Senin, 31 Agustus 2009

Memelihara Pandangan

Ghudhul Bashar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mohon maaf sebelumnya kepada para anggota Uhibbuka Fillah, kit amengetahui bahwa beberapa waktu lalu, Uhibbuka Fillah meminjam Grup We Are Support to Against The Virtual Khalwat untuk menyebarkan pesan, maka kali ini grup tersebut meminjam Uhibbuka Fillah untuk menyebarkan pesannya.
Maka mohon maaf jika topik kali ini berbeda dari yang sebelumnya.
Pemberitahuan sebelumnya, Karena Sistem Pengiriman tidak dapat mengirim Full artikel, kami mohon maaf jika artikel ini di pisah menjadi 2 bagian.
Semoga bermanfaat :)

****
Segala puji bagi Allah Yang telah menyempatkanku untuk berbagi dalam tulisan ini. Salawat serta salam ku panjatkan kepada Baginda Rasulullah Shallallahu wa Salam yang telah mengajarkan kita tentang Hikmah serta Keindah Islam, Subhanallah. Tidak lupa aku panjatkan Salawat serta Salam kepada Keluarga dan Sahabat Beliau beserta kepada orang-orang yang senantiasa berhijerah ke arah yang dIrahmati oleh Allah Yang Maha Pemurah.

Bismillahirrahmanirrahiim…

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
QS.An-Nur(24):30

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
QS.An-Nur(24):31

Saudaraku,
Allah Subhanna wa Ta’alaa telah Berfirman kepada laki-laki yang Beriman di dalam Surah An-Nur Ayat 30 atas sebuah Karunia kesucian ketika mereka mampu memelihara pandangan yang khianat(1) dan memelihara kemaluannya. Allah Subhana wa Ta’alaa pun Juga Berfirman kepada wanita-wanita beserta orang-orang yang Beriman di dalam Surah An-Nur Ayat 31 atas sebuah keberuntungan ketika wanita-wanita yang Beriman itu mampu memelihara pandangan mereka, mampu memelihara kemaluan mereka dari perbuatan-perbuatan keji, mampu menyembunyikan perhiasan-perhiasan mereka kecuali yang biasa tampak(2) dari orang-orang yang tidak dijelaskan pada perintah didalam ayat tersebut. Bahkan ada pada suatu hadist dijelaskan bahwa dengan kita memelihara pandangan yang khianat maka kita akan mendapatkan manisnya iman(3). Allah Memberikan Karunia itu kepada mereka, karena mereka lebih cenderung kepada Keimanan daripada kemaksiatan sehingga hal ini dapat menjadikan hatinya diliputi oleh selaput-selaput kemaksiatan. Dan, Ketika mereka telah merasakan manisnya iman, maka merekapun akan enggan untuk bermaksiat, bahkan terfikirpun tidak. Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata : “Sesungguhnya apabila hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya maka tidak ada yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik darinya.”(4) Sehingga ketika kita telah menjauhkan diri kita dari segala maksiat, maka hal ini akan membuat kita semakin dekat kepada Allah dan cahaya-cahaya Hidayah akan mudah masuk ke dalam nurani kita sebagai penentram hati. Subhanallah, sungguh Karunia yang besar bagi orang-orang yang senantiasa memelihara pandangannya. Hati telah menjadi tenteram lantaran dapat mengingat Allah(5), apalagi mengingati Allah ini dapat dengan mudah didapati lantaran tidak adanya selaput penghalang yang berupa selaput kemaksiatan dalam menghalangi masuknya Cahaya Hidayah kedalam hati.

Ketika kita telah merasakan manisnya iman maka Allah akan memberikan ketenteraman pada hati kita. Sehingga dengan karunia ini kita dapat menyelesaikan suatu masalah dengan mudah walaupun masalah tersebut sebesar gunung sekalipun. Oleh karena itu, beruntunglah orang-orang yang senantiasa mememelihara pandangannya dengan rasa malu (6) Kepada Allah, lantaran rasa malu itu dapat mencegah dirinya dari hal-hal yang membuat Allah Cemburu kepadanya.
Subhanallah, sebegitu indahnya pemeliharaan pandangan sehingga Allah menjamin manisnya keimanan kepada mereka. Namun, jika kita tidak mampu menundukkan/memeliharanya, justru hal itu akan membawa kita kepada Kemurkaan Allah.
[Bersambung ke Part 2]

Catatan kaki:
(1) Yang dimaksud dengan pandangan mata yang khianat adalah pandangan yang dilarang, seperti memandang kepada wanita yang bukan muhrimnya.(Kutipan dari Al-Qur'an Digital pada Surah Al-Mu'min:19)

(2) Tafsir Jalalain yg dikutip dari Al-Qur'an Online : ...(dan janganlah mereka menampakkan) memperlihatkan (perhiasannya, kecuali yang biasa tampak daripadanya) yaitu wajah dan dua telapak tangannya, maka kedua perhiasannya itu boleh dilihat oleh lelaki lain, jika tidak dikhawatirkan adanya fitnah. Demikianlah menurut pendapat yang membolehkannya. Akan tetapi menurut pendapat yang lain hal itu diharamkan secara mutlak, sebab merupakan sumber terjadinya fitnah.

(3) Rasulullah saw bersabda : Pandangan adalah salah satu anak panah beracun, diantara anak panah iblis. Semoga Allah melaknatinya. Barang siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah maka ia telah diberi Allah keimanan yang mendapatkan kelezatannya didalam hatinya. (Al Hadits riwayat Imam Al Hakim) (15)

(4) Saya mengutip perkataan ini dari: Ukhti Hafidz Blog

(5) (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Rad:28)

(6) Dari 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa ia berkata : Rasulullah bersabda, "Malulah kepada Allah dengan sebenar benarnya." kami berkata, "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya kami benar benar merasa malu, alhamdulillah. " Beliau bersabda, 'Bukan itu yang dimaksudkan. Akan tetapi yang disebut dengan malu kepada Allah dengan sebenar benarnya adalah engkau menjaga kepada (mata) dan segala apa yang disaksikannya; menjaga perut dan segala apa yang masuk kedalamnya; dan mengingat kematian beserta siksaan yang akan menimpanya. Barangsiapa yang menginginkan (kehidupan) akhirat, maka tinggalkanlah perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang melakukan semua itu berarti ia telah merasa malu.

Akhina Ifa Nama Penaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar