Jumat, 10 Juli 2009

Tunduklah Biar Beruntung...



Aslimuu...Tuflihuu...(Jadilah orang Islam yang SEBENAR-BENARNYA, niscaya antum BERUNTUNG.)

Islam berdasarkan bahasa berarti tunduk, patuh, berserah, menyerahkan diri, selamat, damai. Muslim, berarti orang yang Islam, orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah, orang yang tunduk patuh kepada Allah, orang yang ‘bertekuk-lutut’ di hadapan Allah.

Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah (Aslim)!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam (Aslamtu li Rabbil ‘alamin)”. [QS. Al-Baqarah: 131]

Dalam ayat di atas dapat kita lihat bahwa “Aslim!” dapat berarti “Tunduk patuhlah!”. Jika kata “Tunduk patuh” kita ganti dengan kata “Islam” maka kalimat itu menajdi “Islamlah!”.

Lalu Nabi Ibrahim menjawab: “Aslamtu li Rabbil ‘alamin.” Jika “Amantu” berarti “Aku beriman, aku percaya”, maka “Aslamtu” berarti “Aku berislam, aku tunduk patuh.” Dengan melihat makna kata Islam, kalimat di atas juga bisa diartikan “Aku menyerah kepada Tuhan semesta alam.”

Sungguh menakjubkan. Kata-kata seperti ini ternyata diucapkan orang yang dianggap sebagai Yesus oleh orang Kristen ketika dia disalib.

Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. [Lukas 23:46]

Yahudi di kala itu biasa menyebut Tuhan semesta alam dengan sebutan “Bapa”. Maka dalam bahasa Arab menjadi “Yaa Robb!”. Sedangkan “nyawa” sepertinya bukan terjemahan yang tertutup dari kata aslinya. Kita tentu ingat bahwa bahasa Arab dan Ibrani mempunyai akar yang sama. Dalam bahasa Arab “Nafsii” dapat berarti nyawaku, jiwaku, diriku, nafsuku. Maka dalam bahasa Arab, ayat itu bisa berbunyi, “Yaa Robb, aslamtu nafsii ilaa yadayKa.” Artinya, “Wahai Tuhan, aku menyerahkan diriku ke dalam tangan-Mu (Kekuasaan-Mu)” Ini sebuah ikrar ke-Islaman yang mirip dengan ikrar ke-Islaman Nabi Ibrahim ketika Allah menyuruh beliau untuk ber-Islam. Orang yang disalib itu jelas-jelas menyerahkan diri-Nya untuk tunduk patuh kepada kekuasaan dan peraturan Allah, kepada Diinullah, kepada agama Allah. Secara singkat, kalimat itu bisa menajdi “Yaa Rabb, aslamtu nafsii ilayKa. Wahai Tuhan, aku menyerahkan diriku kepada-Mu)” Maka dengan demikian, orang itu telah meng-Islamkan dirinya kepada Tuhan alam semesta. Setelah menunjukkan ke-Islamannya di hadapan orang ramai, orang yang dianggap sebagai ‘Isa itu pun pingsan.

Wa naadaa ‘Iisaa bishowtin ‘azhiim wa qaal: “Yaa Abaa, fii yadayka aslamtu nafsii!”

Maka jelaslah bahwa seorang Muslim adalah orang yang tunduk kepada Allah, patuh kepada Allah, berserah diri kepada Allah. Jika Anda, wahai ahli kitab, ingin berdamai dengan Allah, maka masuklah ke dalam Islam! Allah telah menyeru Nabi Ibrahim: “Aslim!” Maka Nabi Ibrahim menyambut seruan itu: “Aslamtu li Robbil ‘alamin.” Alangkah indahnya jika Anda juga menyambut seruan Allah kepada Anda dengan kalimat yang sama. Sungguh Allah telah menyeru kalian:

Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah) (Isyhaduu bi annaa muslimuun)”. [QS. Ali Imran: 64]

‘Isa dan murid-muridnya telah menyeru orang-orang Yahudi yang ditangan mereka terdapat Taurat. Ketika mereka tidak mau tunduk kepada Allah yang esa, maka wajarlah jika beliau dan murid-muridnya berkata: “Isyhaduu bi annaa muslimuun!” untuk menunjukkan kepada para ahli kitab bahwa ‘Isa dan murid-muridnya adalah muslim dan berlepas diri dari ajaran bathil Farisi dan Saduki.

Begitu juga kami telah mengajak kalian, wahai yang ditangannya terdapat Alkitab, agar Anda masuk ke dalam Islam dan tunduk-patuh kepada Allah yang esa. Jika Anda menolaknya, saksikanlah oleh kalian bahwa kami adalah Muslim dan kami berlepas diri dari ajaran bathil yang kalian serukan!

Diriwayatkan dari Abu Dzar ra katanya: Nabi SAW bersabda: “Jibril as telah mendatangi aku lalu memberitahu berita gembira, yaitu siapa yang mati di kalangan umatku dalam keadaan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu, niscaya dia akan dimasukkan ke dalam Syurga.” [HR. Bukhori, Muslim, At-Tarmidzi, Ahmad bin Hanbal]

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra katanya: Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu niscaya akan memasuki Neraka.” [HR. Bukhori, Muslim, Ahmad]

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra katanya: Ketika Mu’adz bin Jabal mengikuti unta Rasulullah SAW dalam satu perjalanan, Rasulullah SAW memanggil: “Wahai Mu’adz!” Mu’adz menyahut: “Labbayk yaa Rasulallah! (Telah kuterima panggilanmu itu wahai Rasulullah.)” Rasulullah s.a.w memanggil lagi: “Wahai Mu’adz!” Mu’adz menyahut lagi: “Labbayk yaa Rasulallah!” Rasulullah SAW memanggil: “Wahai Mu’adz!” Mu’adz menyahut lagi: “Labbayk yaa Rasulallah!” Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mengucap Dua Kalimah Syahadat yaitu: laa ilaaha illallaah, wa anna Muhammadan ‘abduHuu wa RasuuluH, niscaya terselamatlah dia dari api Neraka.” Kemudian Mu’adz berkata: “Bolehkah aku memberitahu perkara ini kepada orang ramai agar mereka sebarkan berita gembira ini?” Rasulullah SAW bersabda: “Kalau begitu, lakukanlah dan berserahlah kepada Allah!” [HR. Bukhori, Muslim, Ahmad]

Kalimat di atas adalah kalimat keniscayaan, kepastian, bukan kalimat keraguan. Tidak ada keraguan di dalamnya. Ucapkanlah dua kalimah syahadah, maka bagi Anda surga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar