Rabu, 15 Juli 2009

Tentang Syaikh Abdullah bin Abdirrahman bin Jibrin RahimahulLaah


Biografi Tokoh

Kembali umat Islam di seluruh dunia kehilangan sosok yang senantiasa memberikan nasehat dan wasiat berharga buat umat ini. Umat Islam di seluruh dunia patut berduka karena pada hari Senin tanggal 20 Rajab 1430H, bertepatan dengan tanggal 13 Juli 2009M pada jam 2 siang waktu Saudi Arabia, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin -rahimahullah-, salah seorang ulama kibar di Saudi Arabia telah meninggal dunia.

Ia menamatkan studi di Ma'had Imam Dakwah, Riyadh tahun 1381 H. Setelah itu ia diterima menjadi tenaga pengajar di sekolah yang sama. Ia bekerja sebagai tenaga pengajar hingga berikutnya ia diminta pindah ke Universitas Imam Muhammad bin Sa'ud Islamiyah menjadi dosen di Fakultas Syariah dan Ushuluddin tahun 1395 H, yaitu sebelum dua kuliah tersebut dipisah menjadi dua. Ia masuk sebagai staf akademik fakultas tersebut dan selama ia aktif di sana telah banyak membimbing disertasi Magister.

Pada tahun 1402 H, beliau ditetapkan sebagai anggota komisi fatwa di Dewan Riset Ilmiah dan Fatwa, dekat dengan gurunya Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahulloh-. Pengabdiannya di dewan tersebut merupakan akhir karirya dan setelah itu ia memasuki masa pensiun di bulan Rajab 1418 H. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menjaganya.

Syaikh Jibrin meraih gelar Magister dari Perguruan Tinggi Kehakiman tahun 1390 H. dengan judul disertasi "Akhbar al-Aahad fi al-Hadits an-Nabawi" dengan yudisium cumlaud. Gelar doktomya diraih dari perguruan tinggi yang sama pada tahun 1407 H. mentahqiq (investigasi) terhadap buku "Syarah az-Zarkasy 'ala Mukhtashar al-Khuraqi" dengan yudisium cumlaud level pertama. Dalam disertasi itu ia bertugas mentaqhiq dan mentakhrij (foot­note) hadits sebanyak 7 jilid buku dan buku-buku itu sekarang dicetak dan beredar di toko-toko buku.

Kegiatan harian
Jadwal kegiatan harian Syaikh dimulai dari setelah shalat Subuh memberikan ceramah di salah satu masjid sampai matahari terbit, kemudian pulang ke rumah untuk istirahat. Setelah istirahat, berangkat ke kantor Dewan Riset Ilmiah dan Fatwa. Di kantor, ia menjawab pelbagai pertanyaan tentang masalah keagamaan.

Meskipun penanya-penanya itu ramai setiap hari, ia tidak pemah jenuh. Ia siap membantu siapapun yang membutuhkan bantuan, dan meringankan beban siapapun yang memerlukan. Ia bersedia mengangkat dering telepon penanya. Pesawat teleponnya tidak pernah berhenti berdering.

Demikianlah kesibukannya sehari-hari. Kerap kali ia orang yang paling terakhir pulang dari kantor Fatwa, bahkan ia sendiri yang mematikan lampu-lampu. Setelah shalat Ashar rumahnya terbuka untuk umum, juga ia menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang masalah agama. Kalau perlu, ia memberikan orientasi, atau memberikan rekomendasi bagi siapa saja yang membutuhkan, sampai masuk waktu Maghrib. Kemudian, ia berangkat ke salah satu masjid di kota Riyad untuk mengisi jadwal pengajian mingguan, mengingat jumlah jadwal pengajiannya dalam seminggu sampai sebelas kali. Setelah sha!at Isya berangkat lagi ke masjid lain, kadang mengisi pengajian, atau seminar dan lain-lain.

Demikianlah jadwal harian Syaikh yang sarat dengan muatan dakwah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala sepanjang pekan. Semoga martabatnya ditinggikan Alloh Subhanahu wa Ta’ala di sisi-Nya.

Keistimewaan Syaikh
Syaikh dikenal sebagai orang yang tawadhu (rendah hati). la sedikit bicara dan tidak akan bicara, kalau tidak karena menjawab pertanyaan. Kalau ulama lain berseberangan pendapat dengannya mengenai suatu hukum atau fatwa syariah, dengan tawadhu ia mengatakan, "mereka adalah ulama dan kita mesti menghormatinya." Dalam hal menanggapi pendapat ulama lain, ia tidak mau mendebat dengan cara yang kasar dan radikal. Apabila Syaikh Jibrin diundang mengisi pengajian atau ceramah agama di daerah manapun, ia tidak pernah menolak, selama dirinya tidak terikat dengan jadwal atau janji pada pihak lain. Syaikh Jibrin senantiasa berbaik sangka dan tidak pernah merasa iri terhadap siapapun dari kaum ahli sunnah wal jamaah, -sepengetahuan saya dan hanya Allahlah yang lebih tahu- ia selalu tawadhu dalam segala hal. Orang-orang yang mengenalnya pasti menyukainya karena kelapangan hatinya. Tidak mau menolak pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang yang minta bantuan. la penuhi permintaan mereka sendirian. Segenap waktunya adalah pengabdian kepada Allah dan agama. Hidupnya dipenuhi dengan kalimat-kalimat Allah atau dengan sabda-sabda Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam.

Beliau -rahimahullah- dishalatkan tanggal 21 Rajab 1430H/14 Juli 2009 M, ba’da shalat zhuhur di Jami’ Al-Imam Turky bin Abdullah (al-Jami’ al-Kabir) Riyadh.

Kita memohon kepada Allah agar melimpahkan kepada beliau rahmat-Nya dan membalasnya dengan sebaik-baik ganjaran atas segala jasa beliau terhadap kaum muslimin. Serta menjadikan beliau bersama para malaikat di surga Firdaus yang paling tinggi. Insya Allah, Innalillah wa inna ilaihi raji’un.

Martabat dan ketinggian yang ada padanya, dikarenakan ketawadhuannya, mengingat hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Imam Turmudzi dan Imam Ahmad, "Barangsiapa yang bersikap tawadhu', Allah pasti akan mengangkat martabatnya. " Apalagi bagi seorang yang diberi ilmu pengetahuan, wara' dan tawadhu'. Semoga Allah mengampuni kita semua, kita dapat meraih surga dan terhindar dari siksa neraka. ,Washallahu wa sallam `ala Muhammad wa alihi wa shahbihi.
--------
Mengenang Fadhiilatusy Syaikh Abdullah bin Abdirrahman bin Jibrin RahimahulLah
WaQaddasalLaahu ruuhah wa ghafaralLaahu lahuu wa li waalidayhi Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar