Senin, 31 Agustus 2009

Memelihara Pandangan bgian 3

Ghudhul Bashar


Itulah dampak fatal dari pandangan yang tidak terpelihara, oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut Islam telah mengajarkan kepada ummatnya untuk memelihara pandangan.

Hati yang telah terbius oleh apa yang dilihat oleh mata mungkin akan sulit untuk disadarkan oleh keimanan yang terdapat pada dirinya karena hati telah asik menikmati kesibukannya itu. Oleh karenanya kita yang sadar betul bahwa hal itu salah, maka segeralah katakan(menasehati) kepada mereka untuk memelihara pandangannya agar dirinya terjaga dari hal-hal yang justru akan makin membuat dirinya menderita(tentunya menasehatinya dengan cara yang baik(9). Dan jika kita bertekat untuk mensehatinya dalam mencegah mereka untuk melakukan hal itu, maka jangan pula kita menyebabkan mereka cenderung untuk tidak memelihara pandangan mereka. Dimana kita dapat membuat mereka tidak terpelihara pandangannya secara langsung maupun tidak langsung. Lantaran, terkadang syaitan mampu menjadikan sesuatu menjadi terasa indah agar seseorang dapat melakukan kemaksiatan. Maka sebelum kemaksiatan menguasai hati suci orang-orang muslim, maka berusahalah untuk mencegah langkah-langkah syaitan dalam tujuannya menjerumuskan orang muslim kepada hal-hal yang maksiat.
Apalagi jika kita sengaja menjadikan sesuatu hal yang dapat membuat seseorang dapat berbuat dosa, bisa jadi kitapun akan menanggung dosa-dosa orang yang melakukannya itu(10). Dan jika seandainya kita sadar bahwa yang telah kita lakukan dapat menyebabkan seseorang melakukan maksiat kepada kita ataupun orang lain maka kita sebagai umat muslim yang merupakan satu tubuh agar berusaha untuk saling memelihara diri kita yang satu tubuh ini sejak dini agar Allah menjauhkan kita semua dari azab yang dikarenakan perbuatan-perbuatan lalai kita. Karena setiap yang kita lakukan, kita lihat, kita dengar, dan hati nurani semuanya memiliki pertanggung jawaban(11) di hari hisab. Dan sesungguhnya segala sesuatu keburukan yang terjadi kepada diri kita bisa jadi merupakan akibat dari perilaku zalim kita di masa lalu(12). Astaghfirullah.

Bisa jadi karena “bius” sebuah pandangan khianat terhadap hati sangat melenakan, oleh karenanya kita sebagai umat Islam, dianjurkan untuk mengatakan kepada mereka lelaki maupun perempuan yang Beriman untuk menundukkan/memelihara pandangannya sesuai dengan petunjuk ayat tersebut. Dan karena perintah mengatakan kepada mereka dalam pemeliharaan pandangan itu termuat di dalam Al-Qur’an maka perintah ini adalah suatu kewajibann untuk kita laksanan. Maka dengan dari itu, sudah sepatutnya kita berusaha untuk memperingatkan diri kita sendiri maupun seluruh orang mu’min dan mu’minat agar menundukkan/memelihara pandangan mereka. Kenapa? Karena semakin lama seseorang asik memandang dengan khianat maka akan semakin membuat dirinya sulit untuk melepas pandangan itu. Oleh karenanya sebelum dia makin terlena maka naihatilah mereka, tentunya dengan cara yang baik. Ingatlah sekali lagi bahwa pandangan merupakan awal mula dari kemaksiatan yang sebenarnya. Oleh sebab itu katakanlah kepada mereka dan hindarilah segala hal yang menyebabkan mereka tidak memelihara pandangannya, karena pandangan yang tidak terpelihara dapat membawa kehancuran bagi dirinya sendiri bahkan kepada orang-orang disekitarnya, dan bisa jadi kitapun akan terkena dampak dari pandangan yang khianat itu walaupun pandangan kita telah kita pelihara. Naudzubillahimindzalik.

Catatan Kaki:

(9) Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah(14) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Nahl:125) dan “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Fushshilaat:34)

(10) Saya dapat menyimpulkan bahwa, ketika seseorg menyebabkan orang lain berbuat dosa maka diapun juga menanggung dosa orang tersebut, masalah ini tersirat pada ayat yang berbunyi:
(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. An-Nahl:25
Berbeda dengan permasalah dosa yang diakibatkan oleh tangan sendiri, sehingga yang menanggung dosanya adalah hanya orang tersebut.

(11) Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Al-Isra’:36

(12) Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ar-Rum:41

(13) Saya mengambil kutipan ini dari: Hadits Web bahwa pengutip mengatakan:
“Saya (Sofyan Efendi) mengambil hadits ke-6 ini langsung dari kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya Al-Albani, karena saya melihat arti (terjemahan) yang disampaikan kurang tepat. Tulisan aslinya adalah sebagai berikut:
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: ’Sesungguhnya sesuatu yang halal telah jelas serta yang haram juga telah jelas dan diantara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat (yang masih samar/tidak jelas); yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum)nya. Barangsiapa yang berhati-hati terhadap perkara syubhat, maka sesungguhnya dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang terjerumus kepada perkara syubhat, pasti akan terjerumus kepada yang haram. Seperti halnya seorang penggembala yang menggembala di sekitar daerah larangan, sehingga dikhawatirkan hampir-hampir (menggembala) di dalamnya. Ingatlah bahwa tiap-tiap raja mempunyai larangan. Ingatlah bahwa larangan Alloh adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ingatlah, ia adalah "jantung."” (HR. Bukhori dan Muslim). Padahal kalimat yang tepat bukan menyatakan "pasti", tapi "hampir-hampir" serta segumpal daging tersebut adalah "hati", bukan "jantung". Wallaahu'alam. Saya memohon ampun kepada Allah jika seandainya saya yang salah.” Allahuma Amiin

(14) Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

(15) Suatu ketika saya pernah membaca suatu buku yang disunting dari karya Al-Albani, jika tidak salah judul bukunya "Hadist Dhaif ... yang Ada di Indonesia", beliau menyatakan bahwa hadist ini bermasalah, entah karena lemah atau karena cacat sanadnya, namun sebagian besar ulama, menggunakan dalil ini dalam ruang lingkup memelihara pandangan, seperti buku Ghudhul Bashar karya: Syaikh 'Abdul 'Aziz Ghazuli. Wallahu Alam Bisyawab, Semoga Allah Senantiasa memaafkan segala kesalahan kami. Allahuma Amiin

Sumber-sumber Referensi Pendamping Artikel ini:
Al-Qur'anul Kariim
Al-Qur'an Online(http://alqur’anonline.co.cc)
Ghudhul Bashar karya: Syaikh 'Abdul 'Aziz Ghazuli
As Sunnah(Yahoo Grups)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar