Jumat, 17 Juli 2009

CINTA DAN MENCINTAI ALLAH PART I


Imam Ibnu Qayyim mengatakan, "Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; memba-tasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka ba-tasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.

Kebanyakan orang hanya membe-rikan penjelasan dalam hal sebab-musabab, konsekuensi, tanda-tanda, penguat-penguat dan buah dari cinta serta hukum-hukumnya. Maka batasan dan gambaran cinta yang mereka berikan berputar pada enam hal di atas walaupun masing-masing berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada pengetahuan,kedudukan, keadaan dan penguasaannya terhadap masalah ini. (Madarijus-Salikin 3/11)

Beberapa definisi cinta:
1. Kecenderungan seluruh hati yang terus-menerus (kepada yang
dicintai).
2. Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.
3. Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada
diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-
sebunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa kecintaan
tersebut masih kurang.
4.Mengembaranya hati karena men-cari yang dicintai sementara lisan
senantiasa menyebut-nyebut namanya.
5. Menyibukkan diri untuk menge-nang yang dicintainya dan
menghinakan diri kepadanya.

PEMBAGIAN CINTA
1.Cinta ibadah
Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan hina
kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersema-ngatnya hati
untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala
larangaNya.
Cinta yang demikian merupakan pokok keimanan dan tauhid yang
pelakunya akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang tidak
terhingga.Jika ini semua diberikan kepada selain Allah maka dia
terjerumus ke dalam cinta yang bermakna syirik, yaitu menyekutukan
Allah dalam hal cinta.
2. Cinta karena Allah
Seperti mencintai sesuatu yang dicintai Allah, baik berupa tempat
tertentu, waktu tertentu, orang tertentu, amal perbuatan, ucapan
dan yang semisalnya. Cinta yang demikian termasuk cinta dalam rangka
mencintai Allah.
3. Cinta yang sesuai dengan tabi'at (manusiawi),
yang termasuk ke dalam cintai jenis ini ialah:

1. Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada
anaknya dan sayangnya orang kepada fakir-miskin atau
orang sakit.
2.Cinta yang bermakna segan dan hormat, namun tidak termasuk
dalam jenis ibadah, seperti kecintaan seorang anak kepada
orang tuanya, murid kepada pengajarnya atau syaikhnya, dan
yang semisalnya.
3. Kecintaan (kesenangan) manusia kepada kebutuhan sehari-hari
yang akan membahayakan dirinya kalau tidak dipenuhi, seperti
kesenangannya kepada makanan, minuman, nikah, pakaian,
persaudaraan serta persahabatan dan yang semisalnya.

Cinta-cinta yang demikian termasuk dalam kategori cinta yang manusiawi yang diperbolehkan. Jika kecintaanya tersebut membantunya untuk mencintai dan mentaati Allah maka kecintaan tersebut termasuk ketaatan kepada Allah, demikian pula sebaliknya.

Adi M Mauraga

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar