Minggu, 22 Agustus 2010

lika liku citra cinta.

1. Mencintai adalah sebuah keputusan besar. Begitu kita memutuskan untuk mencintai seseorang atau sebuah cita-cita, maka segera kita akan menumpahkan perhatian, fikiran, waktu dan tenaga kepada obyek yang kita cintai itu. Sekaligus menanggung semua resiko dari keputusan itu. Resiko adalah kata yang melekat pada semua keputusan.

2. Ibnu Hazm, Imam terbesar madzab dzahiriah, penulis puluhan buku legendaries dalam berbagai bidang ilmu, sekaligus putra seorang mentri di kordova, pernah berkata: kalau ada lelaki tampan menikahi perempuan jelek, atau sebaliknya, itu bukan sebuah keajaiban. Yang ajaib adalah kalau ada seorang lelaki yang meninggalkan kekasihnya yang cantik , dan memilih kekasih baru yang jelek. Saya tidak bisa memahaminya, tapi memang tidak harus dijelaskan.

3. Keluarga ibarat pelabuhan jiwa kita, dan lautan adalah medan karya kita. Di lautan luas itu kita berkarya dan berkreasi, tapi ke pelabuhan itu jua kita menambat perahu jiwa, pada akhirnya. Begitu cara naluri menggerakkan roda kehidupan kita sebagai laki-laki. Sekali waktu ia mendorong kita keluar rumah untuk berkarya, setelah itu ia mengajak kita untuk kembali ke rumah. Bukan di rumah itu benar jiwa kita menetab, tapi di tengah aura keperempuanan yang melingkupi rumah itu. Perempuan, kata hamka adalah per – Empu – an: tempat bersandar jiwa kita. Pada makna “menetap dan bersandar” itu kata “sakinah” dimaknai dalam Q.s. Arrum 21.

4. Sendiri dan sepi. Itu musuh jiwa manusia pada umumnya. sebab alam ini tercipta berpasangan. Begitu juga kita semua punya pasangan hidup dalam perkawinan dan pasangan social dalam bermasyarakat. Perjalanan menemukan pasangan jiwa adalah kebutuhan eksistensial, sampai kita menembus ruang dan waktu yang panjang.

5. Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi dalam hati, tetapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.

6. Betapa dahsyatnya goncangan jiwa yang dirasakan oleh orang-orang yang sedang jatuh cinta. Tidak ada tidur, tidak ada lelah, tidak ada takut, tidak ada jarak, tidak ada aral. Yang ada hanya hasrat, hanya tekat, hanya rindu, hanya puisi, hanya keindahan. Puisai adalah busur pengirim panah-panah asmara ke jantung hati sang kekasih, rembulan adalah utusan hati pembawa pesan kerinduan sehingga tak pernah lelah melawan waktu.

7. Cinta dan kepribadian adalah dua kata yang tumbuh bersama dan sejajar. Makin kuat kepribadian kita, makin mampu kita mencintai dengan kuat. Mengandalkan perasaan saja dalam mencintai hanya melahirkan para pembual yang menguasai satu ketrampilan : menebar janji palsu. Cinta adalah pekerjaan orang kuat. Kalau rasulullah SAW dapat menampung 9 istri di sisinya, itu karena ia dapat menampung 9 kepribadian dalam jiwanya.

8. Kalau kamu menyintai seseorang dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan kepadanya. Untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air, kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu, ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu.

9. Dua jiwa yang sudah terpaut cinta akan tampak menyatu bagaikan api dengan panasnya, salju dengan dinginnya, angin dengan desirnya, laut dengan pantainya, rembulan dengan cahayanya. Mungkin berlebihan, atau mungkin memang begitu.

10. Kekuatan budi memang bertahan lebih lama, tapi pesona fisik justru terkembang di tahun-tahunawal pernikahan, karena itu ia menentukan. Begitu masa uji cinta selesai (biasanya 5- 10 tahun), kekuatan budi akhirnya yang menentukan sukses tidaknya sebuah hubungan jangka panjang.Dampak gelombang magnetic fisik berkurang / hilang bersama waktu. Bukan karena kecantikan atau ketampanan yang berkurang, yang berkurang adalah pengaruhnya. Itu akibat sentuhan terus meneus yang mengurangi kesadaran emosi tentang gelombang magnetic tersebut.

11. Pada sebagian tabiat yang paling murni, cinta menyerupai air. Ada aliran, ada riak, ada gerak, ada gelombang, ada gemuruh, ada debur, ada percikan, ada gelora , ada dinamika. Selalu begitu, tak ada diam, tak ada penghentian. Ia membludak jika ditahan, ia membuncah jika dibendung, ia membanjira pada muncak dinamikanya. Tapi ia selalu membersdihkan semua kotoran yang dilaluinya, seperti hujan mengusir mendung yang mengotori biru langit.

12. Cinta adalah kereta, ia hanya berjalan di atas rel kebajikan, begitu kebajikanmu habis, kereta cinta juga berhenti berjalan. Pekerjaan para pecinta adalah : memperhatikan, menumbuhkan, memelihara (menjaga), membela dan melindungi.

13. Ketika sang ibu menatap anaknya yang sedang tertidur lelap, ia akan berkata di akar hatinya “itu darahku, itu ruhku”. Tetapi ketika ia menatap anaknya yang sedang merangkak dan belajar berjalan, ia akan berkata di dasar jiwanya : “ itu hidupku, itu harapanku, itu masa depanku,itu silsilah penyambung kehadiranku sebagai peserta pentas alam raya”.

14. Pesona fisik manusia ternyata sangat sementara. Sadarkah kita, apa yang dilakuka sepasang para pecinta jika mereka telah berumur 75 tahun? Bicara. Hanya itu. Dan dua tubuh yang tidur berdampingan diatas ranjang yang sama hanya bisa saling memunggungi. Tanpa selera. Sebab tinggal bicara yang bisa mereka lakukan. Begitulah pesona jiwa perlahan menyeruak diantara lapisan-lapisan gelombang magnetic fisik.

annis matta, ditulis ulang olehku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar