Sabtu, 15 Agustus 2009

Panduan Qiyam Ramadhan [1]



Qiyam Lail Ramadhan

DASAR HUKUM

1. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaihi)

2. Dari Abdur Rahman bin Auf radhiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam menyebut bulan Ramadhan seraya berkata, "Sungguh Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan Allah puasanya dan ku-sunnahkan sahalat malamnya. Maka barangsiapa menjalankan puasa dan shalat malam pada bulan itu karena iman dan mengharap pahala, niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan ibunya." (HR. an-Nasa'i, katanya: Yang benar adalah dari Abu Hurairah.

Mengerjakan shalat malam adalah kebiasaan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat beliau. Sehingga 'Aisyah berkata: "Jangalah tinggalkan shalat malam, sebab Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya. Kendati pun sakit atau sedang lesu, beliau tetap mengerjakannya dengan duduk"

Umar bin Khathab radhiallahu 'anhu biasa mengerjakan shalat malam. Apabila tiba pertengahan malam, beliau segera membangunkan keluarganya untuk shalat. Beliau berseru, "Shalat, shalat!" seraya membaca ayat yang terdapat pada QS. ath-Thaha: 132, artinya, "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meinta rizki kepadamu, Kami lah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa." (QS. ath-Thaha: 132)

Ibnu Umar pernah membaca ayat yang terdapat pada QS. az-Zumar: 9), artinya, "(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya." (QS. az-Zumar:9)

Beliau berkata, "Orang yang dimaksud dalam ayat di atas adalah Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu."

Ibnu Abi Hatim berkata, "Ibnu Umar radhiallahu 'anhu mengatakan hal itu karena banyaknya shalat malam dan tilawah yang dilakukan Amirul Mukminin utsman bin Affan. Hingga terkadang beliau membaca seluruh al-Qur'an dalam satu raka'at."

Alqamah bin Qais menceritakan, "Pada suatu ketika aku bermalam bersama Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu. Ia bangun untuk shalat pada awal malam. Beliau membaca surat seperti bacaan imam di masjid, beliau baca dengan tartil tanpa terburu-buru hingga dapat didengar oleh orang yang berada di dekatnya. Beliau terus shalat hingga menjelang terbit fajar jaraknya kira-kira antara adzan Maghrib hingga selesai shalat Maghrib. Setelah itu beliau mengerjakan shalat witir."

Dalam riwayat as-Sa'ib bin Zaid disebutkan bahwa ia berkata, "Pada saat itu imam membeca beratus-ratus ayat. Sehingga kami bersandar dengan tongkat karena lamanya berdiri." Ia berkata, "Kami baru selesai saat menjelang fajar."

HUKUMNYA

Qiyam Ramadhan (shalat malam Ramadhan) hukumnya sunnah mu'akaddah (ditekankan), dituntunkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, dan beliau anjurkan serta sarankan kepada kaum Muslimin. Juga diamalkan oleh Khulafa'ur Rasyidin dan para Shahabat dan Tabi'in. Karena itu setogyanya seorang muslim senantiasa mengerjakan shalat Tarawih pada bulan Ramadhan dan shalat malam pada sepuluh hari terakhir untuk mendapatkan Lailatul Qadar.

Wahai sauddaraku, Sebaiknya engkau menyempurnakan shalat Tarawih bersama iamam, agar engkau termasuk orang-orang yang menghidupkan Ramadhan dengan shalat malam. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa saja yang shalat Tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk." (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah)

KEUTAMAANNYA

Qiyamul lail (shalat malam) disyari'atkan pada setiap malam sepanjang tahun. Keutamaannya besar dan pahalanya banyak.
Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala, artinya, "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur, sedang mereka berdo'a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka," (QS. as-Sajdah: 16)

Ini merupakan sanjungan dan pujian dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala bagi orang-orang yang mendirikan shalat tahajjud di malam hari.

Dan sanjungan Allah Subbahaanahu wa Ta'ala kepada kaum lainnya dengan firman-Nya, artinya, "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. adz-Dzatiyat: 17-18)

Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman, artinya, "Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka." (QS. al-Furqan: 64)

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abdullah bin Salam, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai sekalian manusia, sebarkan salam, berilah orang miskin makan, sambungkan tali kekeluargaan, dan shalatlah pada waktu malam ketika semua manusia tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat."

Juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Bilal, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hendaklah kamu mendirikan shalat malam, karena itu tradisi orang-orang shalih sebelummu. Sungguh, shalat malam mendekatkan dirimu kepada Tuhanmu, menghapuskan kesalahan, menjaga diri dari dari dosa, dan mengusir penyakit dari tubuh." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi menyetujuinya, 1/308)

Dalam hadits kafarat dan derajat, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dan termasuk derajat: memberi makan, berkata baik, dan mendirikan shalat malam ketika orang-orang tidur." (Dinyatakan shahih oleh al-Bukhari dan at-Tirmidzi)

Dan sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam, "Sebaik-baik shalat setelah fardhu adalah shalat malam."

Nur laili Rahmania



Tidak ada komentar:

Posting Komentar