Jumat, 07 Agustus 2009

soal WANITA...





Complicated…

Walaupun berusaha meyakinkan…
kami cukup sederhana, untuk bisa difahami…
Tapi nyatanya sering membuat kaum adam…
harus meningkatkan kesabaran dan keikhlasannya…
dalam menghadapi kami.

Satu dari sekian… yang paling diantara yang ter…
Kami makhluk yang jarang mau bersyukur,
Nikmat ujian dan nikmat kebahagiaan..
Ada kalanya hati dan lisan kami berseberangan…
Ada kalanya pikiran dan sikap kami berjauhan…

Kami tertawa lalu kami menangis…
Menyimpan rasa sakit dibiarkan mengendap…
Sangat jarang ada yang bisa mengungkapkan…
Lebih baik diam dan mendendam…
Dan tawa itu adalah tipuan kesekian.
(Mungkin lebih baik lihat kesusahan orang hehehe...)

Kami lebih mementingkan rasa daripada akal…
Kami lebih sering larut dalam ketidakpastian…
(Mungkin lebih senang membicarakan orang hehehe...)

Kami biarkan kemarahan dalam bentuk diam…
Jadilah kemarahan terpendam…
Tidak juga terselesaikan,
Malah menimbulkan luka yang dalam.
(Apalagi ditambah marah dengan masalah orang hehehe...)

Kadang terpikir…
Membelanjakan harta adalah penyelesaian…
Bertemu teman dan menghabiskan waktu dalam kebersamaan adalah kebahagiaan…
Walaupun tetap dengan usaha pergi ke pengajian untuk mendekatkan diri dengan Tuhan…
Arisan, pertemuan, reuni juga… tetap dilakukan…
Apa yang dibicarakan…????
Ini bukan ghibah… ini bukan namimah…
Tapi ini betul… si ini dan si itu melakukannya…
Si ini selingkuh… si itu sekarang bertobat…
Si ini jatuh miskin… si itu kaya raya dengan cara haram…
Si ini sakit karena ini dan itu… si itu sehat karena ini dan itu…
Lihatlah mobilnya sekarang baru… lihatlah rumahnya sekarang mewah…
Lihatlah dia yang sekarang berpenampilah wah… dulunya….
Lihatlah dia yang sekarang alim… dulunya…
Lihatlah dia yang sekarang sengsara… dulunya…
Atau dengan 'katanya' itu...
Katanya sekarang dia sekarang berpisah...
Katanya sekarang dia mendua...
Katanya sekarang dia lagi mencari pasangan...

Ckckckck…..
Tidak akan ada habisnya mendengarkan wanita berbicara…
Karena memang tak ada ujung dan pangkalnya…
Mengalir… bebas… tanpa beban…

Mulailah pembahasan itu sampai di kediaman…
Suami menjadi penampung segala keresahan…
Belum selesai dengan sifat kami yang cemburuan...
Dan selalu merasa kekurangan (kurang uang, kurang perhatian, kurang kasih sayang... dan segala kurangnya itu...)
Ditambah dengan cerita yang mencengangkan...
Si itu beli perhiasan… aku kapan…?
Si itu pergi ke luar negeri, belanja… kita kapan…?
Si itu beli mobil baru tanpa menjual yang lama… kita kapan…?
Si itu suaminya naik pangkat, naik gaji… kamu kapan…?
Si itu punya mertua baik hati yang selalu memberi uang… aku…?
Atau...
Hati-hati dengan si ini... dia begini begitu...
Hati-hati dengan si itu... dia begini begitu juga...
Si ini… si itu… si ini… si itu... begini... begitu...

Katanya…
Wanita adalah makhluk dengan segala keindahan…
Hatinya terisi dengan kelembutan dan ketegaran…
Matanya selalu memancarkan keteduhan dan ketenangan…
Lisannya selalu mengalirkan kata-kata arif dan kebijakan…

Tapi yang mana…?
Wanita yang mana…?
Yang jelas, sayapun mungkin bukan yang dimaksud…
(Karena saya pun mungkin masih sering mengalami susah hati dan menyusahkan hati orang lain…)
Tapi sangat yakin, Allah Maha Mengetahui…
Saya dan wanita manapun pasti sangat ingin berproses dan menjadi sholehah dalam arti sebenarnya (tapi bukan hanya berpenampilan sholeh dengan kerudung panjangnya…)

Saya ingin bisa menutup hati dan telinga untuk keburukan orang lain...
Saya ingin bisa membuka hati dan telinga untuk semua kebaikan orang lain...
Saya ingin bisa ikhlas melihat kebahagiaan orang lain...
Saya ingin bisa mendoakan orang lain tanpa kecuali... di kebaikan maupun keburukannya...
Akhirnya... saya hanya tidak ingin susah mendengar dan melihat apa yang terjadi dengan orang lain...
Apalagi dengan membicarakannya bersama orang lain...

Saya ingin berpikir sepert Abu Zahim az-Zahid…
Beliau ditanya, “Apakah kekayaan anda?”
Beliau menjawab, “Dua jenis kekayaan menghapuskan semua ketakutan dan kemiskinan : Percaya kepada Allah dan tidak terpikat oleh apa yang dimiliki orang lain.”
“Apakah anda tidak takut miskin?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya bisa takut miskin bila Tuhan saya memiliki semua yang ada di langit dan di bumi dan di antara keduanya dan semua yang ada di tanah.”

Dan kembali mengingat apa yang nabi Isa a.s. katakan :
“Dunia ini adalah suatu jembatan, laluilah namun jangan membangun apa-apa di atasnya.”

Dan mentadaburi… QS. Al Mu’minuun (23 : 1-5) :
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman. (yaitu) orang yang khusyu dalam shalatnya. Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) tidak berguna. Dan orang yang menunaikan zakat. Dan orang yang menjaga kemaluannya.”

Ali r.a. pun pernah meriwayatkan :
“Sesungguhnya Allah mempunyai wadah-wadah tertentu di bumiNya, yaitu hati manusia. Maka yang paling disukai olehNya, di antara wadah-wadah itu… adalah yang paling lembut, paling jernih dan paling kuat… yaitu yang paling kuat agamanya, paling jernih dalam keyakinan dan paling lemah lembut dalam pergaulan.

And finally…

Walaupun saya yakin kaum adam pasti masih sangat memerlukan dan merindukan kami... yang katanya, apapun kelebihan dan 'kekurangan'mu aku terima... tetaplah doakan kami, untuk bisa seperti wanita-wanita mulia di jaman Rasulullah... menjaga lisannya... menjaga sikapnya... menjaga perbuatannya... demi untuk bisa memuliakan dirinya karena ingin pulang dalam keadaan mulia ketika menghadap ke Sang Maha Mulia, kelak...

Wallahu'alam...

Pengirim : Nanet Dewi Camellia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar