Minggu, 21 Juni 2009

CALON ISTRI YANG DICARI


Untukmu Calon Suami

Sulitkah mencari istri?

Kalau melihat populasi antara laki-laki dan wanita saat ini, 1 banding 4, untuk sementara kita mengatakan tidak terlalu sulit mencari seorang calon istri. Kalau mencari istri kriterianya hanya cukup dia berjenis kelamin wanita saja, tanpa embel-embel lain, rasanya mudah. Setidaknya logika kita akan mengatakan, jika tidak berhasil dengan calon yang pertama, kan ada peluang kedua ketiga dan ke-empat. Belum lagi peluang orang lain yang tidak diambil. Nah…

Lalu kalau mencari istri, tapi ingin yang cantik dan mempesona, sulitkah?, jika saat ini semakin banyak produk-produk kecantikan, semisal berbagai merek lotion, spa, facial, atau apalah yang lainnya yang dapat memoles penampilan wanita menjadi lebih cantik dan anggun, kulit hitam menjadi putih, rambut kriting menjadi lurus, badan gemuk jadi langsing, gigi tongos jadi rapi, bibir dipoles jadi sensual, dan gaun-gaun yang modis lagi menggoda, seharusnya signifikan dengan semakin bertambahnya wanita-wanita cantik di negeri ini. Rasanya kita juga akan menjawab “mudah”. Sekarang kemungkinan besar tidak sulit juga memilih istri yang cantik dan mempesona secara lahiriah.

Memang, memiliki istri cantik apalagi kaya dan dari keturunan terhormat, merupakan idaman para lelaki. Kecantikan menjadi salah satu sumber kesenangan dihati. Dari mata turun ke hati, begitu kata pepatah. Seperti orang-orang kota yang sumpek melihat jejalan beton-beton raksasa kemudian menjatuhkan pandangannya pada keindahan alam pegunungan, di situ letak kesenangn dan hiburan bagi mereka. Begitu pula halnya istri yang memiliki paras cantik, ia menghadirkan kesenangan di hati suaminya.

Lalu mungkin ada yang bertanya, sampai kapan kesenangan itu?, nah pertanyaan ini yang sulit untuk dijawab. Apalagi menjawab, apakah mereka yang mempesona dari segi fisik pasti akan membawa kita dalam ketentraman dan kebahagiaan rumah tangga? Rasanya tidak ada yang berani menjamin. Kalau senang secar biologis kemungkinan iya, tetapi kesengan semacam ini sifatnya tidak lama dan tidak menjadi penentu ketentraman rumah tangga, melainkan hanya sedikit saja.

Memang bagi yang belum menikah, kecantikan kadang menjadi yang utama. Faktor fisik menjadi segala-galanya. Padahal ketika usia tambah tua, kecantikan juga semakin sirna. Padahal menikah belum setahun, secara naluriah akan muncul perasaan begini, sang istri yang dulu primadona sekarang nampak seperti biasa-biasa saja. Jika seorang suami tidak juga menemukan” kecantikan lain” pada istrinya, yang bukan berasal dari parasnya saja, bisa jadi kecantikan itu malah menjadi fitnah rumah tangga. Fitnah yang seperti apa?, dengarkanlah sabda Rasulullah SAW:

“ Jangan menikahi wanita karena (tefokus) pada kecantikannya, karena bisa jadi kecantikan itu akan memburukkannya. Dan jangan menikahi wanita karena (terfokus) pada hartanya, bisa jadi hartanya membuatnya melampaui batas. Tetapi nikahilah wanita atas perkara agamanya. Sungguh hamba sahaya wanita yang sebagian hidungnya terpotong lagi berkulit hitam tapi taat beragama adalah lebih baik”. (HR. Ibnu Majah)

KECANTIKAN YANG MEMBURUKKAN

Seperti apakah kecantikan yang memburukkan?, Wallahu a’lam bissowab. Mungkin saja mereka yang kecantikannya minta dihargai lebih, mereka adalah yang merasa suaminya tidak bisa menghargai kelebihannya. Mereka adalah yang kecantikannya digunakan untuk menyimpang, memuaskan nafsunya. Masih herankah kita, apa yang menjadi alasan dengan mudahnya artis-artis itu kawin cerai?, ya, salah satunya karena merasa memiliki kemampuan untuk memperoleh suami yang lebih baik melalui kecantikan dan kekayaannya. Itulah kecantikan yang memburukkan. Atau kecantikan yang memburukkan itu terjadi karena naluriah yang tidak terbendung. Yaitu menonjol-nonjolkan kecantikannya dihadapan orang lain selain suaminya dengan maksud riya. Walau ia tidak bermaksud menggoda lelaki lain, bukankah itu hal yang buruk?. Dan bagi Rasulullah, hamba sahaya wanita yang sebagian hidungnya terpotong lagi berkulit hitam tapi taat beragama adaalah lebih baik dari wanita cantik yang rusak agamanya.

Kecantikan atau harta belum cukup menjadi kriteria untuk kita menetapkan pendamping hidup, ada perlu kita buka kembali. Mengenai wawasan kita, mengenai harapan kebarokahan pernikahan, tentang cita-cita kesakinahan keluarga, tentang kebersamaan mengarungi hidup, tentang dambaan keturunan-keturunan yang sholih, bahkan tentanng hidup setelah mati. Sabda Rasulullah berikut ini sering kita dengar, kita ulang kembali.

“ Wanita dinikahi karena empat perkara, karena kecantikannya, hartanya, keturunannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang taat beragama niscaya kamu beruntung. (HR. Bujhary dan Muslim).

Kata “beruntung” kalau yang menyampaikan itu adalaah para pedagang, maka beruntung itu tidak jauh dari yang namanya uang. Tapi kalau yang menyampaikan itu Rasulullah, maka keberuntungan itu menyangkut kebahagiaan dunia berupa rumah tangga yang sakinah dan diberkahi oleh Allah dan kebahagiaan akhirat berupa tabungan pahala dan kebaikan.

Coba sebutkan,, apa yang kita harapkan sebagai suami dari istri kita?, bukankah kita ingin ia menjadi penyemangat saat kita putus asa, penghibur saat kita sedih, penyejuk hati saat “kekeringan”, pendorong amal ibadah dikala malas ibadah? Kemudian mau bersabar disaat musibah dan bersyukur dengan apapun karunia yang diterima. Dan istri yang bisa memberikan itu semua tidak ada sangkut pautnya dengan cantik tidaknya atau kaya tidaknya dia. Mereka adalah wanita-wanita yang baik agamanya. Mereka bertakwa pada Allah dan patuh kepada suaminya. Mereka yang tidak hanya melihat aktifitas melayani suami, mendidik anak, menjaga rumah atau tugas-tusasnya yang lain sebagai urusan dunia semata, tapi ada harapan yang lebih besar, yakni keridhoan Allah dan balasan SurgaNya di akhirat kelak.

Percayalah, tidak ada yang membuat suami merasa tentram kecuali karena sikap baik seorang istri, tidak ada sikap baik istri yang lebih jujur kecuali karena lahir dari ketulusan, dan tidak ada ketulusan yang kokoh kecuali karena keiklasan untuk bertakwa kepada Allah. Inilah mengapa Rasulullah memerintahkan kita perihal menentukan calon istri berdasarkan kualitas agamanya. Karena agama adalah akhlak mulia, termasuk akhlak mulia seorang istri untuk bersedia melayani suaminya, dengan tulus, iklas, dan sebab takwanya kepada Allah.

“ … Sebab itu maka wanita yang sholeh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memeliharra (mereka). Qs. Annisa : 34

Maka jatuhkan pandangan terfokus kepada faktor agama. Kita juga tidak pernah mnginginkan anak-anak yang ala kadarnya atau yang jauh dari agama. Ibunya sebagai seniman yang akan melukis kepribadian dan karakter anak-anak itu. Tentu yang kita inginkan ibu yang tidak hanya mampu memberi cinta, tapi juga pendidikan dan keteladanan menyangkut agama dan akhlak mereka.

BAIK AGAMANYA

Soal kriteria baiknya agama seorang wanita, ada dasar dan cabang-cabangnya. Seorang wanita melaksanakan solat wajib, menjaga kemaluannya, menutup aurat, patuh pada suami, dan menjauhi kemaksiatan, itu lebih dari cukup untuk menjadi dasar bahwa ia baik agamanya. Rasulullah SAW bersabda:

“ apabila seorang wanita telah melaksanakan sholat 5 waktu, puasa ramadhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka dikatakan padanya “ masuklah kamu kedalam surga dari pintu mana saja yang kamu sukai”. (HR. Ahmad).

Seorang wanita misalnya ahli tahajud, atau luas pemahaman agamanya, memiliki, kepedulian tinggi terhadap dakwah, dermawan, juga suka menghafal Al-Qur’an, itu adalah cabang-cabang kriteria yang kita tentukan untuk memperoleh yang lebih baik dari yang sudah baik. Kalau kita mampu, mudah-mudahan kita beruntung bisa menikahi wanita yang memiliki kemuliaan agama dan akhlak seperti itu, ammin…

Namun, kadang kebaikan terbentuk seiring waktu berjalan. Boleh jadi kedewasaan berfikir dan semangat untuk meningkatkan kualitas agama terbentuk setelah menikah. Setelah hadirnya sang suami yang menjadi imam, dan hadirnya anak-anak yang membutuhkan keteladanan. Mungkin saat ini ia, calon istri kita tidak terlalu kuat dalam menunaikan perkara-perkara amaliah kecuali hanya melaksanakan sholat wajib, puasa Ramadhan, sopan dalam bergaaul, dan menutup aurat. Subhanallah, sungguh jika selaras dengan keiklasan dihatinya, yang seperti itu telah mulia disisi Allah dan mulia dihadapan manusia, insya Allah.

Mari saling berbagi nasihat, tetaplah kaki berpijak pada sunnatullah, berusaha dan berdo’a agar Allah menghadirkan seorang istri salehah yang bertakwa kepada Allah dan patuh kepada suaminya. Tanyalah kepada siapapun yang bisa ditanyai, mintalah bantuan kepada siapapun yang rela memberikan bantuan, berikhtiarlah di atas garis syari’at yang sudah ditetapkan. Bersabarlah untuk tidak mendekat pada proses-proses yang diharamkan, hingga saatnnya takdir benar-benar mendekatkan kita dengannya. Selanjutnya, dengan percaya diri kita akan menyambut datangnya pendamping terbaik (khoirunnisa’). Siapakah khoirunnisak itu? Mari kita serahkan kepada ahlinya untuk mendefinisikan Khoirunnisa’ dalam kacamata agama islam.

خير النساء امرءة ان نضرت اليها سرتك وان امرتها اطاعتك وان غبت عنها حافضتك فى مالك ونفسها او كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

Bersabda Rasulullah SAW “ Khoirunnisa’ adalah (istri) yang apabila ku pandang dapat menyenangkan hatimu, bila kau perintah dia taat, bila kau tinggal bepergian (keluar rumah) dia menjaga hartamu dan dirinya (kehormatannya).

Demikian, semoga bermanfaat, Wassalam.

Sumber: majalah”Nurul Hayat” edisi 45/ Ramadhan 1428 H – Oktober 2007 dengan sedikit tambahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar