Senin, 08 Juni 2009

WA FII ANFUSIKUM, AFALAA TUBSYIRUUN


Pengakuan Seorang Muslimah Atas Nikmat-Nya

Jika pepohonan dijadikan pena
Dan laut menjadi tintanya
Niscaya, takkan pernah cukup
Tuk menuliskan semua nikmat-NYA

Mungkin kita suatu ketika pernah merasa lelah, karena doa - doa yang kita panjatkan padaNYA belum juga di kabulkan. Jangankan doa yang saat ini kita panjatkan, bahkan doa yang terdahulu pun belum.

Tapi tentunya kita tak jera untuk terus meminta dan meminta padaNYA.
Semoga saja kali ini ALLAH berkenan mengabulkan doa kita. Harapan terus dipupuk dan keyakinan yang terus memicu diri untuk tetap berkhusnudzon padaNYA. Suatu saat ALLAH akan mengabulkan doa kita.

Padahal bila kita mau jujur pada diri sendiri, coba renungkan kembali.
Sudah banyak doa yang terijabah tanpa kita sadari. Banyak sangat nikmat yang tercurah tanpa kita syukuri. Namun kekikiran jiwa sering mengabaikan itu semua.

Pernah kah terpikir oleh kita betapa kikirnya kita ?
Banyak meminta namun hanya sedikit memberi. Sejuta pinta sepanjang hidup ini terlontar dalam doa. Bila tak di ijabah hati kemudian menggugat, Masya ALLAH... Taat pun kita belum, patuh saja masih setengah - setengah namun kita mau agar ALLAH mengijabah semua permintaan kita.

Sungguh suatu saat saya pernah menangis sejadi - jadinya di saat sholat subuh. Saat saya mempertanyakan mengapa doa saya belum dikabulkan ? Saya belum jera berharap semoga dialog kali ini antara saya dan ALLAH membuahkan ijabah.

Belum sempat aku melantunkan doa, mata ini tiba - tiba menatap tajam jemariku yang bergerak... Astaghfirulah... Rupanya saat itu ALLAH sedang menuntunku menyadari sesuatu....

Tanpa terasa air mata ini mengalir deras dan dadaku menjadi sesak oleh tangis. Betapa tak tau malunya aku....
Tak pernah aku meminta padaNYA untuk terus menggerakkan jari jemariku, aku tak pernah memohon padaNYA agar aku masih bisa menggunakan tangan dan jemariku dengan baik. Namun tanpa diminta Ia berikan itu padaku, tangan dan jemariku berfungsi dengan baik. Padahal aku tak pernah meminta sebelumnya agar Ia melengkapi tanganku ini dengan jemari, aku juga tak pernah berdo'a dalam berbagai kesempatan hingga detik ini agar aku masih bisa menggunakannya.

Tiba - tiba saja aku berdiri, menegakkan kedua kakiku dan menggerakkannya Masya ALLAH, keduanya masih bisa menopang tubuhku, aku masih bisa berdiri tegak. Padahal tak pernah sekalipun aku meminta padaNYA agar kedua kaki ku ini berfungsi normal setiap hari. Namun DIA tetap memberikannya tanpa diminta.

Aku mengusap kedua mataku yang berlinangan air mata. Ahhhh..... mata yang masih dapat mengalirkan air mata dan melihat dengan jelas. Yang sekali lagi berfungsi dengan baik tanpa kuminta sebelumnya.... Air mataku semakin deras mengalir menyesakan dada... Aku menarik nafas dalam - dalam berusaha menghentikan isak tangisku. Sekali lagi ALLAH menuntunku, menyadari kekikiran diriku.... Aku masih bisa menarik nafas !! Dan oksigen yang kuhirup gratis ! Pasokannya selalu lancar dan sekali lagi tanpa di pungut bayaran. Subhanallah ! Aku diberi kenikmatan mengidap Asma. Kukatakan sebagai nikmat karena dengan ASMA aku tau begitu berharganya dapat bernafas dengan lancar.

Sungguh, ALLAH berbaik hati dengan menuntunku bermuhasabah dengan cara ini. Ku terpekur diatas sajadah mengingat kembali ke belakang. Berapa kali aku ingat dan mengucapkan doa bangun tidur atau setidaknya mengucap ALHAMDULILLAH, karena masih di beri kesempatan bangun dari tidur dalam keadaan sehat. Mungkin masih dalam bilangan kecil yang bisa di hitung dengan jemariku. Pernah kah aku berdo'a meminta padaNYA untuk membuat semua anggota tubuhku ini berfungsi dengan normal ? Sementara semua hal itu diberikannya tanpa kuminta.

Saat itulah aku tersungkur di sajadahku, bersujud dan mohon ampun padaNYA. Maafkan hambamu yang sungguh kikir ini ya ALLAH, yang selalu saja tak pernah puas dengan jutaan permintaan, namun tak kunjung mneyempurnakan kepatuhanku padaMU. Tanpa diminta KAU limpahi aku dengan nikmat - nikmat yang sangat banyak, bahkan tak mampu ku hitung dan ku bandingkan dengan apapun. Tak sebanding dengan kepatuhanku padaMU yang masih setengah - setengah dan seringkali di kotori dengan riya....

Astaghfirullah ..... Sungguh aku tak tau malu dengan menggugatMU.. hanya karena do'a - do'a yang isinya lebih sering mementingkan keinginan diriku sendiri belum KAU ijabah. Sementara nikmat - nikmat yang berjuta banyaknya lupa kusyukuri dan terabaikan begitu saja....

" Ya ALLAH... Terima kasih atas semua nikmatMU sampai detik ini. Ampuni bila aku tak pandai mensyukurinya bahkan mengabaikanya. Jangan tinggalkan aku ya ALLAH, trus ingatkan aku bila aku lalai. Hari ini sebuah teguran manis telah KAU berikan padaKU. Aku semakin malu padaMU. Bimbinglah hambaMu yang Kikir ini agar dapat menyempurnakan ibadahku padaMU, dan mensyukuri semua nikmatMU. "

Masih saja sejuta asa ku panjatkan padaNYA
Berharap ini dan itu. Dan air mata ini selalu saja tertumpah deras membasuh kegersangan jiwaku..... Ahhh .... Aku ingin menjadi hambaMU yang pandai bersyukur.

-Imanda Amelia- (muslimah group)