Selasa, 04 Agustus 2009

CAHAYA DIATAS CAHAYA


Nurun ala nurin
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu....dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. QS 91 : 9 - 10

Kalau didepan antum semua ada satu gelas air minum dalam kemasan.....antum lihat, perhatikan dan renungkan sejenak.....ada dua hal penting disana.....gelas yang menjadi wadah.....dan air yang menjadi isi....pertanyaan selanjutnya adalah......sebenarnya mana diantaranya yang lebih penting untuk antum.....gelas atau air....wadahnya atau isinya.....insyaAllah jawaban antum adalah.....ISINYA.....kalau isinya sudah diminum.....lantas kita kemanakan wadahnya.....DIBUANG.....Wadah penting karena kalau tidak ada wadah.....maka tidak akan ada isi.....tetapi ketika wadah sudah ada.....sudah exist.....maka.....ISI JAUH LEBIH PENTING KETIMBANG WADAH.......

Sekarang perhatikan diri antum.....kepala sampai kaki yang nampak jelas....adalah RAGA....wadah......didalamnya ada isi yang tidak tampak......yaitu JIWA.....isinya......kalau isi dalam diri manusia.....jiwanya.....sudah diambil.....kembali kepada pemiliknya....maka akan di kemanakan wadahnya.....ya sama dengan wadah air tadi.....DIBUANG......dibuang kemana.....ya ke KUBURAN......Jadi.....RAGA ITU PENTING....TETAPI JIWA JAUH LEBIH PENTING.....

Sehingga ketika dalam suatu pembicaraan.....terkait dengan keduanya.....biasanya dalam merangkai keduanya menjadi satu kalimat.....kita menggunakan pola......JIWA DAN RAGA.....hal ini secara tidak sadar bahwa......JIWA didahulukan.....baru kemudian RAGA.....namun dalam praktek pemenuhan kebutuhan.....maka manusia lebih mendahulukan dan mementingkan kebutuhan raga dibandingkan dengan jiwanya......

Makan minum mintanya yang enak - enak.....pakaian yang bagus......kosmetik yang mahal - mahal......rumah yang indah.....mobil yang mewah.....semuanya untuk memenuhi kebutuhan raga......sehingga raga menjadi....KENYANG.....bagaimana dengan kebutuhan konsumsi jiwa......Ayo sholat berjamaah.....nanti saja sholat di rumah.......Ayo ikut pengajian.....lain kali saja masih banyak urusan......Ayo silaturrahim ke orang tua, saudara, ulama......nggak ada waktu.....Ayo santuni fakir miskin dan anak yatim......kan sudah ada yang mengurusinya......Aya ta'ziyah ke teman yang meninggal supaya ingat bahwa kelak semua akan mati......masih ada meeting hari ini.....nanti menyusul......

Raga menjadi kekenyangan sementara.....Jiwa kelaparan......sehingga terjadi ketidakseimbangan didalam diri manusia......Jiwanya sakit.....secara lahir....secara fisik kelihatan manusia yang demikian itu sehat.....tetapi pada hakekatnya mereka......SAKIT JIWA......akibatnya muncullah berbagai macam penyakit yang aneh - aneh......yang sebetulnya sebab utamanya.....karena jiwa yang sakit.....karena jiwa menempati raga sehingga kalau jiwa yang sakit.....maka raga yang menjadi wadah yang merasakan sakitnya.......Barangkali benar mata hati orang - orang tua dulu berkata.....SEMUA PENYAKIT ITU ASALNYA DARI PIKIRAN.......

Orang yang suka marah - marah.....mendzalimi orang lain......memfitnah.....sombong......bangga diri......banyak maksiat.....selingkuh.....menipu.....korupsi.....membunuh.....mencuri.....semuanya yang mereka lakukan adalah.....MENGOTORI JIWANYA.....sehingga dalam kesendirian......Jiwanya selalu memerangi.....berontak tidak mau bersekongkol dengannya......sehingga ada pergolakan batin yang seru.....inilah yang disebut dalam Al Qur'an di banyak ayat......MENDZALIMI DIRI SENDIRI......dan orang - orang yang demikian......jangan harap bisa menemukan dan mendapatkan......KETENANGAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP......mereka tertawa tapi hambar......mereka tersenyum tapi semu.....

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS 24 : 35

Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS 57 : 28

Allah menegaskan bahwa orang - orang yang senantiasa menyucikan jiwanya dengan memberi cahaya dalam dirinya.....yaitu kecemerlangan dalam diri.....inner beauty.....ketika di seru dengan panggilan mu'adzin......segera datang mendirikan shalat berjamaah......ketika di dzalimi....memaafkan.....ketika diberikan ujian.....menguatkan kesabaran....ketika di berikan karunia rahmat.....bertambah besar syukurnya......ketika diajak bermaksiat.....takut kepada Allah.....ketika lalai.....beristighfar memohon ampun dengan tangisan......

Semakin suci jiwa seseorang.....maka akan semakin bercahaya.....mereka terbang membubung tinggi meninggalkan pijakan bumi.....mereka semakin dekat dengan langit.....raganya semakin menghilang tetapi cahayanya semakin besar.....mereka bersahabat dengan penduduk cahaya di langit......bulan....bintang.....matahari.....dan para malaikat......CAHAYANYA MENYINARI APAPUN YANG ADA DIBAWAHNYA.......kehadirannya di tengah - tengah sekumpulan manusia menjadi SOLUSI.......selalu di rindukan banyak penghuni bumi karena merasa nyaman berdekatan dengannya.....CAHAYA DIATAS CAHAYA.....

Hai jiwa yang tenang.....Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai Nya......Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba Ku.....Masuklah ke dalam syurga Ku. QS 89 : 27 - 30

Wass. War. Wab.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar