Selasa, 25 Agustus 2009

serial taubat 2

Ramadhan Bulan Taubat (2)

SYARAT-SYARAT DITERIMANYA TAUBAT

1. Ikhlas Karena Allah ta’ala

2. Meninggalkan dosa tersebut.

3. Menyesali perbuatan dosa.

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ”Penyesalan adalah termasuk taubat” (HR. Ibnu Majah 2499, shahih at-Targhib 3146)

4. Mengetahui akan kejelekan dosa tersebut.

5. Bertekad tidak akan mengulanginya lagi.

6. Mengembalikan apa yang menjadi beban dari orang yang didzolimi.

7. Segera dilakukan sebelum mau menjemput,

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam:

”Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai kerongkongan,” (HR. Ahmad 2/132, al-Hakim 4/286 dan ia menshohihkan dan disepakati oleh Adz-Dzahabi)

KEKELIRUAN DALAM MASALAH TAUBAT

1. Menunda-nunda taubat

Menunda-nunda taubat akan menyebabkan kerasnya hati dan sulit untuk bertaubat. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan suatu dosa ditulis dihatinya satu titik hitam. Jika ia mencabut perbuatan dosa tersebut dan meminta ampun serta bertaubat maka dibersihkan lagi hatinya. Apabila ia mengulanginya maka akan ditambah titik tersebut sampai menutupi hatinya dan itulah yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم مَّاكَانُوا يَكْسِبُونَ

”Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthoffifin: 14)

(HR. Ahmad 2/297, Tirmidzi 3334, al-Hakim 2/562 dan ia menshohihkannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi)

2. Lalai dari bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa yang ia tidak ketahui. Oleh karena itu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengajarkan kita do’a:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ.


“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari berbuat syirik kepada-Mu, sedang aku mengetahuinya dan aku memohon ampunan dari perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (HR. Bukhori dalam ‘Adabul Mufrod 716, Shohih al-Adabul Mufrod 554)

3. Tidak segera bertaubat karena khawatir jatuh dalam perbuatan dosa lagi.

Hal ini adalah keliru karena Allah ta’ala tergantung persangkaan hamba-Nya. Ia akan terus memberikan ampunan selama manusia segera bertaubat dan bisa jadi ia meninggal sebelum bertaubat kepada Allah. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: ”Allah ta’ala berkata:

”Saya tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku” (HR. Muslim 275).

4. Tidak bertaubat karena khawatir dicela orang lain, khawatir akan jatuh kedudukannya di tengah masyarakat.

Ini adalah tipuan setan untuk menjerumuskannya ke dalam jurang neraka, padahal akhirat lebih kekal daripada dunia yang hina ini.

5. Terus menerus melakukan dosa karena bergantung kepada luasnya rahmat Allah.

Seorang mukmin hendaknya mengingat bahwa di samping Allah Maha Pengampun namun Ia juga sangat keras siksa-Nya. Allah ta’ala berfirman:

نَبِّىءْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ {49} وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ اْلأَلِيمُ {50}

”Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa Sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (QS. Al-Hijr: 49-50)

6. Tertipu dengan diluaskannya rezeki dan kesehatan orang-orang yang jahat.

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda:

”Jika kamu melihat Allah memberikan dunia berupa sesuatu yang ia sukai kepada hamba di atas kemaksiatannya maka itu adalah istidroj (penguluran). Kemudian Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membaca ayat:

فَلَمَّا نَسُوا مَاذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَآأُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

”Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)

(HR. Ahmad 4/145 dan rijalnya terpercaya, Silsilah ash-Shohihah 413)

Semoga Allah menjadikan kita termasuk at-Tawwabun dan mengampuni semua dosa-dosa kita

Sumber: 30 Tema Pilihan Kultum Romadhon Berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah oleh Abu Bakr Muhammad Lalu al-Atsari, hal. 59-66

Maramis Setiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar