Selasa, 16 Agustus 2011

KEPADA CALON ISTRIKU.


(ku tulis surat ini 20 hari menjelang pernikahan)


“ Wahai Calon Istriku, Tegarlah Dalam Mengarungi Liku Kehidupan”

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

A’udzubillahiminasyaithani​rrajim, Bismillahirrahmanirrahim.

“Wamal hayatut dun-ya illa mata’ul ghurur”

Kepada calon istriku, belahan jiwaku, yang akan mengandung anak – anakku, mendidik mereka dengan tauqid dan akhlak yang mulia seperti yang dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Surat ini kutuliskan untukmu agar engkau kelak tidak akan kecewa dan bersedih mendapatkan pasangan seperti aku yang banyak kekurangan.

Calon istriku, aku tulis surat ini kepadamu agar engkau lebih mengerti jalan yang akan kita tempuh dan apa yang akan kita tuju. Sebagai makhluk yang dibebani amanah oleh Allah di dunia yang fana ini, kita tentu harus menyadari bahwa hidup ini penuh dengan pilihan, dan setiap pilihan yang kita lalui mengandung konsekwensi sebuah resiko, entah apapun bentuknya. Aku jelaskan seperti ini agar kelak kita lebih siap untuk saling memahami, saling mengerti, dan mensyukuri setiap apa yang sudah digariskan oleh Allah kepada keluarga kita.

Calon istriku, dan calon ibu dari anak – anakku, Engkau mungkin sedah membayangkan, jalan apa yang akan kutempuh, dan kehidupan seperti apa yang kuinginkan. Aku berharap engkau menjadi teman seperjalanan dalam dunia ini untuk tetap istiqamah di jalan para Rasul dan pengikutnya. Selalu menjadikan seruan tauqid sebagai hal yang paling utama dalam hidup. dan mengajarkan kepada manusia akan pentingnya kembali kepada Allah.

Sebagai sunnah kehidupan, tentunya hidup kita tidak terlepas dari cobaan. Sebagai manusia biasa mungkin kita akan mengeluh, mengaduh, menangis, bahkan mungkin juga mengutuki nasib. Namun yakinlah bahwa semua itu adalah cara Allah untuk menjadikan kita sebagai manusia yang memiliki derajat tinggi di sisi-Nya, serta mendidik kita untuk senantiasa tegar di segala cuaca dan keadaan.

Allah berfirman “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah – buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang – orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (Al – Baqarah: 155-156).

Calon istriku, bila kelak aku belum bisa membahagiakanmu seperti layaknya para istri lain, maafkan aku. Namun aku akan selalu berusaha sekuat tenaga untuk menjadi yang terbaik. Memberi rizki yang halal walaupun sedikit dan berusaha memenuhi kewajibanku sebagai seorang suami. Maka bantulah aku untuk mewujudkan itu walaupun hanya dengan SENYUM-MU.

Calon istriku, bila aku tidak ada di rumah, jagalah kehormatanku sebagai suamimu, bergaullah dengan para muslimah yang hatinya tertambat ke surga, yang menjaga pandangan dikala sendiri dan bersama orang lain, agar aku tenang meninggalkan seorang wanita dan seorang ibu yang menjaga kehormatan suaminya. Kelak jika kita mempunyai rumah sendiri, janganlah memasukkan seorang lelaki yang bukan mahram ke dalam rumah tanpa seizinku. Bila ada tamu laki-laki yang ingin bertemu denganku, maka katakan dengan sopan kepadanya bahwa “suamiku tidak ada di rumah”, dengan begitu hati lebih terjaga dari fitnah.

Calon istriku, engkau tahu aku bukan orang yang sempurna dalam segala hal, maka bantulah aku menyempurnakannya dengan nasehatmu yang bijak, untuk menjadikanku lebih taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jadikan keluarga kita keluarga yang siap menerima kebenaran walaupun datangnya dari anak kecil, karena kebenaran dikenali bukan dari siapa yang berbicara tetapi dari apa yang disampaikan.

Calon istriku, jadikan anak-anak kita kelak mujahid dan mujahidah dakwah yang selalu menegakkan dan membela agama Allah dimanapun berada, generasi shalihah yang selalu taat kepada Allah, Rasul, dan kedua orang tuanya. Jadikan mereka anak –anak yang tegar di tengah badai menerpa, ajarkan kepada mereka sikap berani berkorban demi kebenaran dan kemuliaan Allah.

Calon istriku, sebenarnya aku tidak banyak berharap, juga tidak menuntut yang mungkin terlalu berat, aku juga tidak memaksakannya, yang terpenting kita sama-sama berusaha maksimal dan hasilnya kita serahkan kepada Allah, “faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah”. sebagai suami aku akan berusaha menjadi “Qowwam” yang baik, pendengar setia masukan dan nasehatmu, berusaha membantumu untuk senantiasa taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Surat ini kutulis dengan segala kelemahanku, segala kekuranganku, agar engkau mengerti dengan siapakah kau akan mengarungi hidup ini. Agar engkau tahu bahwa “belanga” rumah tangga tidak selalu berisi madu dan susu. Agar engkau kelak tidak menjadi penghalangku dalam menunaikan dakwah, apalagi menjadi musuh pertama dalam perjuangan membela agama Allah, na’udzubillah min dzalik.

Sebelum kita bertemu menjadi sepasang suami istri, marilah kita berdoa bersama:

Ya Allah Dzat yang memberi para pemohon, memegang ubun-ubun seluruh makhluk, mendengar segala bisikan, menggenggam semua hati, gerakkanlah hati kami untuk selalu taat kepada perintah-Mu, memenuhi panggilan-Mu, mensyukuri karunia-Mu, dan bersabar atas cobaan-Mu. Ya Allah…, Engkau yang memerintahkan kami untuk menikah, maka kami akan melangsungkan aqad nikah semata – mata karena menuruti perintah-Mu. Maka jadikanlah pernikahan ini sebagai ladang amal shalih bagi kami. Jadikan dari setiap canda tawa dan kebahagiaan kami dalam kehidupan rumah tangga sebagai penambah pahala dari sisi-Mu. Jadikanlah lelah dan letih dalam mencari nafkah sebagai penggugur dosa-dosa kami.

Ya Allah, kami lemah, maka berikanlah kami kekuatan sehingga mampu menanggung beban hidup ini, janganlah Engkau jadikan kami orang yang lemah dalam keyakinan, sehingga selalu mengeluh apabila ditimpa cobaan dan melupakan-Mu apabila mendapat kenikmatan.

Ya Allah, sesungguhnya Nabi-Mu telah bersabda, bahwa dunia ini merupakan perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. Ya Allah, jadikanlah calon istriku ini wanita shalihah, sehingga aku tenang dan tentram bersamanya kelak. Ya Allah jadikan aku laki laki shalih sehingga istriku nanti merasa tentram bersamaku. Ya Rabb, karuniakanlah kepada kami keturunan yang shalih dan shalihah sebagai penerus perjuangan dakwah di jalan-Mu, jadikanlah mereka anak-anak yang memudahkan kami memasuki surga-Mu, jadiklanlah mereka anak-anak yang selalu menyebut-nyebut kami dalam doanya.

Ya Allah, kami tak pandai do’a, apa yang diminta oleh Nabi-Mu itulah yang sangat kami harapkan. Dan apa yang diperlindungkan oleh Nabi-Mu itulah yang sangat kami takutkan.

Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati ini terhimpun dalam cinta kepada-Mu, berjumpa dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam dakwah kepada-Mu, berpadu dalam membela syari’at-Mu. Kukuhkanlah ya Allah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalannya, penuhilah hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah padam, lapangkan dada kami dengan limpahan keimanan dan keindahan tawakal kepada-Mu.

Semoga Allah meng-ijabah do’a kita, mempertemukan kita dalam naungan Rahmad-Nya.

Amin…..




Dariku,
Calon suamimu
darmawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar