yang seluas-luas dan sesempurna-sempurnanya.

3. Kiranya tiap-tiap muslim dapat kesempatan dan lapangan usaha, untuk melakukan kewajibanya, baik dalam bagian duniawi maupun dalam urusan ukhrowy;

4. Kiranya rakyat indonesia, teristimewa sekali Ummat Islam, terlepaslah daripada tiap-tiap perhambaan yang manapun jua.

Dengan Ringkas tapi tegas bolehlah kita katakan, bahwa cita-cita Ummat Islam (Ideologi Islam) ialah: hendak membangunkan Dunia Baru atau Dunia Islam atau dengan kata-kata (terminologi lain) : Ad-Daulatul Islam.

Sebab, sepanjang keyakinan dan pendapat Ummat Islam, maka hanya dengan Islam di dalam bangunan Daulah Islam sajalah masyarakat Indonesia khususnya dan segenap perikemanusiaan umumnya dapat terjamin keselamatannya, baik yang berhubungan dengan hidup dan peri-penghidupannya maupun yang bersangkutan dengan kepentingan dan keperluan keduniaan yang lainnya.

Selain daripada itu, kejurusan ukhrowy Ummat Islam bercita-citakan memperoleh keselamatan dan kesejahteraan akhirat, ialah dunia baqa atau dengan kata-kata lain: Darul Salam. Ialah Dunia sempurna, alam dibalik kubur, yang dijanjikan Allah atas tiap-tiap hambanya, yang sengaja dan pandai melakukan kewajibannya dengan sempurna, sepanjang tuntutan dan petunjuk kitabnya dan contoh tauladan Nabinya yang penutup.

Bagitulah harap dan doa tiap-tiap jiwa yang berideologi Islam, jika pada suatu saat ketemu dengan ujung kesudahan hidupnya; setelah menyelesaikan amal usaha dan kewajibannya, yang perlu diperbuat semasa diberi hajat oleh Dzat yang maha murah dan maha asih. Karenanya pula, maka sering dikatakan oleh pemuka-pemuka Islam dan para 'alim ulama, bahwa cita-cita Ummat Islam ialah: Menuju dan memperoleh Mardhotillah dan Rahmatillah. Mardhotillah dan Rahmatillah di dunia, merupakan Darul Islam! sedang Mardhotillah dan Rahmatillah di akhirat, mewujudkan Darus Salam!

Cita-cita yang serupa itu tertanam dalam-dalam dan berakar kuat-kuat dalam kalbu Ummat Islam, sehingga tiap-tiap Muslim dan Mukmin menganggap hidupnya tiada berguna (mubadzir), bahkan ia merasa menanggung dosa yang sebesar-besarnya, jika ia menghentikan ikhtiar dan usahanya, bagi mencapai Darul Islam, Darus Salam!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar