Jumat, 07 Agustus 2009

Masalah ekonomi dan amal untuk akhirat


PERBAIKAN EKONOMI UMMAT

Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Tuhan yang memberikan kita segalanya, yang menetapkan hukum2Nya untuk kemaslahatan ummat manusia, yang menetukan qadha dan qadarNya, agar manusia selalu berserah diri hanya kepadaNya, yang memerintahkan manusia untuk melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya, agar mereka terhindar dari kesengsaraan dunia dan kemelaratan akhirat.
Shalawat dan Taslim mari kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW serta para sahabat, keluarga dan ahli warisnya sekalian.
Kaum Muslimin….

Memperbaiki ekonomi sama dengan mencari rezeki. Bagi ummat Islam mencari kemudahan rezeki, telah diberi petunjuk oleh Allah dan RasulNya, agar mereka tidak terjebak kepada kebiasaan atau metode orang2 yang tidak berIman, bahwa memajukan ekonomi itu harus dengan kerja keras.

Bekerja memang tidak dilarang agama, tapi menanggap bahwa bekerja itu adalah tulang punggung ekonomi adalah hal yang perlu diluruskan.

Bertani itu perlu, tapi yakin kepada pertanian itu yang harus dihapus, Berdagang itu juga perlu, tapi yakin kepada perdagangan itu yang harus dihilangkan.
Hasil dari semua kerja manusia, apakah itu dari pertanian atau perdagangan adalah pemberian Allah. Bukan petani yang menghasilkan beras melainkan Allah. Petani hanya menanam dan memetik, tapi Allah yang memberi buah. Bukan pedagang yang mendatangkan pembeli sehingga ia menjadi kaya, melainkan Allah SWT. Dan begitu seterusnya..

Dengan alasan itulah sehingga bekerja keras itu tidak perlu. Santai2 sajalah mengurus dunia karena dunia ini memang masih panjang untuk diperjuangkan. Hari ini gagal masih ada besok, bulan ini tidak berhasil masih ada bulan depan, tahun ini terpuruk masih ada tahun depan dan begitu seterusnya..

Tapi untuk amal akhirat tidak boleh santai, harus bekerja keras, karena waktunya sangat terbatas, hanya satu hari saja seakan akan engkau akan mati besok..
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kau hidup selama2nya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan2 kau akan mati besok pagi’

Duniamu masih panjang waktunya maka boleh santai2 saja, tapi akhiratmu sangat mendesak maka kau harus segera beramal, tidak boleh menunda2 amal kebajikan..
Dalam ayat Al-Quran maupun hadits Baginda Rasulullah SAW. Telah ada isyarat bahwa majunya ekonomi adalah atas kehendak Allah SWT. Karena itu orang islam dianjurkan untuk selalu menjaga ketha’atan kepada Allah dan RasulNya
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah akan diberi jalan keluar bila menemui kesulitan dan akan diberi rezeki yang tak terduga asalnya” (QS..Ath Thalaaq 2-3)

Bukankah rezeki itu bermakna ekonomi dan yang tidak terduga itu bermakna kemudahan.?
Kenapa hari ini banyak sarjana ekonomi yang ekonominya terpuruk.? Bukankah ini bukti yang menentukan rezeki itu bukan sarjana, melainkan Allah SWT.?

Hari ini banyak orang yang mengalami berbagai masalah dalam mengurus ekonomi karena kebanyakan mereka memisahkan antara urusan ekonomi dan agama. Seakan2 agama itu berdiri sendiri dan ekonomi berdiri sendiri.

Pada hal semestinya orang berIman itu harus meyakini bahwa semua yang terjadi di alam ini atas kehendak Allah, atas izin Allah, atas kemauan Allah, termasuk urusan ekonomi. Kalau yang terjadi itu baik maka bersyukurlah dan kalau yang terjadi itu buruk maka bersabarlah. Bukankah salah satu rukun Iman itu ialah baik dan buruknya dari Allah SWT.

Banyak orang yang lebih percaya kiat2 para pakar ekonomi untuk memajukan ekonomi dan hampir tidak lagi percaya akan kiat2 Allah dan RasulNya tentang kemudahan2 ekonomi.

“Kalau sekiranya penduduk suatu negeri berIman dan bertaqwa kepada Allah pasti kami bukakan pintu berkah dari langit dan dari bumi.”

Bukankah pintu berkah dari langit dan dari bumi itu bermakna adalah rezeki yang melimpah ruah.? Tapi kenapa ekonomi yang maju hanya dianggap milik amerika, Jepang dan Negara maju lainnya.? Bukankah ekonomi yang kita cari ekonomi yang ada berkah. Yang memberikan ketenangan pada pemiliknya.? Yang tidak menimbulkan gejolak social yang melahirkan kehancuran moral dan pertikaian.?

“kalau sekiranya mereka mau menegakkan Taurat, Injil dan apa2 yang diturunkan dari Tuhan mereka, pasti mereka akan makan dari atas mereka dan dari bawah mereka” (QS.AL-Maaidah 66)

Ini adalah suatu jaminan Allah SWT bagi hambaNya yang taat. Sebaliknya karena takut terjebak yang haram bahkan ada dari kalangan Islam sendiri yang mengatakan “Sedangkan yang haram saja susah apalagi yang halal” inilah orang yang lebih percaya ilmu ekonomi orang kafir dari pada jaminan Allah.

“Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya, hendaklah ia menghubungkan silaturahmi”Hadits riwayat Abu Hurairah (Bukhari). Hari ini silaturahmi telah hilang dikalangan ummat Islam, bahkan antara keluarga sedarahpun telah hampir tidak dijumpai lagi, sehingga ekonomi yang sudah morat marit makin terpuruk.

Bahkan untuk melapangkan rezki, kita dianjurkan bersedekah.
Apakah ada hari ini Pakar Ekonomi dunia yang membuat teori "Pengeluaran Cuma-Cuma" itu menguntungkan??
Tapi bagi Allah dan RasulNya tidak ada yang tidak mungkin.

Ekonomi itu sendiri pasti dan pasti ada hubungannya dengan Allah SWT sebagai pengendali alam ini. Bumi ini milik Allah bagaimana mungkin ekonomi ini terpisah dari kekuasan Allah.
Dalam sebuah mahfum hadits dari Baginda Rasulullah bahwa diantara lima balasan bagi orang2 yang menegakkan Sholat dengan sempurna ialah didunia diberkahkan rezekinya.

Hari ini banyak sekali diantara ummat muslim yang sampai mengorbankan sholatnya karena tidak mau pekerjaan terganggu, bahkan menganggap sholat musibah apabila adzan dikumandangkan dan mencari-cari alasan untuk menunda bahkan menqadhanya.

Rasulullah SAW bersabda: Posisi sholat pada anggota badan adalah seperti kepala kepala pada tubuh..

dari hadits ini bisa kita tinjau..apabila orang tidak punya tangan maka ia masih bisa hidup..cacat kakipun masih bisa hidup...bahkan tanpa tangan dan kakipun manusia masih bisa hidup. Tapi adakah orang yang bisa hidup tanpa kepala??
Bagaimana Rezki mau lancar dan berberkah sedangkan tumbalnya adalah sholat??

"Barangsiapa yang lalai mengingat Allah, maka Allah SWT akan membuat hidupnya sempit dan di padang mashar akan dibangkitkan dalam keadaan buta"

Insya Allah tiada henti-hentinya kita saling ingat mengingatkan agar Allah SWT memandang kita dengan pandangan Allah SWT Redha kepada kita di saat perjumpaan kita nanti..

.Buat Ihwa dan Akhwat seiman yg Insya Allah dicintai dan diRidhoi Allah SWT....untuk lebih banyaknya saudara2 qt yg menerima pesan da'wah ini mohon untuk mungundang teman2nya yang lain untuk dapat bergabung di Group "Usaha Atas Iman" ini..

..Subhanallah wabihamdi AsyaduAllahilaha Illallah Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar